Breaking News:

HUT Kemerdekaan RI

Kisah Penjual Mainan yang Semasa Muda Jadi Mata-mata Indonesia, Pura-pura Ngiler saat Belanda Lewat

Ngatimin Citro Wiyono (87), seorang pejuang masing mengenang sang ayah yang ditembak mati tentara Belanda saat menggandeng dirinya dan sang adik.

TribunSolo/ Adi Surya
Mata-mata tentara Indonesia, Ngatimin Citro Wiyono (87) saat bercerita tentang kisahnya di kediamannya, Kaplingan RT 

Satu di antaranya, Ngatimin muda harus memastikan senjata tentara Indonesia aman disembunyikan di sisi timur lapangan udara Panasan.

Ramalan Zodiak Hari Ini, Senin 17 Agustus 2020: Gemini Penuh Obsesi, Cancer Tetap Bertahan

Itupun membuatnya harus berjuang supaya tak tertangkap.

Apabila tertangkap, Ngatimin muda harus menghadapi nasib kematian.

"Senapan, granat, peluru rentengan, dan bazoka saya letakan di kebun antara lapangan udara dan perkampungan lalu saya tutupi sampah," kata dia.

Ngatimin mengaku dirinya bahkan sempat bertahan hidup dengan memanfatkan tanaman di sekitarnya selama 20 hari.

Lantaran, ia harus bersembunyi dari kejaran tentara Belanda.

Terkadangpun Ngatimin muda juga harus menahan rasa laparnya.

"Tiap hari begitu saya berjuang tanpa makan, caranya menghitung hari itu batang pohon kecil saya tekuk tapi tidak dampai patah," aku dia.

"Kalaupun makan, makan dedaunan yang ada di sekitar meski rasanya tidak enak," tambahnya.

Perjuangan Ngatimin muda membantu melawan tentara Belanda usai saat tahun 1951.

Saat itu, ia pun lantas memilih masuk sekolah rakyat yang ada di daerah Colomadu.

Info BMKG - Prakiraan Cuaca 33 Kota Hari Ini, Senin 17 Agustus 2020: Hujan Petir di Tiga Kota

Selain itu, Ngatimin mengaku tidak mendapat kabar apapun soal komandan yang pernah memimpinnya pasca perlawanan dengan tentara Belanda sudah usai.

Nama komandannya pun sampai saat ini ia tidak tahu lantaran saat itu dirinya tak pandai membaca.

"Saya tidak pernah tanya, meski ada tulisan di bajunya, saya belum sekolah, belum bisa baca," tandasnya.

Kini di usia tua yang semestinya dipakai untuk beristirahat, Ngatimin menyambung hidup dengan berjualan mainan.

Dengan laba tak seberapa, ia berusaha bertahan hidup dengan profesi yang kini ditekuninya itu. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul "Kisah Ngatimin, Dulu Mata-mata Indonesia sampai Rela Makan Daun, di Usia Tua Jual Mainan".

Sumber: Tribun Solo
Tags:
BelandaTentaraSolo
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved