Terkini Nasional
Ditawari Posisi, Gatot Nurmantyo Ungkap Pernah Dihubungi Menteri, Refly Harun: Pratikno Sudah Pasti
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku pernah menolak tawaran menjadi Menteri Pertahanan.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku pernah menolak tawaran menjadi Menteri Pertahanan.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam kanal YouTube Refly Harun, diunggah Kamis (27/8/2020).
Diketahui Gatot menjadi satu dari tiga presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang baru saja mendeklarasikan sikapnya.

• Gatot Nurmantyo Janji akan Keluar dari KAMI Jika Hal Ini Terjadi: Karena Kami Ini Sudah Jadi Pejabat
Pakar hukum tata negara Refly Harun, yang turut tergabung dalam KAMI, menyinggung ada tudingan koalisi itu dibentuk atas sakit hati karena tidak mendapat jabatan di pemerintahan.
Namun Gatot membantah dan menjelaskan dirinya pernah mendapat tawaran untuk menduduki jabatan menteri.
"Pada saat saya jadi panglima TNI pun di 2017, saya pernah dihubungi juga oleh satu menteri untuk dijadikan menteri pertahanan," ungkap Gatot Nurmantyo.
Refly Harun lalu menebak-nebak siapa menteri yang ditugaskan menghubungi Gatot tersebut.
"Satu menteri, oleh menteri pertahanan," ucap Refly Harun sambil berpikir-pikir.
"Saya menduga itu Pak Tjahjo Kumolo. Menduga saja," katanya.
Gatot segera menyanggah tebakan Refly Harun.
"Enggak, menteri yang memang ditugaskan untuk itu," jelas mantan Kasad ini.
Refly segera mengajukan tebakan lain, yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
"Oh, kalau menteri yang ditugaskan itu adalah Pratikno, Menteri Sekretaris Negara, sudah pasti itu," jawabnya yakin.
Gatot tidak membantah tebakan kedua dan hanya terkekeh.
• KAMI Gelar Deklarasi di Kampung Halaman Jokowi, Gatot Nurmantyo: Saya Bangkit karena Telah Bersumpah
Ia mengaku saat itu tawaran sang menteri langsung ditolaknya.
"Saya katakan, 'Bapak, terima kasih, betul-betul terima kasih'," tutur Gatot.
Gatot menjelaskan tawaran itu muncul pada periode pemerintahan Jokowi yang pertama.
Ia menyebutkan alasannya menolak jabatan yang menjadi idaman perwira TNI tersebut.
"Saya bilang, 'Terima kasih, tidak ada seorang panglima TNI yang tidak bermimpi menjadi menteri pertahanan. Tapi di kondisi sekarang ini di sisa waktu saya, saya ingin memberikan moral dan etika kepada junior saya'," paparnya.
Gatot menambahkan, selain itu ia pernah berkonflik dengan menteri pertahanan yang menjabat pada periode tersebut.
Ia membenarkan hubungannya dengan Menteri Ryamizard Ryacudu saat itu memang tidak terlalu harmonis.
Diketahui ada yang menduga penolakan Gatot berawal dari konflik dengan sang mantan menteri pertahanan.
"Hampir semua media tahu pada waktu itu saya dengan Menteri Pertahanan Ryamizard terjadi 'hubungan yang tidak harmonis'," jelas Gatot.
"Sebenarnya secara pribadi enggak ada masalah," tambah dia.
Lihat videonya mulai menit 18:40
Bentuk KAMI meskipun Berisiko
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan alasannya sempat bungkam sebelum deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne, Selasa (18/8/2020).
Diketahui sejumlah tokoh menghadiri deklarasi yang diadakan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat tersebut.
• Gatot Nurmantyo Ungkap Alasan Bergabung di Gerakan KAMI: Saya Telah Diberikan Kenikmatan Luar Biasa
Dalam deklarasinya, KAMI menyampaikan delapan poin tuntutan terhadap pemerintah.
"Masukan-masukan ini adalah untuk menyelamatkan Indonesia," jelas Gatot Nurmantyo.
Ia menjelaskan awal pembentukan KAMI tidak mudah, bahkan untuk persoalan nama.
"Kami berdiskusi keras. Keras kalau kami berdiskusi. Untuk menjadi KAMI aja ada tiga bulan," ungkap dia.
Gatot menyinggung ia sempat bungkam lama sebelum deklarasi KAMI.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu mengungkapkan alasanya.

"Yang terakhir aja saya sembunyi. Biar muncul-muncul, tahu-tahu deklarasi saya enggak datang," ungkit Gatot.
"Daripada saya sensi," jelasnya.
Gatot mengakui ia tidak banyak mengajak sesama perwira TNI.
• Balas Argumen Kader Deklarasi KAMI, Politisi PDIP Kapitra Ampera: Kondisi Politik 65 dari Mana?
Pasalnya ia menduga akan ada risiko ketidaksetujuan dari banyak pihak, terutama terhadap perwira yang masih aktif.
"Saya tidak mengajak teman-teman saya yang dari purnawirawan TNI. Tidak banyak, hanya sebagian saja," kata Gatot.
"Resistensinya akan tinggi, dia punya tentara dan sebagainya," tambah mantan Pangkostrad itu.
Gatot menjelaskan, alasannya memutuskan bergabung dengan KAMI adalah karena merasa sudah bagian dari sumpahnya sebagai abdi negara.
"Saya punya menantu tentara juga, tapi saya bilang, 'Ini adalah harga mati karena sumpah saya'," kata Gatot.
"'Kamu bisa seperti ini karena kamu anak tentara. Saya bisa seperti ini juga karena saya anak tentara'. Sumpah itu yang harus saya pertanggungjawabkan dunia akhirat," jelasnya.
Tidak hanya itu, di awal segmen Gatot membenarkan dirinya jarang muncul di hadapan publik setelah tidak lagi menjabat sebagai Panglima TNI.
"Banyak orang bertanya, kenapa dari 2017 saya diam-diam, tiba-tiba saya muncul," ungkitnya.
"Itu adalah hasil perenungan saya bahwa saya telah diberikan kenikmatan yang luar biasa, alhamdulillah, sebagai seseorang yang berkarya di TNI saya sampai puncak, saya panglima TNI," jelas Gatot. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)