Terkini Nasional
Mengaku Dirundung Intrik, Said Didu Sebut Ada yang Sabotase KAMI: Zoom Dibobol, WhatsApp Dibajak
Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Said Didu menduga ada yang berusaha menyabotase gerakan organisasinya.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Said Didu menduga ada yang berusaha menyabotase gerakan organisasinya.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Satu Meja di Kompas TV, diunggah Kamis (20/8/2020).
Sebelumnya diketahui sejumlah tokoh nasional mendeklarasikan KAMI dengan klaim gerakan moral di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat pada Selasa (18/8/2020) lalu.

• Jika 8 Tuntutan KAMI Tak Dipenuhi Pemerintah, Said Didu: Kami Serahkan Kembali kepada Rakyat
Saat diminta menjelaskan pembentukan KAMI, Said Didu awalnya menyoroti tajuk acara Satu Meja.
Ia mengaku organisasi yang baru saja didirikan itu tengah diterpa masalah.
"Judulnya KAMI Kritik atau Intrik. KAMI sedang kena intrik," ungkap Said Didu.
"Gimana, baru dideklarasikan kok sudah kena intrik?" tanya presenter Budiman Tanuredjo.
Said mengungkapkan banyak tuduhan yang dilontarkan kepada KAMI.
Ia menyebut tuduhan itu sebagai 'gelar'.
"Sebelum deklarasi, sampai deklarasi, sampai sekarang intrik masih berjalan terus dengan gelar macam-macam," papar mantan Sekretaris BUMN ini.
Tidak hanya itu, Said menyebutkan banyak upaya pembajakan terhadap perangkat yang dimiliki kader KAMI.
"Kemarin Zoom kita dibobol, lalu WA (WhatsApp) beberapa deklarator juga dibajak, berbagai hal dialami," tuturnya.
• Said Didu Klaim KAMI Gerakan Moral, Adian Napitupulu Tak Setuju: Ini Seolah-olah Pola Kampanye
Presenter lalu menyinggung kemungkinan segala persoalan itu terjadi karena KAMI dinilai berpengaruh bagi pemerintah.
"Artinya KAMI memang sangat diperhitungkan oleh pemerintah?" tanya Budiman.
Meskipun mengaku ada peretasan, Said enggan menduga siapa dalang di baliknya.
Ia juga enggan menuduh dalang tersebut adalah pemerintah sendiri.
"Saya enggak menyatakan pemerintah, tapi pasti orang yang bisa melakukan itu pasti orang yang punya kebebasan melakukan apapun," ungkap tokoh yang kerap dikenal berseberangan dengan pemerintah ini.
Dikutip dari Kompas.com, KAMI menyatakan 8 tuntutan terhadap pemerintah dalam deklarasinya.
Tuntutan itu meliputi penyelenggaraan negara yang sesuai dengan UUD 1945 dan Pancasila, penanganan pandemi Covid-19 secara serius, dan respons terhadap resesi ekonomi.
Selanjutnya adalah perbaikan terhadap praktek hukum yang menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945, menghentikan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), serta mencegah komunisme.
Berikutnya meminta pemerintah awas terhadap upaya pihak-pihak yang hendak mengubah Pancasila serta menuntut presiden dan lembaga negara bertanggung jawab terhadap sumpah dan kewenangannya.
Lihat videonya mulai dari awal:
Adian Napitupulu Sebut KAMI seperti Pola Kampanye
Politisi PDIP Adian Napitupulu menanggapi terbentuknya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Kamis (20/8/2020).
Diketahui sebelumnya sejumlah tokoh nasional mendeklarasikan KAMI sebagai gerakan kritik terhadap pemerintah.
• Jika 8 Tuntutan KAMI Tak Dipenuhi Pemerintah, Said Didu: Kami Serahkan Kembali kepada Rakyat
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN sekaligus deklarator KAMI Said Didu menjelaskan segala pernyataan yang dikeluarkan organisasi harus melalui Dewan Deklarator.
Adian lalu menilai penjelasan itu bertentangan dengan klaim KAMI sebagai gerakan moral.
"Ini katanya sebuah gerakan moral," ungkit Adian Napitupulu.
Menurut dia, klaim itu tidak sesuai dengan sederet aturan yang mengikat kader KAMI.
"Nilai moral itu 'kan belum tentu semuanya sama satu dengan yang lain," jelas mantan anggota DPR RI itu.

"Artinya menurut saya dalam jati diri itu dibuka untuk semua orang agar berdebat, untuk mendiskusikan, dan melihat nilai moral dalam persepsi latar belakang dan lain sebagainya," lanjutnya.
Diketahui KAMI menetapkan hanya Dewan Deklarator yang dapat mengeluarkan pernyataan.
Di luar itu, jika ada kader KAMI yang menyampaikan pendapat yang belum disetujui Dewan Deklarator, maka pernyataan itu tidak resmi.
• Aria Bima Plesetkan Nama Deklarator KAMI Rocky Gerang: Diksi-diksi Filsafat untuk Pembenarannya
"Ketika poin itu dibuat sedemikian rupa, menurut saya ini membelenggu diri mereka sendiri," komentar Adian.
Ia lalu membandingkan aturan itu dengan kelompok-kelompok gerakan moral lainnya.
Adian turut menyinggung deklarasi KAMI yang baru saja dilakukan aliansi pendukung di Solo.
Menurut dia, hal ini terkesan seolah-olah KAMI membuat jaringan kekuatan.
"Kalau kita bicara gerakan moral mahasiswa, gerakan petisi 50, enggak seperti ini polanya. Mereka tidak membangun jaringan," terang Adian.
Ia menilai gerakan moral yang diklaim KAMI bertentangan dengan kerja yang dilakukan.
Adian bahkan menyinggung pola itu terkesan seperti kampanye, meskipun KAMI membantah adanya tujuan politik.
"Gerakan moral ini tidak terlalu peduli dengan kekuatan jaringan, membangun aliansi pendukung. Ini 'kan seolah-olah pola yang sama dengan kampanye kemarin," komentarnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)