Breaking News:

Terkini Nasional

Gatot Nurmantyo Ungkit Maksud Jawaban Seorang Mahasiswa UI soal Membeli Undang-undang di Indonesia

Gatot Nurmantyo mengenang pernah melempar pertanyaan ke mahasiswa UI soal kemungkinan cara negara lain memanfaatkan Indonesia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
KOMPAS.com/ANDI HARTIK
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Terbaru, Gatot Nurmantyo menghadiri acara ILC, Selasa (18/8/2020), dan memberikan penjelasan terkait deklarasi KAMI. 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI Purnawirawan Gatot Nurmantyo mengungkit kembali sebuah pernyataan dari seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI).

Gatot bercerita, bagaimana mahasiswa UI tersebut menjelaskan cara-cara yang mungkin dipakai negara lain untuk mempengaruhi Indonesia.

Ia menceritakan kisah lamanya itu lewat acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (18/8/2020).

Gatot Nurmantyo hadir di acara Indonesia Lawyers Club yang mengusung tema #ILCIndonesiaMaju pada Selasa (18/8/2020)
Gatot Nurmantyo hadir di acara Indonesia Lawyers Club yang mengusung tema #ILCIndonesiaMaju pada Selasa (18/8/2020) (Channel YouTube Indonesia Lawyers Club)

Terkejut dengan Adanya RUU HIP, Gatot Nurmantyo Ucap Sumpah di ILC: Saya Harus Bangkit

Gatot mengatakan, peristiwa itu terjadi pada tahun 2014 lalu, tepatnya pada tanggal 10 Maret, saat dirinya berbicara di depan Civitas Akademika Universitas Indonesia.

Kala itu Gatot melemparkan pertanyaan kepada mahasiswa tentang seperti apa cara-cara yang mungkin dipakai negara lain memanfaatkan Indonesia.

"Saya bertanya sama mahasiswa, seandainya kamu sebagai presiden di bukan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Gatot.

"Dari analisa ahli-ahli mu bahwa negara mu akan menjadi krisis."

"Krisis pangan, krisis energi, krisis air, kemudian melihat ada Indonesia yang bisa menyelamatkan negara mu karena dia punya potensi."

"Apa yang kamu lakukan?" ucap Gatot kala itu.

Gatot bercerita, salah satu jawaban yang diungkapkan oleh mahasiswa tersebut adalah membeli undang-undang.

"Apa jawabannya? Satu, akan membeli undang-undang," kata Gatot menceritakan jawaban mahasiswa tersebut.

"Bukan saya Pak, mahasiswa ini."

Gatot mengatakan saat itu dirinya langsung meminta penjelasan dari mahasiswa tersebut tentang bagaimana cara membeli sebuah undang-undang.

"DPR kan komisinya hanya sedikit, kalau sebuah undang-undang kita siram saja uang sekian bisa kan," terang Gatot menceritakan jawaban mahasiswa tersebut.

Kemudian Gatot melanjutkan menjelaskan jawaban lain mahasiswa itu seputar cara yang mungkin dilakukan negara lain untuk memanfaatkan Indonesia.

"Kita menciptakan agen-agen yang kita ciptakan untuk menjadi pimpinan, untuk menjadi boneka-boneka kita," kata Gatot.

"Jadikan Indonesia menjadi negara pasar, adu TNI dengan Polri, kerdilkan, Narkoba, dan lain sebagainya."

Gatot mengklaim sejumlah jawaban yang dilontarkan oleh mahasiswa tersebut sebagian di antaranya telah terjadi saat ini.

"Dan itu sebagian terjadi sekarang ini," tandasnya.

Di ILC, Said Didu Peringatkan Jokowi Ancaman Infrastruktur Trap: Kemungkinan akan Dijual ke Asing

Ungkap Rasa Sakit Hati

Pada segmen sebelumnya pria yang juga menjadi Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia ( KAMI) itu mengungkapkan rasa sakit hatinya pada keadaan Indonesia saat ini.

Mulanya, Gatot mengatakan bahwa dirinya sering berkonsultasi dengan sejumlah tokoh untuk membahas permasalahan negara saat ini.

Pertemuan kecil itu semakin hari melebar, diikuti banyak tokoh lainnya hingga dibentuklah KAMI.

"Maka saya konsultasilah dengan Pak Bachtiar Hamzah senior saya, sama dengan Pak Kaban, Pak Din Syamsudin, Pak Abdullah Yahya, Bu Chusnul juga."

"Kelompok kecil itulah bicara-bicara. Melebar-melebar masing-masing, Pak Said Didu, awalnya dengan Bang Yani, dengan Pak Nainggolan dan sebagainya," jelas Gatot.

Gatot mengatakan bahwa semua tokoh yang berdiskusi dengannya termasuk dirinya merasa sakit hati dengan kondisi krisis akibat pandemi Covid-19.

"Ini memang kita semua sakit hati, sakit hatinya adalah kondisi seperti ini maka kita bersama-sama menyampaikan suara hati nurani rakyat."

"Kondisi sekarang ini tidak normal memang, dengan terjadi Covid ini terjadi pembekuan, proses pembekuan," ucap Jenderal TNI 60 tahun ini.

Ia khawatir pembatasan-pembatasan yang terjadi di segala aspek nantinya bisa membuat hubungan rakyat dan pemerintah tidak menjadi baik.

Sehingga, Gatot merasa hal itu perlu diingatkan kepada pemerintah.

"Antara murid dengan guru, antara murid dengan dosen, antara manajer dengan pekerja, antara pemilik hotel dengan tamu, proses pembekuan."

"Akumulasi ini bisa terjadi pembekuan antara raktyat dan pemerintah, ini yang berbahaya maka harus diingatkan," kata dia.

Gatot menegaskan, ia tidak ingin menjadi pasif dan tidak bersuara dalam menangani krisis akibat pandemi Covid-19 yang mengguncang Indonesia kini.

"Kita tidak mau dalam kondisi seperti ini kita diam-diam saja, ini latar belakangnya," pungkasnya.

Di ILC, Prof Salim Said Sebut Jokowi dan Soeharto Miliki Kesalahan yang Sama: Menerima Begitu saja

Lihat videonya mulai menit ke-6:00:

(TribunWow.com/Anung/Gipty)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Gatot NurmantyoUniversitas Indonesia (UI)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved