Terkini Daerah
Fakta Penyerangan di Klaten oleh Sekelompok Orang, Awalnya Dipicu Penagihan Utang Rp 100 Ribu
Baru-baru ini masyarakat Dukuh Kampung Sewu, Keden, Pedan, Klaten digegerakan dengan aksi penyerangan yang dilakukan sekelompok orang, pada Minggu.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Masyarakat Dukuh Kampung Sewu, Keden, Pedan, Klaten digegerakan aksi penyerangan yang dilakukan sekelompok orang, pada Minggu (4/10/2020) malam.
Kapolres Klaten AKBP Edy Suranta Sitepu memastikan penyebab dari penyerangan yang terjadi merupakan permasalahan pribadi dari perseorangan.
"Ini murni kasus pribadi," kata Kapolres, Minggu (4/10/2020).

Kapolres juga membantah isu yang beredar belakangan karena masalah politik.
"Tak ada unsur politik di sini." kata Kapolres.
Untuk mengetahui soal kasus penyerangan yang terjadi di Pasar Pedan, Klaten, berikut rangkuman 5 faktanya.
• Penyerangan oleh Sekelompok Orang Bercelana Hitam di Pedan Klaten, Pelaku Bawa Pedang hingga Batu
1. Kronologi Penyerangan di Pedan Klaten
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com kejadian berawal pukul 18.30 WIB.
Kejadian bermula saat empat orang yang mendatangi rumah salah satu warga setempat bernama Ucup.
Kedatangan empat orang itu untuk menangih hutang Rp 100 ribu.
Saat datangi, Ucup meminta agar mereka datang pukul 20.00 WIB.
Namun, keempat orang tersebut tak terima dan menghajar warga tersebut dengan sebatang besi.
Setelah menghajar Ucup, keempat orang itu pergi meninggalkan rumah Ucup.
Sebelum meninggalkan TKP, keempat orang tersebut sempat merusak salah satu gerobak milik warga setempat.
Lalu, sekitar pukul 19.30 WIB, datang sekelompok orang mendatangi TKP kembali.
Mereka datang kembali dengan massa yang lebih banyak.
Ada sekitar ratusan orang menggeruduk ke Jalan Ronggowarsito Kampung Sewu, Keden, Pedan, Klaten.
Mereka mendatangi lokasi kejadian, dan sempat menghajar seseorang yang mereka lewati.
Diduga, sekelompok orang tersebut masih mencari warga tersebut.
Saat itu, warga disekitar lokasi kejadian ada yang langsung menutup semua pintu dan mematikan lampu rumah.
Selain itu, warga juga tak berani keluar karena takut menjadi sasaran amukan sekelompok orang bercelana hitam.
Kapolres Klaten AKBP Edy Suranta Sitepu mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan tersebut sekitar pukul 20.00 WIB.
"Kami langsung ke lokasi dan membubarkan kerumunan tersebut," kata dia.
Melihat Polisi yang mulai datang, sekelompok massa tersebut langsung membubarkan diri.
• Pengakuan Saksi Mata Penyerangan di Klaten: Warga Berhamburan Selamatkan Diri dan Anak-anak Menangis
2. Sebanyak 74 Orang Digelandang ke Mapolres Klaten

Kapolres Klaten AKBP Edy Suranta Sitepu mengatakan, pihaknya berhasil mengamankan 74 orang.
Mereka diamankan paska terjadi penyerangan di Kampung Sewu, Keden, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten
"Kami mendapat laporan sekira pukul 20.00 WIB, dan kami langsung ke lokasi dan membubarkan kerumunan tersebut." kata Kapolres.
"Kami juga mengamankan 74 orang untuk dibawa ke Mapolres Klaten untuk dilakukan pemeriksaan," jelasnya.
Pihaknya masih mendalami penyebab dari penyerangan yang terjadi.
Menurutnya, masalah ini dipicu karena kesalahpahaman antar pihak.
Sehingga ini murni masalah pribadi antara pihak yang terlibat.
3. Warga Tak Berani Keluar dan Anak-Anak Terus Menangis
Menurut keterangan warga yang berada di sekitar lokasi kejadian, Atmanto (53), kejadian itu terjadi secara tiba-tiba sekira pukul 19.30 WIB.
Mereka berjalan menuju kawasan Pasar Pedan.
"Mereka teriak-teriak mencari anggota sebuah organisasi massa." ujar Atmanto kepada TribunSolo.com, Senin (5/10/2020).
"Berteriak kencang berkali-kali," imbuhnya.
Melihat itu, warga pun langsung berhamburan berlari masuk ke rumah, mengunci pintu, dan tak berani keluar.
Armanto mengatakan kelompok tersebut berjalan sambil merusak instalasi beberapa toko yang ada di jalan yang mereka lewati.
Anak-anak, lanjut Atmanto, juga menangis ketakutan karena insiden penyerangan itu.
"Saat itu anak-anak belum tidur, mereka pada takut semua," tutur dia.
"Tiga anak keponakan saya yang perempuan semua juga takut semua," tambahnya.
Atmanto mengungkapkan situasi mulai kondusif pasca personel kepolisian diterjunkan ke lokasi kejadian.
• Dipicu Utang Rp 100 Ribu, Ini Kronologi Penyerangan di Klaten oleh Sekelompok Orang Bercelana Hitam
4. Pemdes Keden Inventarisir Kerusakan yang Dialami
Kepala Desa Keden, Agit Adethya Putra, dari hasil pendataan ada dua gerobak milik pedagang yang rusak,
"Kemarin diminta melakukan pendataan, dan sudah kami lakukan." katanya, Senin (5/10/2020).
"Setahu saya ada dua gerobak yang rusak," ujar Agit.
Selain gerobak milik pedagang, ada sejumlah bagian rumah warga yang juga dirusak.
"Sejumlah fasilitas warga juga ada yang rusak," tambahnya.
Agit menuturkan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan kepolisian sebelum memutuskan langkah yang akan diambil.
"Kita masih menunggu hasil pemeriksaan kepolisian seperti apa," tutur dia.
"Imbauannya, warga tetap menjaga keamanan lingkungan masing-masing," imbuhnya.
Dia menyayangkan terjadinya insiden penyerangan sekolompok massa di kawasan Pasar Pedan.
Menurutnya, insiden tersebut berdampak kepada warga dan para pedagang di kawasan tersebut.
"Kasihan pedagang-pedagang tidak tahu apa-apa, pukul 20.00 WIB sudah tutup." ucap dia.
"Padahal jam tersebut baru ramai-ramainya," jelasnya.
5. Kondisi Pasar Pedan Klaten Paska Insiden Penyerangan

Sejumlah pedagang masih membuka lapak mereka pasca insiden penyerangan sekolompok massa di kawasan tersebut, Minggu (4/10/2020) malam.
Dari pantauan TribunSolo.com, lapak sepeda dan sayuran, misalnya masih buka dan melayani pelanggan sekira pukul 11.10 WIB.
Cengkrama antara penjual dan pembeli masih terdengar.
Keasyikan pembeli memilih barang incaran mereka masih bisa dijumpai di kawasan Pasar Pedan.
Selain itu, tidak ada rekayasa lalu lintas yang diterapkan di kawasan Pasar Pedan.
Arus lalu lintas terpantau lancar dengan didomonasi kendaraan roda dua.
(TribunSolo.com/Naufal Hanif Putra Aji)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul 5 Fakta Mencekamnya Penyerangan di Pedan Klaten, Polisi Amankan 74 Orang