Kabinet Jokowi
Jokowi Kembali Sentil Menteri soal Penyerapan Anggaran: Enggak Tahu Prioritas yang Harus Dikerjakan
Dari Rp 695 triliun anggaran penanggulangan Covid-19, baru Rp 141 triliun atau 20 persen yang terealisasi.
Editor: Lailatun Niqmah
"Saya tidak tahu sebabnya apa, tetapi suasana pada minggu-minggu terakhir."
"Kelihatan masyarakat berada di posisi khawatir mengenai Covid-19," katanya dikutip dari channel YouTube Sekretariat Presiden.
Mantan Wali Kota Solo ini menduga, penyebab kekhawatiran masyarakat tersebut disebabkan oleh sejumlah hal.
Pertama karena kasus terkonfirmasi positif di Indonesia terus meningkat.
"Entah karena kasusnya meningkat, atau terutama menengah atas melihat, karena orang yang tidak taat pada protokol kesehatan, tidak semakin sedikit tapi semakin banyak," imbuhnya.
Jokowi melanjutkan dengan memaparkan sejumlah data terkait penanganan Covid-19 di Indonesia per Minggu (2/8/2020).
Berdasarkan laporannya, diketahui hingga kemarin kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia tembus 111.455 kasus.
"Dengan case fatality rate 4,7 persen dan angka kematian di Indonesia ini lebih tinggi 0,8 persen dari kematian global. Ini menjadi PR besar kita bersama."
"Sedangkan case recovery rate di negara kita data terakhir 61,9, bagus terus meningkat angkanya," urai Jokowi.
Arahan Jokowi
Melihat kondisi yang ada Jokowi kemudian memberikan arahan kepada peserta ratas.
Pertama ia meminta penerapan protokol kesehatan serta perubahan perilaku menjadi fokus.
Bahkan Jokowi ingin ada agenda khusus untuk mengkampanyekan hal tersebut.
"Saya ingin fokus saja, fokus kampanye pakai masker 2 minggu, nanti 2 minggu berikutnya jaga jarak atau cuci tangan."
"Tidak dicampur cuci tangan, jaga jarak barengan," bebernya.
Jokowi menilai hal tersebut akan efektif untuk mengedukasi masyarakat kalangan menengah bawah.
Terakhir Jokowi juga menyoroti stimulus ekonomi penanganan Covid-19 yang belum terserap secara maksimal.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Momen Jokowi Sentil Menterinya: Belum Punya Aura Krisis dan Terjebak Pekerjaan Harian