Breaking News:

UU Cipta Kerja

Singgung 'Kelompok Anarko', Terungkap Identitasnya Bukan Mahasiswa atau Buruh, Ini Kata Polisi

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengungkapkan fakta terkait oknum pendemo di berbagai kawasan di Jakarta.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Aparat Kepolisian bersitegang dengan pendemo di kawasan Harmoni, Jakarta, Kamis (8/10/2020). Demonstrasi menolak UU Cipta Kerja berlangsung ricuh. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNWOW.COM - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengungkapkan fakta terkait oknum pendemo di berbagai kawasan di Jakarta.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Kamis (8/10/2020).

Diketahui unjuk rasa terjadi di berbagai wilayah menolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, Sabtu (18/7/2020).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, Sabtu (18/7/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

Baca juga: Pengakuan Korban Salah Tangkap saat Demo, Berlindung di Minimarket: Tanpa Tanya Langsung Digebuki

Demonstrasi dilakukan oleh aliansi buruh, mahasiswa, dan masyarakat.

Aparat lalu mengamankan sejumlah orang yang diduga menimbulkan kericuhan dan bentrok pada demo yang berlangsung.

"Kita mengamankan sampai sekitar 1.000," papar Yusri Yunus.

Ia menyebutkan kebanyakan yang diamankan adalah mereka yang merupakan 'kelompok anarko'.

"Yang kita amankan adalah anarko-anarko yang mencoba melakukan pengrusakan," ungkapnya.

Yusri lalu mengungkapkan identitas para anarko yang merusak berbagai fasilitas publik ini.

Menurut dia, rata-rata mereka bukanlah pendemo yang menyuarakan aspirasinya terkait UU Cipta Kerja.

"Mereka itu rata-rata tidak ada sama sekali buruh dan mahasiswa," jelas Yusri Yunus.

"Mereka itu orang-orang yang memang pengangguran, berasal dari beberapa daerah," lanjut Kabid Humas.

Ia menuturkan hal itu diketahui berdasarkan pemeriksaan terhadap 'kelompok anarko' ini.

Baca juga: Dua Fraksi DPR Tolak UU Cipta Kerja, Aria Bima: Drama Politik Gaya PKS dan Demokrat Ini Sudah Basi

"Yang datang baik itu menggunakan kereta api, kemudian truk-truk, yang pada saat kita lakukan pemeriksaan, mereka itu pengangguran semuanya," jelas dia.

Dalam tayangan yang sama, sebelumnya Yusri menyebutkan sebanyak 12.500 personil diturunkan sejak pagi di berbagai titik untuk melakukan pengamanan.

Tidak hanya itu, pengamanan juga dilakukan oleh polres-polres penyangga.

Meskipun sempat terjadi huru-hara, Yusri menjelaskan saat ini situasi sudah kondusif.

"Sudah kita instruksikan kepada anggota untuk lakukan (pengamanan) secara persuasif dan humanis," paparnya.

Ia menyinggung para pengrusak fasilitas umum tersebut diduga bukan demonstran murni, melainkan perusuh yang menyelinap di antara massa.

"Ada beberapa fasilitas yang dirusak. Sejak kemarin ada satu kendaraan, hari ini ada kendaraan kepolisian di Daan Mogot yang sempat dirusak oleh massa, yang merupakan indikasinya perusuh, bukan lagi teman-teman dari buruh," jelas Yusri.

Lihat videonya mulai menit 15.00:

Demo Mahasiswa Tolak UU Cipta Kerja di Harmoni Berujung Ricuh

Demonstrasi dari aliansi mahasiswa terjadi di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020).

Dilansir TribunWow.com, unjuk rasa tersebut merupakan aksi penolakan terhadap Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang baru saja disahkan DPR RI.

Undang-undang yang menuai kontroversi tersebut dianggap akan merugikan berbagai kalangan pekerja, terutama buruh.

Dalam tayangan di kanal YouTube Kompas TV, tampak situasi demo di kawasan Harmoni berujung ricuh.

Baca juga: Lewat Akun FBnya, Dosen Ini akan Beri Nilai A pada Mahasiswanya yang Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja

Di satu sisi tampak polisi berseragam lengkap dengan shield mengadang para demonstran.

Di sisi yang lain, massa melempar aparat dengan berbagai benda.

Polisi melindungi diri dengan shield yang mereka pegang.

Teriakan terdengar dari segala penjuru oleh demonstran.

Aparat tampak membuat barikade dari shield dan berusaha mengarahkan demonstran ke satu sisi.

Terlihat sejumlah massa mengenakan helm sebagai pelindung.

Massa dari aliansi mahasiswa berdemo di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat dalam rangka menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020).
Massa dari aliansi mahasiswa berdemo di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat dalam rangka menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020). (Capture YouTube KompasTV)

Selain itu, banyak pula yang mengenakan almamater sebagai tanda identitas mahasiswa.

Sekelompok orang berupaya menenangkan kericuhan yang terjadi dengan berdiri di depan barikade aparat.

Mereka mengangkat tangan dan berseru unuk menenangkan massa.

Baca juga: Kondisi Terkini Simpang Harmoni setelah Ricuh Aksi Demo Tolak UU Cipta Kerja

Dikutip dari Kompas.com, arus lalu lintas di Simpang Harmoni tersendat akibat unjuk rasa tersebut.

Seorang orator memimpin jalannya demonstrasi.

"Kita geruduk Istana Presiden yang dibangun dengan perjuangan rakyat," seru seorang orator.

Massa dari aliansi mahasiswa berdemo di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat dalam rangka menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020).
Massa dari aliansi mahasiswa berdemo di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat dalam rangka menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020). (Capture YouTube KompasTV)

Baca juga: Deretan Video Viral Demo Tolak UU Cipta Kerja, #STMMelawan dan #MahasiswaBergerak Jadi Trending

Menurut Koordinator Media Aliansi BEM SI Andi Khiyarullah, massa menuntut judicial review atas UU Cipta Kerja.

Massa juga mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang.

"Secara narasi, kita sepakat menolak dan mengusahakan alternatif lain seperti JR (judicial review) dan mendesak Presiden untuk mengeluarkan perppu," jelas Andi Khiyarullah.

Menurut Andi, demonstrasi ini diikuti 5.000 mahasiswa dari 300 kampus.

Selain itu, banyak daerah lain yang menggelar unjuk rasa dengan agenda yang sama.

"Kami Aliansi BEM SI akan melaksanakan Aksi Nasional yang dilaksanakan terpusat pada tanggal 8 Oktober 2020, dan juga akan ada aksi serentak di wilayah masing-masing," ungkap Andi.

Menurut Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Lilik Sumardi, kepolisian akan melakukan rekayasa pengalihan arus saat demonstrasi berlangsung.

"Untuk sementara kami alihkan," kata Lilik Sumardi. (TribunWow.com/Brigitta)

Tags:
Demonstrasi UU Cipta KerjaUU Cipta KerjaAnarkoDemonstran
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved