Breaking News:

Terkini Nasional

Soal Pelibatan Influencer dalam Sosialisasi Program Pemerintah, Donny Gahral: Salahnya di Mana

Menurut Donny, selama para influencer mengabarkan kebenaran soal program pemerintah tak menjadi masalah.

Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.com/Dian Erika
Tenaga ahli utama kedeputian komunikasi politik KSP Donny Gahral Adian usai mengisi diskusi di Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pelibatan influencer dalam sosialisasi program pemerintah menjadi sorotan publik.

Bahkan terbaru, ICW menyebut pemerintah menggelontorkan uang puluhan miliar hanya demi influencer.

Menanggapi hal ini, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Donny Gahral Adian mengatakan pelibatan influencer dalam mensosialosasikan program pemerintah bukan suatu yang salah.

Menurut Donny, selama para influencer mengabarkan kebenaran soal program pemerintah tak menjadi masalah.

Ekonom INDEF Sebut Wacana Bonus Miliaran Rupiah bagi Influencer Tak Bisa Atasi Corona, Ini Alasannya

Kecuali, mereka mengabarkan kebohongan.

"Saya tidak melihat salahnya dimana. Kecuali influencer digunakan untuk menyampaikan kebohongan. Kalo untuk menyampaikan kebenaran, why not?" kata Donny kepada wartawan, Jumat (21/8/2020).

Donny juga menjawab tudiangan ICW soal anggaran untuk influencer yang mencapai sebesar Rp90,45 miliar.

Ia menjelaskan, bahwa anggaran tersebut merupakan anggaran Kehumasan.

"Kehumasan itu banyak slotnya atau alokasinya. Misalnya untuk iklan layanan masyarakat, untuk memasang iklan di media cetak, audio visual, sosialisasi, bikin buku atau apa. Itu kan nggak semua influencer."

"Bahwa Rp.90 M untuk influencer itu harus dilihat dari dalamnya," jelas Donny.

Donny pun menjelaskan, anggaran sebesar Rp90,45 Miliar tidak mungkin hanya dianggaran untuk influencer.

Selain itu, ia menyebut bahwa anggaran itu dikucurkan untuk para influencer yang memiliki kompetensi sesuai kriteria pemerintah.

"Karena kan memang yang dipilih juga orang-orang kompeten, yang punya kemampuan, menguasai substansi," kata Donny.

Respons Menkominfo

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengaku tidak tahu dengan tudingan ICW, bahwa terdapat anggaran dari pemerintah pusat untuk aktivitas yang melibatkan influencer mencapai sebesar Rp 90,45 miliar.

Termasuk anggaran Influencer di Kementerian Komunikasi dan Informatika  yang  mencapai Rp10,83 miliar sejak 2017-2020.

Plate mengatakan bahwa program Kemenkominfo yang melibatkan Influencer adalah Gerakan Nasional Siberkreasi.

Program tersebut merupakan Coaching Clinik School of Influencer, bukan untuk membiayai Influencer

"Tujuannya agar peserta mempunyai kemampuan sebagai influencer yang baik," katanya saat dihubungi Tribun, Jumat, (21/8/2020).

Jumlah anggaran yang dialokasikan juga menurut Politikus NasDem tersebut tidak sebesar yang disampaikan ICW yakni Rp 10,83 miliar.

Hanya saja Plate tidak memaparkan total anggaran tersebut.

Plate hanya menjelaskan alasan Kementeriannya melibatkan influencer dalam program literasi digital.

Menurutnya literasi digital membutuhkan banyak influencer, yang mengerti tentang transformasi digital dan kegiatan literasi digital tersebut berlangsung terus sampai sekarang bahkan lebih agresif.

Hal tersebut untuk membantu pemahaman yang lebih baik terkait digital, khususnya digital ekonomi bagi masyarakat terutama masyarakat pedesaan seperti petani, peternak, nelayan. 

Hidup Sulit Lawan Corona, Ojol Sindir Keras Influencer: Halo Kemana Kalian yang Suka Posting-posting

Tidak hanya influencer, Kementeriannya juga melibatkan sejumlah komponen masyarakat dalam program tersebut.

"Kominfo melibatkan banyak lembaga swadaya maupun organisasi kemasyarakatan untuk mendukung kegiatan literasi digital," pungkasnya.

Sebelumnya, Indonesia Coruption Watch ( ICW) menuding pemerintah telah menghabiskan Rp 90,45 miliar untuk jasa Influencer.

Jumlah tersebut berdasarkan hasil penelusuran ICW pada situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sejumlah kementerian dan lembaga pada periode 2014-2018.

Dari penelusuran ICW, pengadaan jasa Influencer dimuali sejak 2017.

Di antaranya yakni  Kementerian Pariwisata dengan nilai Rp 77,6 miliar untuk 22 paket pengadaan jasa influencer.

Kemudian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Rp 1,6 miliar untuk 12 paket), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Rp 10,83 milair untuk 4 paket).

Lalu Kementerian Perhubungan (Rp 195,8 juta untuk 1 paket), serta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Rp 150 juta untuk 1 paket).

(Tribunnews.com/ransiskus Adhiyuda)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Istana: Kalau Para Influencer Menyampaikan Kebenaran, Why Not ?

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
InfluencerDonny GahralKantor Staf Presiden (KSP)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved