UU Cipta Kerja
Isi Pesan WhatsApp Kelompok Anarkis saat Demo UU Cipta Kerja, Polisi Bongkar Dalang di Baliknya
5 kelompok anarkis di grup KAMI Medan, yakni POK KAMI, Klinik Siti Khodijah, 177 Alkom, bom molotov, 722 pelaku unras 30 pelaku anarkis.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Ketua KAMI Medan Hairi Amri disebut dalangi kerusuhan yang terjadi saat aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja di Medan, yang dimulai pada Kamis (8/10/2020) lalu.
Hairi terbukti menjadi penyuplai logistik saat demo berlangsung.
Selain itu, pihak kepolisian juga menemukan sejumlah nama kelompok anarkis yang tergabung dalam grup WhatsApp (WA) bernama KAMI Medan.

Baca juga: KAMI Disebut Sengaja Buat Rusuh Demo UU Cipta Kerja di Medan, Kapolda Sumut: Bisa Kita Buktikan
Dikutip dari Tribun-Medan.com, Senin (12/10/2020), Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin mengaku, pihak kepolisian telah memiliki bukti terkait keterlibatan KAMI Medan dalam kerusuhan saat aksi demo UU Cipta Kerja terjadi.
"Untuk orang-orang yang menyerukan ujaran kebencian atau ajakan untuk melakukan anarki, ajakan untuk melakukan penjarahan, kebetulan di dalam grup yang menamakan dirinya grup KAMI Medan sedang pendalaman dan kita sudah lakukan penangkapan," terangnya seusai paparan di RS Bhayangkara Medan, Senin (12/10/2020).
"Hairi Amri selaku Ketua KAMI Kota Medan terbukti sebagai penyuplai logistik saat demo di DPRD Sumut beberapa waktu lalu."
Termasuk Hairi, total ada tiga orang dari KAMI Medan yang telah diamankan, dan akan segera dibawa ke Bareskrim Polri di Jakarta.
Martuani kemudian menyinggung bukti lain yang ia miliki, yakni screenshot atau tangkapan layar dari grup WA bernama KAMI Medan.
"Dalam grup itu berisi materi yang disertai pemetaan lima kelompok jaringan pelaku anarkis. Kelima kelompok itu disebut sebagai POK KAMI, Klinik Siti Khodijah, 177 Alkom, bom molotov, 722 pelaku unras 30 pelaku anarkis," tuturnya.
"Saat ini Ketua KAMI Kota Medan yang ditangkap sebagai dalang demo rusuh itu tengah menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polrestabes Medan," tegas Martuani.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (12/10/2020), total 253 orang ditangkap menyusul kericuhan yang terjadi di Medan, pada Kamis (8/10/2020) lalu.
Dari 243 yang diamankan di Polda Sumut, 198 orang diserahkan ke orangtuanya, 21 orang diserahkan ke Gugus Tugas Covid-19 karena hasil rapid test-nya reaktif, 3 orang positif narkoba, dan 24 orang tersangka.
Keesokan harinya, yakni Jumat (9/10/2020), unjuk rasa kembali terjadi kerusuhan.
Sebanyak 468 orang diamankan, 460 di antaranya dilepaskan dan 2 orang ditahan karena kedapatan memiliki bom molotov, 3 orang kepemilikan senjata tajam, dan 3 orang positif narkoba.
Baca juga: Beredar Fitnah Demokrat dan Cikeas Dalang Kerusuhan UU Cipta Kerja, SBY: Saya Dibeginikan Terus
SBY Bantah Dalangi Kerusuhan
Di sisi lain, Mantan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara tentang demo tolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang berujung ricuh.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap melalui tayangan di kanal YouTube Susilo Bambang Yudhoyono, diunggah Senin (12/10/2020).
Diketahui sebelumnya demonstrasi besar-besaran terjadi di depan Istana Negara dan gedung DPR pada Rabu sampai Kamis (7-8/10/2020) lalu.
Demo penolakan tersebut diinisiasi aliansi mahasiswa, buruh, dan masyarakat sipil, tetapi kerusuhan yang terjadi disinyalir ditimbulkan oleh kelompok perusuh yang belum diketahui identitasnya.
Setelah itu beredar desas-desus Partai Demokrat dan Keluarga Cikeas (SBY) adalah penyandang dana untuk kelompok perusuh ini.
Saat ditanya tentang hal tersebut, SBY segera membantah.
"Enggak tahu saya. Barangkali nasib saya dibeginikan terus," ujar SBY, mengakui dirinya merasa menjadi kambing hitamm dalam peristiwa tersebut.
SBY mengaku ini bukan kali pertama diirnya mendapat tuduhan semacam itu.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini mengaku saat itu ia mendapat fitnah yang sama persis, yakni menggerakkan massa untuk berdemo.
"Memang kalau saya ikuti, ya kembali seperti saya alami pada tahun 2015 dulu, saya dituduh dan difitnah menunggangi, menggerakkan, membiayai. Sama dengan sekarang, sebuah gerakan unjuk rasa besar," ungkapnya.
SBY menambahkan, ia memahami jika saat ini negara tengah mengalami pergolakan besar-besaran.

Baca juga: Prabowo Subianto Cerita Sempat Terjebak Massa Pendemo UU Cipta Kerja: Anak-anak Ada yang Hormat
Diketahui SBY menjabat sebagai presiden dalam dua periode pemerintahan.
"Saya ini orang tua. Pernah berjuang sebagai prajurit 30 tahun, pernah juga berada di pemerintahan 15 tahun, juga mengertilah, pemerintahan itu menghadapi banyak masalah," singgung purnawirawan TNI itu.
"Masalah itu harus dipecahkan. Saya dulu begitu, mengalami hal begitu," tambahnya.
Mantan Menko Polsoskam ini mengaku prihatin dengan banyaknya kabar bohong yang beredar akhir-akhir ini, terutama dalam hal UU Cipta Kerja.
"Jadi kalau tiba-tiba kemarin saya dituduh seperti itu, tidak baik. Tidak baik kalau negeri kita makin subur fitnah, hoaks, tuduhan-tuduhan tidak berdasar," ucap SBY.
"Andai kata saya ini punya kemampuan menggerakkan gerakan massa yang begitu luas di tanah air, andai kata saya punya uang dan tentu uangnya itu banyak, dengan menggerakkan aksi-aksi seperti itu, saya juga enggak punya niat. Tidak terpikir untuk melakukan sesuatu yang menurut saya tidak tepat saya lakukan," tambahnya. (TribunWow.com/Anung/Brigitta)
Artikel ini diolah dari tribun-medan.com dengan judul Ketua KAMI Medan Ditangkap Dugaan Dalang Aksi Ricuh di DPRD Sumut, Kapolda: Akan Dibawa ke Bareskrim dan Kompas.com dengan judul "Buntut Demo Rusuh di Medan, Ketua KAMI Medan Ditangkap dan Segera Dibawa ke Jakarta"