Terkini Nasional
Bahas Persoalan Ahok, Refly Harun Yakini Ada Penunggang Gelap di Pertamina: 'Mafia Migas'
Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok kembali menjadi sorotan setelah membongkar kebobrokan perusahaan yang dipimpin.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok kembali menjadi sorotan setelah membongkar kebobrokan perusahaan yang dipimpin.
Banyak pihak yang justru mempersoalkan sikap dari Ahok tersebut, selain karena tidak dinilai etis juga seharusnya bisa langsung menyelesaikannya di internal.
Satu di antaranya disampaikan oleh Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun melalui kanal Youtube miliknya, Refly Harun, Jumat (18/9/2020).

• Dahlan Iskan Angkat Bicara soal Geger Ahok Minta BUMN Dibubarkan: Itu Bukan Pemikiran Baru
• Singgung Rugi Pertamina Rp 11 Triliun, Said Didu: Kalau Ahok Tidak Berubah akan Gagal Menjadi Komut
Dalam kesempatan itu, Refly Harun sedikit menyayangkan apa yang dilakukan oleh Ahok, meski niat sebenarnya adalah baik.
Meski begitu, lantaran sudah dibuka, Refly Harun meminta kepada Ahok untuk bisa segera menyelesaikan persoalan tersebut, termasuk juga persoalan lainnya di Pertamina.
Refly Harun kemudian menyakini bahwa terdapat para penunggang gelap di perusahaan-perusahaan pelat merah, tidak terkecuali perusahaan besar seperti Pertamina.
Disebutnya bahwa para penunggang gelap itulah yang menjadi parasit di perusahaan BUMN, lantaran hanya untuk mencari keuntungan besar.
"Yang kedua, jangan mengandaikan bahwa perusahaan seperti Pertamina tidak ada free riders-nya, penumpang gelapnya," ujar Refly Harun.
"Ini juga perlu dicatat. Penumpang gelap itu bisa siapa saja, bisa pengusaha yang sangat powerfull, yang namanya pernah beredar dalam pilpres, misalnya," jelasnya.
"Di mana kerjanya itu mencari keuntungan yang besar dari impor minyak. Dari Singapura misalnya, untuk kebutuhan dalam negeri," lanjutnya.
• Titip Masalah Ahok ke Arya Sinulingga, Said Didu: Kalau Enggak Kuat Keluar dari Pertamina
Meski tidak menyebutkan nama-nama penunggang gelap, Refly Harun menyebut ada kemungkinan adalah mereka yang memiliki hubungan dekat dengan penguasa atau pemerintah.
"Atau mungkin dari orang-orang yang berkuasa di inner circle kekuasaan," kata Refly Harun.
"Yang seperti ini juga untouchable, makanya orang mengatakan 'mafia migas'," ungkapnya.
"Orang yang tidak tersentuh ini harus diteriaki," tegasnya.
Lebih lanjut, mantan Komisaris Utama PT Pelindo ini juga menyadari bahwa tidak akan mudah tentunya untuk menghilangkan para penunggang gelap yang justru akan merugikan BUMN itu sendiri.
"Masalahnya, belum tentu efektif. Kalau kita diam-diam kepada presiden, diam-diam kepada menteri BUMN, karena ya, jangan-jangan mereka yang kita katakan sebagai mafia migas itu adalah para cukong pemilu," kata Refly.
"Mereka yang membiayai kegiatan pemilu di seluruh Indonesia ini," jelasnya.
• Singgung Rugi Pertamina Rp 11 Triliun, Said Didu: Kalau Ahok Tidak Berubah akan Gagal Menjadi Komut
Simak videonya mulai menit ke- 8.40
Said Didu Beri Sambutan Ahok: Kalau Enggak, Sudah Ganti Nama
Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok kembali menuai kontroversi.
Kritik yang dilakukan oleh Ahok terhadap internal PT Pertamina yang kemudian dibuka ke media dinilai kurang tepat dilakukan.
Dalam kritiknya tersebut, Ahok bahkan meminta atau menyarankan supaya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lebih baik dibubarkan.

• Pasca Bongkar Aib Pertamina, Ahok Sampaikan Kritik ke Erick Thohir: Diterima dengan Baik
• Akibat Pertamina Merugi dan Viral Kritik di Medsos, Ahok Bakal Dicopot? Ini Jawaban Erick Thohir
Terkait hal itu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu justru memberikan sambutan kepada Ahok.
Dilansir TribunWow.com dalam acara Indonesia Business Forum, Rabu (16/9/2020), Said Didu menilai seorang Ahok sudah kembali.
Menurutnya, bukan Ahok namanya kalau tidak membuat kontroversi.
Sebagai orang yang sudah memperhatikan cukup lama, Said Didu mengaku sudah sangat mengenal sosok Ahok.
Mulai dari ketika masih menjadi pejabat sebagai gubernur DKI Jakarta hingga menjadi Komut di Pertamina pasca keluar dari balik jeruji besi.
"Saya melihat, selamat datang kembali Ahok ke dunianya," komentar Said Didu.
"Ahok itu baru Ahok kalau kontroversial. Kalau enggak kontroversial, sudah ganti nama," lanjutnya.
Said Didu mengatakan bahwa apa yang disuarakan oleh Ahok itu merupakan tugasnya sebagai seorang komisaris utama dan seharusnya bisa diselesaikan bersama internalnya.
Namun ketika Ahok justru membongkarnya ke publik menandakan dirinya seperti mengeluh.
• Tak Terima, Andre Rosiade Bantah Deretan Fakta yang Disebut Ahok: Saya Takut Dibisiki yang Salah
"Ini tugas dia semua. Jadi seakan-akan Ahok ini mengeluh dia tidak mampu melaksanakan tugasnya dan disampaikan ke publik," ungkit Said Didu.
"Jadi itu pertanyaan saya, apakah dia mau memperbaiki atau sudah angkat tangan?" sindirnya.
Lebih lanjut, Said Didu lantas menyinggung keluhan dari Ahok yakni berkaitan bahwa banyak direksi yang menyalahi prosedur lantaran mengambil tugas dari komisaris utama.
Dikatakannya bahwa komisaris utama lah yang memiliki kewajiban untuk berhubungan langsung dengan eksternal, baik ke menteri, DPR hingga presiden.
"Karena semua yang disampaikan itu tugas komisaris. Seperti dia menyatakan, direksi sering ke menteri," jelas Said.
"Lah, itu tugas komisaris ke menteri, bukan tugas direksi. Kalau perlu komisaris ke presiden," lanjutnya.
"Tugas Ahok itu empat, ke presiden, ke DPR, ke Menteri ESDM, ke Menteri Keuangan, nagih utang, dan lain-lain. Itu tugas dia, tapi enggak dia laksanakan," tutupnya.
Simak videonya mulai menit ke- 6.55
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)