Terkini Nasional
Sayangkan Kemunculan Buzzer di HUT Kemerdekaan ke-75 Indonesia, Rocky Gerung: Dirgahayulah Buzzer
Pengamat politik Rocky Gerung menyayangkan munculnya buzzer menjelang hari spesial di Tanah Air, yakni peringatan hari kemerdekaan ke-75 tahun Indones
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Penghindaran itu dibaca oleh Australia sebagai gagal menjadi tokoh," komentar akademisi tersebut.
"Apa problemnya? Mungkin karena kemampuan debatnya kurang, kemampuan untuk membaca kemampuan politiknya kurang," paparnya.
• Media Jepang Soroti Pidato Jokowi di Sidang Tahunan MPR, soal 1.480 Perusahaan Jepang di Indonesia
Ia mengungkit seorang pemimpin negara akan semakin disorot jika terjun dalam politik dunia.
Selain itu, Rocky menyebutkan keterlibatan itu akan membuat seorang tokoh negara harus lebih banyak menjawab pertanyaan terkait sikapnya dalam urusan politik global.
"Mungkin beliau sendiri memilih tidak tampil di forum internasional karena hambatan-hambatan tadi," komentar Rocky.
Ia lalu membandingkan dengan era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Rocky menilai presiden keenam Indonesia itu lebih terlibat aktif di kancah internasional.
"Ketidaktampilannya di forum internasional tadi yang dibaca sebagai gagal atau tidak meneruskan tradisi SBY sebagai tokoh politik internasional," ungkit Rocky.
Menurut Rocky, publik bertanya-tanya tentang sikap Jokowi terhadap masalah di dunia internasional.
"Jawaban kita di dalam negeri, karena kapasitas beliau yang tidak mencukupi. Publik internasional enggak mau lihat kapasitasnya, cuma bilang gagal dalam politik regional," jelas dia.
Lihat videonya mulai menit 11:40
(TribunWow/Elfan Nugroho/Brigita)