Virus Corona
Keterbatasan Akses Jadi Keuntungan selama Pandemi, Kabupaten Puncak Papua Masih Terbebas Covid-19
Keterbatasan akses yang selama ini menjadi masalah bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Puncak, Papua.
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Keterbatasan akses yang selama ini menjadi masalah bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Puncak, Papua, justru memberikan keuntungan selama pandemi Covid-19.
Bupati Puncak Willem Wandik mengatakan, sulitnya akses masuk ke wilayahnya mempermudah gugus tugas Covid-19 setempat mengendalilkan lalu lintas manusia.
Kabupaten Puncak hanya bisa dicapai lewat jalur udara. Penerbangan bisa ditempuh dari Jayapura, Nabire, dan Mimika, menuju Bandara Ilaga, Puncak.

• Sempat Ajak Masyarakat Perangi Virus Corona, Kini Ade Firman Hakim Meninggal Diduga karena Covid-19
"Kalau seandainya ada jalan darat, akses dari mana-mana masuk, kemungkinan besar kita akan sulit, tapi dengan satu-satunya jalur masuk melalui udara, dan Covid-19 ini dari luar," kata Willem di Jayapura, Selasa (15/9/2020).
Aturan itu diberlakukan tanpa pengecualian. Willem bahkan pernah tertahan di Jayapura karena penutupan akses penerbangan itu.
"Saya saja tertahan di sini (Jayapura) sampai empat bulan," kata dia.
Setelah adanya relaksasi, akses masuk dan keluar manusia kembali dibuka dengan persyaratan ketat.
Willem menjelaskan, hanya masyarakat yang memiliki kepentingan sangat mendesak yang diperbolehkan masuk atau keluar Kabupaten Puncak.
Mereka juga harus menjalani rapid test Covid-19 sebelum terbang.
Sejumlah langkah antisipasi pun telah disiapkan jika ditemukan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Puncak.
"Kami sudah kontrak dengan salah satu maskapai untuk melakukan evakuasi bila ada pasien Covid-19 di Puncak, maka pasien itu akan dirujuk ke Timika," kata dia.
Pemerintah Kabupaten Puncak tetap melakukan sosialisasi tentang bahaya dan penanganan Covid-19 kepada masyarakat meski daerahnya berstatus zona hijau.
• Yunani Masih Dilanda Pandemi Virus Corona, UEFA Pindahkan Lokasi Pengundian Liga Champions ke Swiss
Jalur tradisional
Willem mengakui, masyarakat terbiasa menempuh jalur tradisional untuk bepergian ke kabupaten tetangga.
Masyarakat biasanya menempuh jalur tradisional dengan berjalan kaki.