Terkini Daerah
Pengakuan Sutarman, Pimpinan Tunggal Rahayu, Klaim Punya 13 Ribu Anggota dan Tak Ubah Lambang Negara
Paguyuban Tunggal Rahayu, ormas yang telah mengubah lambang negara dan mencetak uang sendiri, mengklaim memiliki anggota hingga 13.000 orang.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Paguyuban Tunggal Rahayu, ormas yang telah mengubah lambang negara dan mencetak uang sendiri, mengklaim memiliki anggota hingga 13.000 orang dan tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
"Jumlah anggota ada 13.000 lebih di 34 provinsi," jelas Ketua Paguyuban Tunggal Rahayu, Sutarman kepada wartawan, Kamis (10/09/2020) di Mapolres Garut.
Banyaknya jumlah anggota paguyuban itu, menurut Sutarman, karena organisasinya yang didirikan sejak awal tahun 2018 tersebut sebagai induk atau pimpinan pusat Ampera di 34 provinsi.
• Viral Ormas Tunggal Rahayu, Ini Klaim Sutarman: Bisa Lunasi Utang Pakai Uang Bergambar Wajahnya
Menurut Sutarman, organisasi yang dibentuknya bukanlah kerajaan atau lainnya.
Organisasinya hanyalah perkumpulan biasa yang didirikan untuk mempersatukan silsilah keluarga anak bangsa.
Sutarman membantah dirinya melakukan perekrutan anggota hingga mengajak orang masuk organisasinya secara paksa.
Apalagi sampai memungut iuran dari para anggotanya.
Namun, Sutarman mengakui dirinya membuatkan kartu bagi para anggotanya.
"Untuk urusan keuangan saya serahkan kepada pengurus yang lain," katanya.
Penjelasannya yang Diduga Ubah Lambang Negara
Sementara itu dikutip dari TribunJabar.id, Sutarman tak merasa mengubah lambang negara, Garuda Pancasila.
Ia beralibi penggunaan Garuda yang kepalanya menghadap ke depan itu untuk meluruskan lambang negara.
"Saya tidak mengganti. Kalau diganti pasti diubah. Pada dasarnya ini untuk meluruskan (Garuda Pancasila)," kata Sutarman, Kamis (10/9/2020).
Ia mengibaratkan pelurusan burung Garuda itu seperti bacaa iftitah saat salat.
Secara kenegaraan, di masa kritis ini Sutarman mengambil sikap menelaah dan menghayati.
Hasilnya ia mengambil sikap untuk meluruskan bagian kepala Garuda Pancasila.
Ia menyebut, Garuda Pancasila yang saat ini menjadi lambang negara pada awalnya dibuat menghadap ke depan.
"Awalnya Garuda Pancasila itu memang menghadap ke depan. Digantikan sampai tiga kali hingga kepalanya menghadap ke kanan. Kalau bola dunia (lambang Garuda dengan bola dunia di tengahnya) itu perjanjian,” ujarnya.
Mengenai penambahan kalimat Soenata Legawa di bagian pita yang bertuliskan Bhineka Tunggal Ika, menurutnya hal itu sesuai tatanan awal.
"Soenata legawa itu kembali pada asal. Susunan, nata tatanan, dari bawah ke atas kita bersatu," katanya.
• Bentuk Ormas yang Ubah Lambang Garuda, Ini Sosok Sutarman: Tak Bekerja Tetap dan Pakai Gelar Palsu
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Kasatreskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng ditemui di Mapolres Garut mengungkapkan, pihaknya memang menjadwalkan pemeriksaan terhadap ketua Paguyuban Tunggal Rahayu hari ini.
Surat panggilan telah dilayangkan sejak beberapa hari lalu.
Menurut Maradona, sampai saat ini status Sutarman masih sebagai saksi.
• Viral Ini Cara Ormas di Garut yang Ubah Lambang Pancasila Merekrut Anggota: Diimingi Emas 87 Kg
Namun, untuk kasus dugaan penipuan, bisa jadi Sutarman akan segera menjadi tersangka mengingat fakta yang didapat cukup kuat.
"Kalau kasus yang lain-lain, kita belum bisa pastikan. Karena masih harus memeriksa saksi-saksi," katanya.
Maradona menambahkan, setelah memeriksa Sutarman, pihaknya akan langsung melakukan gelar perkara agar status hukum Sutarman dapat segera diperjelas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan TribunJabar.id dengan judul "Ormas yang Ubah Lambang Negara Klaim Punya 13.000 Anggota" dan Sutarman Mengaku Tak Ubah Lambang Negara, Tegaskan Hanya Meluruskan Garuda Pancasila