Kabar Tokoh
BTP Ungkap Siasat Oknum Internal Pertamina Pancing Emosi saat Rapat, 'Ahok Mengganggu Keharmonisan'
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok merasakan ada oknum yang ingin supaya dirinya dikeluarkan dari Pertamina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Komisaris Utama (Komut) Pertamina Basuki Tjahaja Purnama BTP) blak-blakkan membongkar apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh internal perusahaan plat merah tersebut.
Pria yang akrab disapa Ahok itu menceritakan bahwa ada oknum yang tak senang dirinya menjadi Komut Pertamina sehingga berusaha menyingkirkannya.
Satu cara yang dilakukan adalah dengan memancing supaya emosi Ahok keluar.

• Bongkar Pejabat Pertamina yang Dicopot Tetap Terima Gaji Fantastis, Ahok: Bayangin Rp75 Juta
Dikutip dari YouTube POIN, Senin (14/9/2020), Ahok mengakui emosinya sempat terpancing saat menjalani rapat.
Kejadian tersebut terjadi ketika dirinya mengadakan rapat internal bersama internal Pertamina tentang kilang minyak.
Pada rapat tersebut, Ahok menceritakan bagaimana ada pihak internal Pertamina yang bersikap tidak profesional sehinga memancing emosinya.
"Berapa investor yang nawarin mau kerja sama, kalian diamkan," ujar Ahok menceritakan rapat yang ia lakukan saat itu.
"Terus yang sudah ditawarin kenapa tolak (ditolak), terus kenapa kerja seperti ini?"
"Sempat saya emosi juga kemarin, mereka mau mancing saya emosi," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Ahok mengatakan, apabila dirinya menjadi emosional, ia bisa dilaporkan kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) atas tudingan mengganggu kekompakkan internal Pertamina.
"Ahok menganggu keharmonisan," kata dia.
Otaknya Pinjam Duit
Selanjutnya, Ahok mengungkit bagaimana Pertamina memiliki utang hingga 16 miliar USD.
Meskipun memiliki utang yang besar, Pertamina tetap berencana mengakuisisi ladang minyak di luar negeri.
"Tiap kali otaknya minjam duit aja ini," kata Ahok.
"Saya sudah kesal ini."
"Pinjam duit terus akuisisi terus," lanjutnya.
Politisi yang juga pernah menjadi mantan napi itu menyoroti bagaimana Indonesia sebenarnya diberkahi begitu banyak sumber daya alam yang berpotensi memiliki minyak dan gas.
"Tidak berpikir tentang eksplorasi (tambang minyak di dalam negeri)," kata Ahok.
"Kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi punya minyak, punya gas."
"Lu ngapain di luar negeri," sambungnya.
Ahok menduga alasan Pertamina ingin mengakuisisi ladang minyak di luar negeri karena ada keuntungan tersendiri yang akan masuk ke kantong pribadi.
Melihat kondisi Pertamina yang dipenuhi begitu banyak intrik, Ahok menekankan betapa pentingnya memiliki sifat jujur.
"Yang utama adalah jujur, karena kejujuran dan loyalitas itu tidak ada sekolah," ujar dia.
"Kita berdoalah supaya di Indonesia itu ladangnya bisa siap untuk benih-benih baik ditaburkan," pungkasnya.
• Bahas Korupsi dan Transparansi, Ahok: Saya Digaji untuk Menyelamatkan Uang Pertamina
Simak video selengkapnya mulai menit ke-5.10:
Ahok Blak-blakan Ungkap Gaji Jadi Komisaris di BUMN
Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok secara terang-terangan mengungkap gajinya menjadi petinggi BUMN tersebut.
Dengan jelas, Ahok mengatakan bahwa gaji Komut PT Pertamina jauh lebih besar dari gaji Gubernur DKI Jakarta.
Hal itu disampaikan Ahok saat melakukan live Instagram dengan Presenter Andy F. Noya di @kickandyshow yang tayang pada Sabtu (27/6/2020).
"Gedean mana gaji sebagai Gubernur atau Komisaris?" tanya Andy.
"Kalau gaji lebih gede jadi Komisaris lah," tegas Ahok.
Lalu, Andy F. Noya bertanya pilihan Ahok menjadi Komut di perusahaan BUMN atau menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Ahok secara terang-terangan memilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Pasalnya, kesempatan membantu orang lebih besar ketika menjadi gubernur.
"Mana yang lebih menyenangkan buat Anda jadi Komisaris atau jadi Gubernur," tanya Andi.
"Dua-dua sama tapi jadi Gubernur lebih enak, kita bisa nolong orang banyak," jawab Ahok.
Ahok menceritakan bahwa dana operasional di DKI Jakarta lebih besar.
Sehingga, dirinya bisa lebih banyak membantuk rakyat Jakarta.

Terlebih jika tanpa Wakil Gubernur, maka dana yang didapat akan lebih banyak.
"Saya punya dana operasional itu satu bulan kita bisa pakai hampir Rp 3 miliar untuk bantu orang miskin langsung saya transfer ke rekening dia masing-masing."
"Jadi kalau digabung tau sendiri tanpa wakil bisa Rp 4 miliar lebih dana operasional, kita bisa bantu apa saja untuk masyarakat membbutuhkan, terutama yang ijazahnya nyangkut," jelas Ahok.
• Dirut Pertamina Sebut Keuntungan Kerja dengan Ahok yang Punya Banyak Followers: Tak Perlu Endorser
Mantan suami Veronica Tan itu mengatakan banyak orang mendatangi Kantor Gubernur untuk meminta pertolongan.
Biasanya dia akan memberikan bantuan dengan dana operasional melalui transfer rekening Bank.
Pasalnya, dia juga tak mau terjadi kesalahpahaman atau tuduhan yang tidak benar terkait hal tersebut.
"Kadang-kadang ijazahnya nyangkut, dia butuh beli obat, menanggung BPJS, tiap pagi itu orang datang kita kasih saja, asal punya rekening , enggak punya rekening Bank kita bukakan saja di Bank DKI."
"Saya enggak mau dituduh nilep uang operasional kan, kalau kontan kan bisa dituduh nilep tapi kalau semua itu rekening bak, ditransfer ke yang mau kita bantu itu bisa tercatat dengan baik," kata Ahok.
Saat ditanya apakah benar lebih bahagian menjadi Gubernur, Ahok lantas membenarkannya.
Menjadi Komut dirinya tak memiliki dana operasional yang digunakan untuk membantu masyarakat.
"Iya jadi Komisaris kita enggak punya dana itu," imbuhnya.
• Pada Refly Harun, Ganjar Pranowo Ungkap Hubungannya dengan Ahok: Pernah Mau Berkelahi
Lalu secara gamblang, Ahok mengatakan gaji pokok Gubernur hanya Rp 7 juta.
Meski ada beberapa tunjangan, tetap saja gaji Komut di BUMN lebih besar.
"Iyalah kalau gajinya Gubernur kan cuma 7 juta lebih sebulan."
"Tunjangan uang makan kira-kira Rp 30 juta memang ada mobil, sopir tapi kan kita tidak bisa dapat," katanya.
Pria 53 tahun ini mengatakan bahwa gaji sebagai Komut BUMN sekitar Rp 170 juta.
"Kalau di Pertamina kita bisa dapat 170 juta gaji."
"Ya kalau jadi Gubernur adalah uang buat istilahnya PB 1 satu kali gaji 70 juta, tapi lebih enak bisa bantu orang karena ada dana operasional itu," ungkap dia. (TribunWow.com/Brigitta/Gipty)