Terkini Daerah
Cegah Gesekan, Polisi Langsung Turun Tangan Lihat Warga Teriak-teriak Minta Demo di Gejayan Bubar
Polisi berhasil menghentikan ketegangan hingga tak menimbulkan gesekan antara warga setempat dengan massa demo aksi menolak omnibus law.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Polisi berhasil menghentikan ketegangan hingga tak menimbulkan gesekan antara warga setempat dengan massa demo aksi menolak omnibus law cipta kerja di simpang Tiga Gejayan, Yogyakarta.
Diketahui, Aliansi Rakyat Bergerak mengelar aksi menolak Omnibus Law Cipta Kerja dengan berorasi serta membakar ban di simpang Tiga Gejayan, Sleman.
Kemudian, sekitar pukul 19.10 WIB warga mulai berdatangan untuk membubarkan aksi tersebut lantaran dirasa menggangu pengguna jalan.

• Kronologi Rombongan Gatot Nurmantyo dan Pendemo Bentrok di TMP Kalibata, Ada Teriakan Hajar, Bunuh
"Koe wis do demo (Kalian sudah demo) sak iki bubar (sekarang bubar). Mesakne warga ki lho, raiso liwat (Kasihan warga tidak bisa lewat)," ucap salah satu warga sambil mendekati massa aksi yang berada di simpang Tiga Gejayan, Senin (5/10/2020).
Melihat warga yang bergerak semakin mendekat, polisi langsung meminta agar warga mundur.
Warga bahkan sempat berteriak-teriak meminta massa aksi bubar.
Sehingga sempat terjadi ketegangan. Namun massa aksi tetap menahan diri dan tidak terpancing.
Sehingga tidak sampai terjadi gesekan.
Massa kemudian melanjutkan aksi di depan gerbang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Sekitar pukul 20.00 WIB massa aksi dari Aliansi Rakyat Bergerak membubarkan diri.
Kapolres Sleman AKBP Anton Firmanto mengatakan, Aliansi Rakyat Bergerak menyuarakan terkait dengan penolakan omnibus law.
"Mereka melaksanakan kegiatanya dadakan, karena melihat di Jakarta sedang disahkan RUU informasinya seperti itu," ungkapnya.
• Minta Jajaran Pengawas Pilkada Jadi Teladan Hidup Sehat, Bawaslu: Ekspektasi Publik Sangat Besar
Menurut Anton, aksi demo menolak Omnibus Law berjalan tertib.
Pihaknya juga sudah memberikan kesempatan kepada Aliansi Rakyat Bergerak untuk menyampaikan aspirasinya.
"Kita beberapa kali memberikan himbauan agar mereka segera membubarkan diri, karena batas waktu yang diatur untuk unjuk rasa sampai pukul 18.00," ujarnya.
Aliansi Rakyat Bergerak Gelar Aksi di Simpang Tiga Gejayan
Sejumlah orang yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak menggelar aksi menolak pengesahan omnibus law Undang-undang (UU) Cipta Kerja di simpang tiga Gejayan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain berorasi, demonstran juga membakar ban.
"Omnibus law yang tidak membawa manfaat kepada masyarakat hari ini sudah disahkan menjadi UU," ujar Lusi, Humas Aliansi Rakyat Bergerak, di simpang tiga Gejayan, Sleman, Senin (5/10/2020).
Lusi menyampaikan, Aliansi Rakyat Bergerak menolak omnibus law UU Cipta Kerja karena dalam perumusannya tidak mengedepankan asas partisipasi publik.
• Muncul Isu Gatot Nurmantyo dan Moeldoko Ngebet Pilpres, Refly Harun: Bila Perlu Capres 10 atau 15
Selain itu, perumusan regulasi ini juga dianggap mengabaikan kritik dan gelombang demonstrasi penolakan.
"Aksi hari ini merupakan respons kita. Kita akan terus menolak omnibus law tanpa kompromi," tegasnya.
Dari pengamatan Kompas.com sampai 18.53 WIB, massa Aliansi Rakyat Bergerak masih berada di simpang tiga Gejayan. Mereka masih berorasi dan membakar ban.
Jalan menuju simpang tiga Gejayan juga ditutup sementara. Arus kendaraan yang melalui ruas jalan itu terpaksa dialihkan.
Polisi sudah dua kali coba membubarkan massa yang masih menduduki simpang Tiga Gejayan. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Sampai saat ini polisi masih berjaga di sekitar simpang Tiga Gejayan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Aksi Tolak Omnibus Law di Gejayan Yogya Diwarnai Ketegangan dengan Warga dan Tolak Pengesahan UU Cipta Kerja, Aliansi Rakyat Bergerak Duduki Simpang Tiga Gejayan