Liga 1
Manajemen Borneo FC Beberkan Kerugian akibat Liga 1 2020 Ditunda: Semua Harus Terbuang Sia-sia
Manajemen Borneo FC membeberkan daftar kerugian yang harus dialami oleh timnya karena penundaan Liga 1 2020.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Manajemen Borneo FC membeberkan daftar kerugian yang harus dialami oleh timnya karena penundaan Liga 1 2020.
Keputusan PSSI untuk menunda kembali Liga 1 dan Liga 2 2020 menuai protes dari banyak pihak.
Seperti diketahui, pada Selasa (28/9/2020), PSSI mengumumkan secara resmi bahwa Liga 1 dan Liga 2 2020 harus kembali ditunda dengan harapan bisa dimulai kembali pada November mendatang.
• Liga 1 Kembali Ditunda, Pelatih Persib Bandung Robert Alberts: Harus Cari Target Baru Lagi
Keputusan itu diambil sesuai dengan tidak terbitnya izin keramaian dari Polri karena masih tingginya penyebaran virus corona di Indonesia.
Ternyata, banyak pihak kurang setuju dengan keputusan tersebut.
Borneo FC menjadi salah satu klub yang menyatakan keberatannya atas keputusan menunda Liga 1 2020.
Manajemen Borneo FC merasa dirugikan karena sudah melakukan banyak persiapan untuk kembali melanjutkan kompetisi musim ini.
Borneo FC telah membeli tiket penerbangan ke Yogyakarta karena akan berganti markas di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Di sisi lain, manajemen Pesut Etam juga sudah membayar uang muka hotel karena harus melakoni laga pekan keempat di kandang Madura United.
"Kami sudah menyiapkan semuanya di Yogyakarta," ucap Farid, manajer Borneo FC, seperti dikutip Bolasport.com dari laman resmi klub.
"Termasuk panpel dan juga tiket penerbangan untuk 46 orang. Selain itu juga DP untuk hotel di Madura. Semua harus terbuang sia-sia," kesalnya.
• Liga 1 dan Liga 2 Resmi Ditunda, Timnas U-19 Indonesia Kena Dampaknya
Menurut Farid, pihaknya sadar bahwa Covid-19 di Indonesia masih belum terkendali dan bisa membahayakan banyak pihak.
Hanya saja, penundaan Liga 1 2020 dua hari jelang pelaksanaan merupakan langkah yang kurang tepat.
Sebab, hal itu dinilai kurang menghargai usaha tim yang sudah mengumpulkan pemain dan membeli akomodasi untuk melanjutkan kompetisi.
"Mereka tidak memikirkan klub. Kemarin klub diberi harapan jika kompetisi digulirkan dan kita menyiapkan semuanya," tutur Farid.