Breaking News:

Ledakan di Beirut

Pengamat Ungkap Tragedi Beruntun di Lebanon, Krisis Ekonomi dan Covid-19: Sekarang Ledakan di Beirut

Pengamat negara-negara Timur Tengah, Jeremy Bowen, mengungkapkan deretan krisis yang terjadi di Lebanon sebelum ledakan dahsyat di Beirut.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
Aljazeera.com
Lokasi ledakan di Beirut, Lebanon, Selasa (3/8/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat negara-negara Timur Tengah, Jeremy Bowen, mengungkapkan deretan krisis yang terjadi di Lebanon sebelum ledakan dahsyat di Beirut.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan BBC News, Selasa (4/8/2020).

Diketahui ledakan terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) siang waktu setempat.

Pengamat Timur Tengah Jeremy Bowen menjelaskan dampak ledakan Beirut secara nasional di Lebanon, Selasa (4/8/2020).
Pengamat Timur Tengah Jeremy Bowen menjelaskan dampak ledakan Beirut secara nasional di Lebanon, Selasa (4/8/2020). (Capture YouTube BBC News)

Apakah Ledakan Beirut karena Diserang? Pemerintah Israel Langsung Bantah: Tidak Ada Alasan

Sampai Rabu (5/8/2020) pagi, diperkirakan lebih dari 70 orang tewas dan 4.000 lainnya luka-luka.

Meskipun belum dinyatakan pasti penyebab ledakan tersebut, Bowen membenarkan insiden ini menambah panjang deretan krisis yang harus ditangani Lebanon.

Ia menjelaskan sejumlah krisis yang terjadi di Lebanon membuat kondisi negara di tepi Laut Mediterania itu terpukul.

"Tragedi mengerikan ini terjadi di negara yang tengah sangat menderita karena krisis ekonomi, karena krisis politik mendalam yang disebabkan kekacauan luar biasa," ungkap Jeremy Bowen.

Ditambah lagi kondisi pandemi Covid-19 yang membuat Lebanon harus memberlakukan lockdown.

Diketahui kebijakan tersebut mendapat protes dari masyarakat karena dinilai membuat ekonomi terpuruk.

Bowen menyebutkan dampak ekonomi akibat Covid-19 sampai menimbulkan inflasi dan kondisi keuangan masyarakat hancur.

"Covid-19 juga, Lebanon juga sangat terpuruk dengan hal itu, harus kembali menerapkan lockdown," papar Bowen.

"Ditambah lagi hiperinflasi, finansial masyarakat hancur berantakan, pemotongan gaji, mereka mengalami semuanya," jelasnya.

Bowen menyebutkan deretan krisis tersebut kini ditambah ledakan di kota pesisir Beirut.

"Lalu sekarang mengalami ini (ledakan di Beirut)," ungkapnya.

Penampakan kota setelah ledakan di Pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).
Penampakan kota setelah ledakan di Pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). (AFP)

Kesaksian Warga Lihat Ledakan di Beirut: Keadaan Mencekam, Kaca Apartemen Pecah dan Dinding Rusak

Ia menyinggung hubungan Lebanon dengan negara tetangganya, Israel, yang tidak terlalu baik.

Sesaat setelah ledakan terjadi, Israel menyatakan pihaknya tidak terkait.

Bowen menjelaskan umumnya negara-negara Timur Tengah selalu terbuka jika melakukan serangan ke negara lain.

"Ada pula konteks regional, di mana Pemerintah Israel segera menyatakan mereka tidak ada kaitannya dengan hal ini," terangnya.

"Biasanya mereka cukup terbuka dengan tindakannya jika memang benar (melakukan serangan), jadi tampaknya pernyataan ini dapat dipercaya," lanjut Bowen.

Ia lalu memaparkan hubungan diplomatik Lebanon dengan wilayah lain di sepanjang Laut Tengah.

"Konflik di antara kedua negara adalah masalah di perbatasan selatan, antara pasukan Syiah Lebanon Hezbollah, dekat dengan Damaskus, dekat dengan Tehran dan pasukan Israel," terangnya.

Bowen mengungkit beberapa minggu terakhir hubungan Lebanon dengan Israel tengah tegang.

"Sekarang ledakan dahsyat di Beirut akan menimbulkan dampak nasional, bahkan mungkin lebih luas jika dampaknya membuat Lebanon tidak stabil," tandas Bowen.

Lihat videonya mulai menit 5:30

Israel Bantah Terlibat

Pemerintah Israel membantah pihaknya terlibat ledakan yang terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon.

Dilansir TribunWow.com, kemudian muncul spekulasi penyebab ledakan yang menewaskan lebih dari 70 orang tersebut.

Diketahui hubungan diplomatik Israel dan Lebanon kerap mengalami konflik dan puncaknya terjadi pada perang 2006.

Dikutip dari surat kabar lokal The Times of Israel, ledakan terjadi setelah ketegangan terjadi antara Israel dan Lebanon.

Beberapa jam sebelum kejadian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan kemungkinan serangan dari kelompok teroris Iran.

Meskipun begitu, organisasi Politik dan Paramiliter di Lebanon Hezbollah membantah isu serangan Israel.

"Tidak ada bukti rumor terkait serangan Israel terhadap senjata milik Hezbollah di pelabuhan," kata seorang pemimpin Hezbollah.

Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi menyampaikan hal serupa.

Ia menilai pihak Israel tidak ada alasan untuk menyerang Lebanon.

Video detik-detik ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) sore waktu setempat.
Video detik-detik ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) sore waktu setempat. (Capture YouTube BBC News)

 

 Bantah Donald Trump, Pakar Sebut Ledakan Beirut Lebanon Bukan karena Serangan Militer: Percikan Api

"Saya melihat tidak ada alasan untuk tidak percaya tentang laporan yang menyebutkan kejadian tersebut merupakan kecelakaan," tegas Gabi Ashkenazi.

Mantan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Yaakov Amidror menduga serangan terjadi karena penyimpanan bahan amunisi milik pasukan Hezbollah sendiri.

"Kita harus melihat siapa yang dengan sangat tidak bertanggung jawab meletakkan benda semacam itu di pelabuhan sipil," kata Yaakov Amidror.

Dikutip dari surat kabar lokal Israel Naharnet, Pemerintah Israel kemudian menawarkan bantuan kepada Pemerintah Lebanon.

"Setelah ledakan yang terjadi di Beirut, Menteri Pertahanan Benny Gantz dan Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi, mewakili Israel, menawarkan Pemerintah Lebanon melalui perantara internasional, bantuan medis dan kemanusiaan, selain bantuan darurat," kata Juru Bicara Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri.

Bantuan tersebut ditawarkan meskipun hubungan kedua belah negara masih tegang selama dua minggu terakhir. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Tags:
Ledakan di BeirutLedakanLebanonBeirut
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved