Breaking News:

Misteri Kematian Yodi Prabowo

Alasan Yodi Prabowo Bunuh Diri dengan Pisau, Kriminolog: Ingin Terlihat sebagai Korban Perampokan

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menganalisis kematian editor Metro TV Yodi Prabowo.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TribunJakarta/Annas Furqon Hakim
Tim identifikasi dari Polres Metro Jakarta Selatan memeriksa mayat Yodi Prabowo yang ditemukan di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/7/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menganalisis kematian editor Metro TV Yodi Prabowo.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (29/7/2020).

Diketahui jenazah editor Metro TV tersebut ditemukan dengan luka tusuk di tepi Tol JORR Pesanggrahan, Jakarta Timur, pada Jumat (10/7/2020) lalu.

Kriminolog Adrianus Meliala menganalisis kasus tewasnya editor Metro TV Yodi Prabowo, dalam acara Mata Najwa, Rabu (29/7/2020).
Kriminolog Adrianus Meliala menganalisis kasus tewasnya editor Metro TV Yodi Prabowo, dalam acara Mata Najwa, Rabu (29/7/2020). (Capture YouTube Najwa Shihab)

Sebut Ucapan Yodi Prabowo Hanya untuk Mengetes Sayang ke Kekasihnya, Ayah: Toh Tidak Ada Jawabannya

Meskipun sempat muncul dugaan Yodi Prabowo dibunuh, polisi memastikan editor Metro TV tersebut bunuh diri.

Namun pihak keluarga tetap meyakini ada pelaku yang menyebabkan kematian anak mereka.

Menanggapi tanggapan pihak keluarga, Adrianus menjelaskan rentetan penyelidikan sampai berakhir pada kesimpulan bunuh diri.

Ia menyebutkan polisi pasti memiliki dugaan awal bahwa memang ada orang lain yang menyebabkan kematian Yodi Prabowo.

"Untuk itu maka, setahu saya, mengembangkan anggapan mengenai Mister X yang menunggu di sana. Kedua, Mister X ini datang bersama-sama dari Metro TV," papar Adrianus Meliala.

"Atau yang ketiga, Mister X ini membunuh almarhum dan kemudian membuangnya di sana, lalu kemudian pergi," lanjutnya.

Namun ketiga dugaan itu dipatahkan dengan hasil penyidikan tempat kejadian perkara (TKP).

"Didukung dengan temuan-temuan TKP, maka tiga teori itu terbantahkan. Maka kemudian polisi, yang tidak sesuai dengan naluri polisi, terpaksa mencari teori keempat yakni bahwa pembunuhan tersebut bukan pembunuhan," jelas Adrianus.

Ia menyebutkan kesimpulan bunuh diri yang disampaikan polisi tersebut bukannya tanpa perhitungan.

Adrianus mengungkit fakta Yodi Prabowo mengakhiri nyawanya dengan pisau.

Editor Metro TV Yodi Prabowo ditemukan di pinggir ruas Tol Pesanggrahan arah Pondok Pinang, Pesanggrahan, Jakarta, Jumat (10/7/2020).
Editor Metro TV Yodi Prabowo ditemukan di pinggir ruas Tol Pesanggrahan arah Pondok Pinang, Pesanggrahan, Jakarta, Jumat (10/7/2020). (Kolase (istimewa via TribunBogor) dan (Dok. TMC Polda Metro Jaya))

Soal Dugaan Bunuh Diri Yodi Prabowo, Pakar Psikologi Forensik: Kondisi Comorbid Depresi

Menurut dia, keputusan itu berat bagi korban bunuh diri.

"Yang keempat ini pun juga bukannya tanpa kelemahan. Kalau tadi dikatakan bahwa dia bunuh diri untuk tidak terlihat sebagai bunuh diri, maka memilih modus yang sebetulnya berat," ungkapnya.

"Biasanya laki-laki itu memilih modus yang cepat, misalnya meminum obat tidur secara berlebihan," lanjut Komisioner Ombudsman tersebut.

Ia menilai keputusan Yodi terkesan seperti mengejar sesuatu.

Adrianus menduga korban tidak ingin kematiannya tampak terkesan bunuh diri.

"Maka menurut polisi, itu adalah upaya korban untuk tidak terlihat sebagai bunuh diri. Ia ingin terlihat sebagai korban perampokan," paparnya.

Meskipun begitu, ia tidak menampik dugaan itu dapat terbantahkan jika ada teori lain yang dapat dibuktikan.

"Ini 'kan dugaan yang luar biasa yang bisa dipatahkan jika ada novum yang membuat kita keluar dari teori tersebut," tandas Adrianus.

Lihat videonya mulai menit 4:40

Ibu Yodi Prabowo Yakin Anaknya 'Dirancang' Bunuh Diri

Ibunda Yodi Prabowo, Turinah, bersikeras enggan percaya dengan kesimpulan polisi bahwa putranya bunuh diri.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (29/7/2020).

Turinah tetap yakin pada firasatnya bahwa Yodi tewas karena dibunuh.

Awalnya Turinah mengungkapkan harapannya terkait kelanjutan kasus putra sulungnya.

"Saya hanya mengharapkan keadilan buat anak kami. Udah itu aja," kata Turinah.

Ia mengungkapkan adik-adik Yodi Prabowo masih merasa berat untuk melepas kepergian kakaknya.

Setelah mendengar rilis polisi pada Sabtu (25/7/2020) lalu, Turinah tetap pada keyakinannya bahwa Yodi dibunuh.

"Kami yakin anak kami tidak bunuh diri, itu pasti ada pelakunya," tegasnya.

Hal itu ia ungkapkan mengingat seluruh barang bukti tertuju pada putranya sebagai pelaku tunggal.

Meskipun begitu, Turinah menilai sang pelaku dapat saja merekayasa tempat kejadian perkara (TKP) sehingga tampak seperti bunuh diri.

Seperti diketahui, pada pisau yang ditemukan di TKP ditemukan sidik jarinya sendiri.

Selain itu DNA rambut yang ditemukan di sekitar jenazah Yodi adalah miliknya sendiri.

"Enggak mungkin, pasti 'kan seseorang melakukan kejahatan enggak mungkin dia terang-terangan, 'Ini lho barang buktinya'," ungkap Turinah.

Ibunda editor Metro TV Yodi Prabowo, Turinah, yakin putranya tidak bunuh diri, dalam acara Mata Najwa, Rabu (29/7/2020).
Ibunda editor Metro TV Yodi Prabowo, Turinah, yakin putranya tidak bunuh diri, dalam acara Mata Najwa, Rabu (29/7/2020). (Capture YouTube Najwa Shihab)

 Kriminolog UI Bicara soal Dugaan Yodi Prabowo Bunuh Diri: Ada Tekanan yang Memunculkan Kemarahan

"Nanti dia cepat ketangkep kalau begitu," komentarnya.

Turinah bahkan menduga ada skenario yang dirancang pelaku untuk merekayasa kematian Yodi.

"Kalau saya pikir itu ada skenario hebat di dalamnya, jadi dirancang seakan-akan anak saya bunuh diri," kata sang ibu.

"Kalau saya berkeyakinan begitu. 'Kan bisa aja," tambahnya.

Sementara itu polisi menyimpulkan Yodi Prabowo bunuh diri berdasarkan analisis terhadap luka-luka tusuk di bagian dada.

Hal itu disampaikan dokter forensik dr Arif Wahyono dalam rilis saat konferensi pers yang ditayangkan kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (25/7/2020) lalu.

"Kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan lain selain luka tusuk di dada atau luka kekerasan tajam di dada sebanyak empat kali," kata dr Arif Wahyono.

Menurut dr Arif, dua luka tusuk yang dibuat adalah luka dangkal.

Pada luka ketiga baru mulai agak dalam dan akhirnya luka keempat merobek organ dalam.

"Luka tersebut sampai menembus atau memotong bagian bawah paru-paru," ungkapnya.

Luka semacam itu disebut wajar dilakukan korban bunuh diri sebagai percobaan sebelum mengakhiri hidupnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Tags:
Misteri Kematian Yodi PrabowoYodi PrabowoMata Najwa
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved