Breaking News:

Terkini Daerah

Sarankan UNAIR Hati-hati Tangani Kasus Gilang, Psikolog: Bagaimanapun Orang Punya Masa Lalu

Psikolog Koentjoro memberi saran kepada pihak Unair Surabaya terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan seorang mahasiswanya.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Capture YouTube TvOne
Psikolog Koentjoro menganalisis awal mula perilaku Gilang 'Bungkus', dalam Kabar Petang, Minggu (2/8/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Psikolog Koentjoro memberi saran kepada pihak Universitas Airlangga (Unair) Surabaya terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan seorang mahasiswanya.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Minggu (2/8/2020).

Sebelumnya viral di media sosial seorang mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya diduga melakukan pelecehan terhadap sejumlah mahasiswa lain.

Psikolog Koentjoro menganalisis awal mula perilaku Gilang 'Bungkus', dalam Kabar Petang, Minggu (2/8/2020).
Psikolog Koentjoro menganalisis awal mula perilaku Gilang 'Bungkus', dalam Kabar Petang, Minggu (2/8/2020). (Capture YouTube TvOne)

UNAIR Soroti Modus Gilang Fetish Kain Jarik Tipu Korban Pakai Riset: Sangat Tidak Masuk Akal

Gilang Aprilian Nugraha Pratama atau Gilang 'Bungkus' diduga memiliki ketertarikan seksual (fetish) yang menyimpang terhadap orang yang dibungkus kain jarik layaknya jenazah.

Menanggapi hal itu, Koentjoro menilai kasus Gilang dapat dibawa ke ranah hukum.

Ia menyinggung perilaku Gilang dapat dikategorikan sebagai penyimpangan seksual.

"Bisa, karena ini bukan kelainan tapi penyimpangan," jelas Koentjoro.

Selain itu, kasus itu sudah cukup kuat untuk diproses karena ada korban.

"Yang kedua adalah ada pihak yang merasa dirugikan," ungkit psikolog tersebut.

Koentjoro menduga Gilang menggunakan dalih orientasi seksualnya.

Seperti diketahui, Gilang mengaku sebagai biseksual yang tertarik kepada kedua jenis kelamin.

Tidak hanya itu, ia memaksa korban mengakui hal serupa saat melakukan pelecehan.

"Sejak awal ini mau mengarah kepada penyimpangan, tapi kelainan. Jadi strategi-strateginya itu kemudian dia membuat melenceng, istilahnya," papar Koentjoro.

Foto Ernest Prakasa bersama Gilang Ezian atau Gilang 'Bungkus'.
Foto Ernest Prakasa bersama Gilang Ezian atau Gilang 'Bungkus'. (Capture YouTube TvOne)

Ragam Curhatan Pelapor Gilang Fetish Kain Jarik, UNAIR: Sebagian Besar Laki-laki

Ia menduga perilaku Gilang terkait erat dengan masa lalunya.

Koentjoro tidak menampik kemungkinan mahasiswa tersebut pernah menjadi korban kekerasan seksual di masa lalu.

Berdasarkan hal itu, ia meminta pihak Unair bijak dalam menangani kasus Gilang.

"Pihak kampus harus hati-hati. Bagaimanapun juga bahwa manusia punya masa lalu, orang itu boleh bersalah," ungkap dosen psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.

"Orang itu tempatnya salah dan khilaf," tambahnya.

Koentjoro menambahkan, hal yang lebih penting adalah perbaikan sikap dari Gilang sendiri.

"Tetapi kalau anak ini kemudian bisa menyadari, yang penting anak ini bisa belajar dari masa lalunya dan dia bisa memperbaiki," terangnya.

"Dia masih muda. Hukuman sepantasnya, tetapi sekali lagi, jangan sampai membunuh masa depan yang bersangkutan," tutup Koentjoro.

Lihat videonya mulai menit ke-7.50:

Gilang 'Fetish Kain Jarik' Diduga Manfaatkan Status Senior

Gilang (G) hingga saat ini belum terlihat batang hidungnya seusai namanya menjadi viral di media sosial karena diduga melampiaskan fetishnya kepada para korbannya.

Para korban Gilang mengaku pernah dibungkus oleh pelaku menggunakan kain jarik hingga menyerupai mumi atau jenazah, yang diduga dilakukan pelaku untuk mencapai kepuasan seksual.

Ketua tim help center Universitas Airlangga dr. Liestianingsih Dwi Dayanti menduga G sengaja memanfaatkan statusnya sebagai mahasiswa senior untuk mendekati para calon korban.

 Viral Gilang Dibungkus Kain Jarik, Polda Jatim Lakukan Penyelidikan hingga Pernyataan dari Kampus

Pemaparan itu diterangkan oleh Dwi lewat acara APA KABAR INDONESIA PAGI, Sabtu (1/8/2020).

Awalnya ia mengatakan hingga saat ini telah masuk 15 laporan terkait kasus fetish kain jarik yang dilakukan oleh Gilang.

Namun dari 15 pelapor itu belum bisa ditentukan apakah memang benar 15 orang atau ada orang yang sama berulang kali melapor.

Hanya saja ia memastikan bahwa sebagian besar pelapor berjenis kelamin pria.

"Kami belum bisa menyebut jenis kelaminnya karena memang nomer itu semua ada yang anonim, tapi nampaknya sebagian besar laki-laki," papar Dwi.

Korban dari sosok viral Gilang (G) yang gemar membungkus pria dengan kain jarik mengungkap kesaksiannya.
Korban dari sosok viral Gilang (G) yang gemar membungkus pria dengan kain jarik mengungkap kesaksiannya. (YouTube SURYAtv - Indonesian Latest News Videos)

Selama melangsungkan aksinya, Gilang memang diduga sengaja mengincar mahasiswa baru.

Pelaku yang berstatus mahasiswa senior tahun 2015, sengaja memanfaatkan hubungan senioritas antara dirinya dengan para mahasiswa baru yang masuk di tahun 2018 untuk mendekati calon korbannya.

"Sepertinya modusnya mereka ini mahasiswa baru yang menjadi sasaran," ungkap Dwi.

"Jadi karena G ini adalah senior, jadi mungkin relasinya karena dia sebagai senior mereka adik-adik kelas ini merasa senang, merasa punya teman baru yang senior."

Viral Gilang Dibungkus Kain Jarik, Polda Jatim Lakukan Penyelidikan hingga Pernyataan dari Kampus

"Mungkin ini yang kemudian menjadi relasi ini terjadi," imbuhnya.

Dwi mengatakan berdasarkan info yang dimiliki UNAIR, Gilang aktif beraksi pada tahun 2018.

Berdasarkan keterangan dari pihak UNAIR, Dwi mengatakan bahwa Gilang hingga saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa aktif.

"Seharusnya memang sudah lulus tapi sepertinya belum, masih mengerjakan skripsi yang bersangkutan," tandasnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Anung)

Tags:
Universitas Airlangga (Unair)Penyimpangan SeksualPsikolog
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved