Kabar Tokoh
Politik Dinasti di Mata Keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati: Tuhan Tahu Kebenarannya
Isu politik dinasti santer berhembus menyasar sejumlah nama dari keluarga pejabat negara serta elit politik yang ikut terjun ke Pilkada 2020.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Isu politik dinasti kini semakin gencar berhembus menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2020.
Mulai dari Gibran Rakabuming Raka, hingga Siti Nur Azizah, keikutsertaan mereka di Pilkada disebut-sebut tak lepas dari politik dinasti.
Keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati mengatakan yang terpenting adalah niat untuk mengabdi kepada rakyat.

• Kembali Jadi Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto: Saya Siap
Dikutip dari acara HOT INDONESIA, Minggu (9/8/2020), Rahayu diketahui berencana ikut serta pada Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) sebagai Wakil Wali Kota mendampingi Sekda Tangsel Muhammad.
Rahayu mengatakan isu politik dinasti bukanlah hal baru bagi dirinya, justru ia cenderung siap menghadapi isu tersebut.
"Ini bukan hal baru, ini yang selalu kuhadapi seumur hidupku," kata dia.
"Bahkan ini sesuatu yang sudah dipersiapkan orangtua saya untuk saya hadapi."
"Ini adalah posisi baik Anda suka atau tidak, orang-orang akan menilai Anda," tegas Rahayu.
Putri dari Hashim Djojohadikusumo itu menjelaskan bahwa seseorang tidak bisa memilih dirinya mau terlahir dari siapa, dan dari keluarga yang bagaimana.
"Tetapi saya selalu bertanya-tanya, apakah kita bisa memilih dari siapa kita akan dilahirkan, dan dari keluarga mana kita berasal," ujar Rahayu.
"Kita tak bisa memilih itu, itu adalah faktanya."
"Sudah ditentukan saya terlahir dari Hashim Djojohadikusumo dan Anie Hashim Djojohadikusumo."
"Begitu juga dengan paman saya, dan kakek saya," imbuhnya.
Rahayu mengatakan dirinya lebih memilih untuk bangga akan keluarganya yang terdiri dari elit politik seperti Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto hingga mantan menteri di era Presiden Soeharto, Soemitro Djojohadikoesoemo.
"Daripada kita merenungkan atau mengeluhkan tentang hal itu," kata Rahayu.
"Saya bukan hanya belajar menerimanya (asal usul) tetapi saya bangga dengan asal-usul saya."
"Saya bangga dengan sejarah keluarga saya dan tak bisa dipungkiri kami datang dari keturunan pahlawan nasional," lanjutnya.
Politikus yang juga pernah bermain di sejumlah film itu mengatakan yang terpenting bagi dirinya adalah memberikan semua yang terbaik untuk rakyat.
"Maka sekali lagi dengan semua hal nepotisme dan semua itu, menurut saya tuhan mengetahui kebenarannya," kata Rahayu.
"Dan hanya itu yang harus kutahu dan lakukan yang terbaik sebagai pelayan rakyat," tandasnya.
• Refly Harun Dilema di Pilkada Solo, Tolak Politik Dinasti Gibran: Penantang Justru Candidacy Buying
Simak video selengkapnya mulai menit ke-1.58:
Gibran Heran Dituding Politik Dinasti
Sebelumnya, Calon Wali Kota Solo 2020 Gibran Rakabuming Raka membantah dirinya maju di Pilkada Solo 2020 lewat dinasti politik.
Gibran menuturkan semua orang dibebaskan untuk memilihnya atau tidak.
Ia justru merasa heran mengapa keputusan dirinya ikut di Pilkada Solo 2020 dikaitkan dengan dinasti politik.
Pernyataan itu disampaikan Gibran lewat sebuah Webinar yang diselenggarakan oleh PDIP bertajuk 'Anak Muda Berpolitik Siapa Takut?', pada Jumat (24/7/2020).
Gibran bercerita jauh sebelum dirinya menerima rekomendasi dari PDIP, ia sudah lebih dulu terjun ke masyarakat sembari menjelaskan apa itu dinasti politik.
"Saya hanya ingin menyampaikan saja masalah dinasti politik," kata Gibran.
"Jadi banyak yang menanyakan masalah dinasti politik."
"Sebenarnya dalam satu tahun terakhir ini kalau di Solo ya, di kota saya itu setiap kali bertemu dengan warga itu selalu saya jelaskan apa itu dinasti politik," sambungnya.
Gibran menegaskan ketika dirinya mencalonkan diri menjadi wali kota Solo, belum tentu dirinya 100 persen pasti menang.
Ia mempersilakan masyarakat untuk menentukan pilihannya.
"Jadi saya kan ikut kontestasi bisa menang bisa kalah, tidak harus diwajibkan memilih saya," kata Gibran.
"Bisa dipilih bisa tidak."
"Jadi tidak ada kewajiban mencoblos saya, ini kan kontestasi bukan penunjukkan," lanjut dia.
Putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu mengakui dirinya justru bingung di saat orang-orang mengaitkannya dengan dinasti politik.
"Jadi kalau yang namanya dinasti politik itu dimana dinasti politiknya, saya juga bingung kalau orang bertanya seperti itu," ungkap Gibran.
Pemilik catering Chilli Pari itu menjelaskan bahwa warga di Solo kini sudah paham apa yang dimaksud dengan dinasti politik.
"Setiap kali saya blusukan warga menerima saya dengan tangan terbuka," terangnya.
Gibran mengatakan dirinya mengetahui siapa orang-orang yang meributkan masalah dinasti politik.
"Kita tahu orang-orangnya siapa dan yang diributkan itu-itu saja," ujar dia.
Terakhir, Gibran menegaskan bahwa alasan dirinya terjun ke politik karena ingin membantu banyak orang.
Ia mengatakan ketika masuk ke dunia politik, dirinya bisa membantu lebih banyak orang melalui kebijakannya.
"Kalau saya masuk ke politik yang bisa saya sentuh 500 ribu orang yang bisa saya sentuh melalui kebijakan-kebijakan saya," tandasnya.
• Purnomo Buka Percakapannya dengan Jokowi soal Pilkada Solo 2020: Beliau Bilang Tidak Campur Tangan
• Bantah Jokowi Ikut Campur, Projo Tegaskan Gibran Sendiri yang Ingin Maju Pilkada: Bukan Mau Dia
Simak video selengkapnya di bawah ini: