Ledakan di Beirut
VIRAL Video Detik-detik Pengantin Lari Selamatkan Diri saat Ledakan di Beirut, Jalan Dipenuhi Debu
Sebuah video pengantin wanita menyelamatkan diri di tengah ledakan di Beirut viral di media sosial.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Sebuah video pengantin wanita menyelamatkan diri di tengah ledakan di Beirut, Lebanon viral di media sosial.
Dalam video yang beredar luas di Twitter, tampak seorang pengantin wanita berpose mengenakan gaun putih panjang yang menjuntai di tanah.
Namun, saat sedang difoto dan videokan, ledakan terjadi.
• UPDATE Ledakan di Beirut, 100 Orang Tewas, Sejumlah Korban Luka sampai Dirawat di Reruntuhan
Dalam video berdurasi 19 detik yang diunggah oleh pemilik akun Twitter @SandhookAwaken1.
"Video: Seorang pengantin wanita mengambil foto pernikahan saat sebelum ledakan besar terjadi di Beirut, Lebanon," tulis akun @SandhookAwaken1 dalam keterangannya.
Di ujung gaun yang menempel di tanah, terdapat serangkaian bunga berwarna putih.
Saat kamera sedang menyorot rangkaian bunga tersebut, tiba-tiba terjadi ledakan yang membuat bangunan hancur hingga debu-debu berterbangan di depan kamera.
Seseorang yang memegang kamera, secara reflek berlari menjauh. Ia mendekati sebuah bangunan yang berada di seberang jalan.
Dari tangkapan kamera terlihat kondisi jalan yang sudah dipenuhi debu dan asap cukup tebal.
Korban terus bertambah
Korban jiwa akibat ledakan Amonium Nitra yang terjadi di Kota Berirut, Lebanon terus bertambah.
Palang Merah Lebanon mencatat lebih dari 100 orang tewas akibat ledakan Amonium Nitra pada Selasa Petang.
Korban luka dari ledakan yang bersumber dari sebuah gudang penyimpanan ini pun telah mencapai 4.000 orang. Palang Merah Lebanon hingga kini masih menyisir korban dari ledakan tersebut.
"Kami masih menyisir daerah itu dan masih ada korban. Saya berharap korban tidak bertambah," kata Kepala Palang Merah Lebanon, George Kettani, Rabu (5/8/2020). Dikutip dari Reuters.
Kettani menambahkan intensitas ledakan melempar korban ke laut dan saat ini tim penyelamat berusaha menemukan jenazah korban.
Banyak dari mereka yang terbunuh adalah karyawan pelabuhan dan orang-orang yang bekerja dan sedang berada di lokasi kejadian.
"Palang Merah Lebanon berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk mendirikan rumah penampungan jenazah karena rumah sakit kewalahan," ujar Kettani.
Sebelumnya media internasional memberitakan ledakan telah merenggut 73 jiwa dan 3.700 terluka.
• Analisis Pakar Penjinak Bom terkait Ledakan Beirut, Penyebabnya Bukan dari Bubuk Mesiu atau Amunisi
Ledakan yang terjadi di kawasan pelabuhan Kota Beirut ini diduga akibat Amonium Nitra dalam pupuk pertanian yang disimpan di sebuah gudang selama bertahun-tahun.
Media setempat melaporkan, ledakan tersebut menimbulkan kerusakan besar pada Istana Baabda.
Tak hanya itu ledakan juga terasa hingga ke Siprus, negara kepulauan yang berada 234 kilometer dari Kota Beirut, Lebanon.
Dikabarkan ledakan itu telah menguncang jendela di kota tepi pantai selatan Siprus.
Tersimpan di gudang 2.750 ton amonium nitrat
Para pejabat menuding adanya bahan peledak yang disimpan di gudang selama enam tahun.
Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan adanya 2.750 ton amonium nitrat - bahan untuk pupuk dan peledak - disimpan di gudang "tidak dapat diterima."
"Saya tidak akan diam sampai kita menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, sehingga kita dapat meminta pertanggung jawaban dan menerapkan hukuman paling berat," kata perdana menteri dalam akun Twitter resminya.
"Tidak dapat diterima ada 2.750 amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun, tanpa adanya langkah pengamanan sehingga membahayakan keselamatan warga."
Apa itu amonium nitrat?
Amonium nitrat punya banyak kegunaan, namun dua manfaat yang paling umum adalah sebagai pupuk pertanian dan peledak.
Zat tersebut sangat mudah meledak ketika bersentuhan dengan api—dan ketika meledak, amonium nitrat bisa melepaskan sejumlah gas beracun, termasuk nitrogen oksida dan gas amonia.
• Dampak Ledakan di Beirut Terasa hingga Istana Baabda, Korban Luka Disebut Mencapai 4.000 Orang
Karena mudah meledak, ada sejumlah aturan ketat dalam menyimpan amonium nitrat secara aman.
Ragam aturan tersebut meliputi tempat penyimpanan yang tahan api, tidak boleh ada lubang drainase, pipa-pipa, atau saluran lain yang dapat menumpuk amonium nitrat sehingga menciptakan bahaya ledakan tambahan.
Rumah sakit kewalahan
Rumah sakit rumah sakit dilaporkan kewalahan dan banyak gedung yang hancur.
Seorang petugas medis mengatakan sebanyak 200 hingga 300 orang telah dilarikan ke unit gawat darurat di sebuah rumah sakit.
"Saya tidak pernah yang seperti ini. Mengerikan," kata petugas bernama Rouba, kepada kantor berita Reuters.
Wartawan BBC di Beirut, Sunniva Rose mengatakan seluruh kota tampak menghitam.
"Mengendarai menyusuri Beirut menjelang malam, benar-benar berantakan. Jalan-jalan penuh dengan kaca, sulit untuk ambulans lewat, banyak batu-batu, bongkahan semen, rumah-rumah ambruk," kata Rose.
"Asap masih mengepul saat malam. Seluruh kota gelap, sulit untuk berjalan, orang-orang berlumur darah. Saya melihat nenek berusia 86 tahun dirawat dokter yang berlari keluar dari rumahnya dengan perlengkapan bantuan pertama," tambahnya.
"Flat saya juga rusak. Kaca berserak. Kerusakan begitu dasyat. Bahkan satu mal yang berjarak dua kilometer dari tempat ledakan, seluruh bagian depan hancur. Kerusakan bukan hanya di pelabuhan, seluruh Beirut terhantam," katanya lagi.
Staf kedutaan Jerman di Beirut termasuk korban luka dalam ledakan, kata kementerian luar negeri Jerman.
"Kami terkejut melihat foto dari Beirut. Kolega di kedutaan kami termasuk korban luka," kata kedutaan dalam pesan di Twitter.
Video dari lokasi kejadian memperlihatkan asap tebal membumbung ke angkasa setelah ledakan pertama.
Kemudian terjadi ledakan kedua yang jauh lebih besar yang tampaknya menghancurkan beberapa bangunan di sekitarnya.
Media setempat mengatakan orang-orang terjebak di bawah reruntuhan.
Diperlihatkan pula mobil-mobil dan bangunan di sekitarnya yang rusak parah.
Seperti gempa'
Hamzah Assuudy Lubis, Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Lebanon, menuturkan kepada BBC Indonesia
Saat ledakan terjadi, saya dan teman teman sedang berada di rumah mahasiswa yang berjarak kurang lebih empat kilometer dari lokasi kejadian, yaitu Pelabuhan Beirut.
Suasana di sini sangat mencekam, ambulans mondar mandir, masyarakat panik mencari perlindungan, dan takut akan adanya ledakan susulan.
Ledakan awalnya kami rasakan seperti gempa kurang lebih 10 detik. Kami tinggal di salah satu apartemen di daerah Barbir, Beirut, yang berjarak kurang lebih empat kilometer dari lokasi kejadian.
Setelah merasakan goncangan, kami turun lewat tangga agar tidak terkena reruntuhan.
Sesampainya di bawah, kami melihat keadaan sudah mencekam. Salah satu orang lokal bilang kepada kami agar naik kembali ke apartemen agar tidak terkena ledakan susulan.
Kondisi apartemen sendiri beberapa kaca pecah dan dinding retak.
Hadi Nasrallah, penduduk Beirut
Saya melihat api, tapi saya belum tahu akan ada ledakan. Kami masuk ke dalam. Tiba-tiba saya kehilangan pendengaran karena sepertinya saya terlalu dekat. Saya kehilangan pendengaran selama beberapa detik, saya tahu ada sesuatu yang salah.
Dan tiba-tiba kaca mobil pecah begitu saja, kaca mobil-mobil di sekeliling kami, toko-toko, gedung-gedung. Kaca-kaca berjatuhan dari semua gedung.
Di seluruh Beirut, semua orang menghubungi satu sama lain dari wilayah yang terpaut beberapa kilometer dan mereka merasakan hal yang sama, kaca pecah, bangunan bergetar, dan ledakan keras.
Sebenarnya kami terkejut karena biasanya ketika ledakan terjadi, hanya satu area yang mengalami kejadian seperti itu. Namun kali ini semua Beirut, bahkan wilayah-wilayah di luar Beirut.
Sunniva Rose, wartawan
"Mengemudi ke Beirut pada awal malam, ketika masih ada cahaya, benar-benar kacau. Jalan-jalan tertutup oleh kaca. Sulit bagi ambulans-ambulans untuk melaju - ada batu bata, onggokan semen. Rumah-rumah ambruk.
"Ketika saya sampai di pelabuhan, tempat itu ditutup oleh tentara. Tentara meminta kami menjauh kalau-kalau ada ledakan kedua.
"Masih ada kepulan asap di langit sampai larut malam. Seluruh kota hitam kelam. Sangat sulit berjalan, orang-orang bersimbah darah. Saya melihat seorang perempuan berusia 86 tahun ditangani dokter yang baru keluar rumah membawa peralatan P3K. Mobil-mobil ringsek akibat batu-batu. Rumah-rumah bergaya kuno dengan potongan batu-batu besar ambruk ke jalan.
"Di flat saya keadaannya kacau sekali, semua kaca pecah. Skala dari kerusakan ini esktrem. Bahkan mal yang berjarak dua kilometer, seluruh bagian depan gedung hancur."
Hari berkabung nasional, dan kondisi darurat dua minggu
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengumumkan Rabu (05/08) dan dua hari berikut sebagai hari berkabung nasional.
Para pejabat mengatakan korban luka-luka "akan sangat tinggi jumlahnya."
Pertemuan Dewan Pertahanan Nasional yang dipimpin Presiden Michael Aoun merekomendasikan pemerintah menetapkan "kondisi darurat dua minggu" di ibu kota Beirut dalam pertemuan kabinet Rabu (05/08).
Presiden Aoun juga mengatakan pemerintah akan menggelontorkan dana darurat sebesar 100 miliar lira (Rp972,1 miliar).
Gerakan Hezbollah Lebanon menyerukan kesatuan nasional menyusul ledakan yang disebut "tragedi besar nasional."
"Tragedi dan kerusakan yang belum pernah kita saksikan sebelumnya...memerlukan solidaritas dan kesatuan dari seluruh rakyat Lebanon, berbagai pelaku politik," kata Hezbollah dalam satu pernyataan.
Kepala rumah sakit Universitas di Beirut, Dr Firass Abiad, mengatakan kepada BBC, sebagian besar korban luka karena pecahan kaca.
"Ruang gawat darurat sedikit kacau. Kami banyak menerima korban luka, sebagian besar korban luka akibat pecahan kaca yang terjadi akibat ledakan," kata Dr Abiad.
Media lokal menerbitkan seruan donasi darah yang diminta berbagai rumah sakit yang kewalahan merawat korban.
Sumber: Kompas TV/BBC Indonesia/Kompas.com