Breaking News:

Pilkada Serentak 2020

Sebelumnya Bantah Dinasti, Deddy Sitorus Akui Usung Gibran Ada Faktor Jokowi: Waktu yang Tepat

Politisi PDIP Deddy Sitorus mengungkapkan alasan partainya setuju mendukung Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo 2020.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Instagram @fx.rudyatmo/KOMPAS.com/Ihsanuddin
Kolase foto Gibran Rakabuming Raka dan Joko Widodo (Jokowi). 

TRIBUNWOW.COM - Politisi PDIP Deddy Sitorus mengungkapkan alasan partainya setuju mendukung Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo 2020.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam acara Dua Arah di Kompas TV, Senin (27/7/2020).

Diketahui sebelumnya Gibran mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo 2020 berdampingan dengan Teguh Prakosa.

Perdebatan terjadi antara politisi PDIP Deddy Sitorus (kiri) dengan pengamat komunikasi politik Hendri Satrio (kanan), dalam acara Dua Arah, Senin (27/7/2020).
Perdebatan terjadi antara politisi PDIP Deddy Sitorus (kiri) dengan pengamat komunikasi politik Hendri Satrio (kanan), dalam acara Dua Arah, Senin (27/7/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

Soal Gibran, Refly Harun Sebut Tak Permasalahkan Dinasti Politik: Kecuali Dibuat dengan Cara Curang

Pencalonan Gibran tersebut menuai kontroversi karena ayahnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat aktif sebagai kepala negara.

Menanggapi hal itu, Deddy Sitorus membantah keras isu dinasti politik yang menyeret Gibran.

Meskipun begitu, ia membenarkan anggota keluarga tokoh politik yang sudah berkuasa dapat menjadi sumber kaderisasi.

"Dalam kasus Gibran, saya sudah katakan pemimpin atau elit adalah salah satu sumber rekrutmen," jelas Deddy Sitorus.

Ia juga mengakui ada pertimbangan latar belakang keluarga Gibran sebagai putra Jokowi dalam keputusan PDIP.

"Gibran datang pada waktu yang tepat. Kita dalam memutuskan calon sudah tentu, bahwa dia anak Jokowi itu salah satu pertimbangan," paparnya.

Mendengar pengakuan Deddy, pengamat komunikasi politik Hendri Satrio segera menyambar.

"Benar 'kan?" potong Hendri Satrio.

Sebelumnya Hendri menilai PDIP kurang kuat dalam mencari kader baru sehingga harus mengandalkan citra Presiden Jokowi dalam diri Gibran.

Gibran Rakabuming Raka memberikan tanggapan terkait dinasti politik lewat sebuah Webinar yang diselenggarakan oleh PDIP bertajuk 'Anak Muda Berpolitik Siapa Takut?', pada Jumat (24/7/2020).
Gibran Rakabuming Raka memberikan tanggapan terkait dinasti politik lewat sebuah Webinar yang diselenggarakan oleh PDIP bertajuk 'Anak Muda Berpolitik Siapa Takut?', pada Jumat (24/7/2020). (YouTube Kompastv)

Alasan Achmad Purnomo Tak Bersedia Jadi Tim Pemenangan Gibran-Teguh: Tanpa Saya Pasti Menang

"Saya sudah bilang bahwa keluarga elit adalah salah satu sumber rekrutmen dan itu terjadi di seluruh dunia," balas Deddy.

Dalam tayangan yang sama, sebelumnya Hendri mengomentari PDIP kurang siap mencari kader dalam menyambut pilkada.

"Rekrutmen ini juga menarik karena ada lagi definisi yang lain, dikatakan bahwa yang paling besar menyebabkan terjadinya dinasti politik adalah partai politik yang lemah dalam mempersiapkan kader-kadernya," kata Hendri Satrio.

"Sehingga branding family itu lebih kuat daripada kekuatan brand partai politik," lanjutnya.

Ia mengungkapkan hal itu sudah tercantum dalam berbagai jurnal politik.

Mendengar hal itu, Deddy Sitorus segera membantah.

Deddy menilai anggapan itu tidak sesuai dengan kondisi internal partai.

"Kalau dibilang PDIP lemah dalam sistem rekrutmen politik, saya kira salah," sanggah Deddy Sitorus.

"Orang ini suka mengucapkan kata-kata atau pandangan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi," komentarnya.

Deddy menambahkan, PDIP sendiri harus bersikap terbuka terhadap kemungkinan ada calon potensial yang nonpartai.

"Coba kalau PDIP tidak membuka tempat bagi yang nonkader untuk masuk, lalu kita dianggap apa?" sindirnya.

Lihat videonya mulai menit 5:00

Projo Bantah Jokowi Ikut Campur

Ketua Organisasi Pro-Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, membantah Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan dalam majunya Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo 2020.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat diundang dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (23/7/2020).

 Meski Siap Membantu, Purnomo Mengaku Gibran Belum Memintanya: Saya Sudah Bilang Bapaknya Siap

Budi Arie membantah keputusan Gibran bertujuan melanggengkan dinasti politik sang ayah.

Ia juga tidak setuju jika istilah 'dinasti politik' dilekatkan kepada keluarga Jokowi.

"Saya enggak terlalu setuju dengan dinasti. Kita pakai keluarga politik, lah," kata Budi Arie Setiadi.

Menurut Budi, sudah lazim ada anggota keluarga yang terjun ke politik mengikuti jejak anggota keluarga lainnya.

"Dinasti itu 'kan istilah cynical terhadap politik keluarga. Padahal contoh-contoh keluarga politik ada di seluruh dunia," kata Budi.

Diketahui Projo adalah organisasi kemasyarakatan yang aktif mendukung Jokowi pada pemilihan presiden.

Meskipun begitu, Budi membantah pendapatnya terkait dengan sikap Projo.

Ia kemudian mengungkit awal mula Gibran berinisiatif maju dalam Pilkada Solo.

Ketua Projo Budi Arie Setiadi membantah Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlibat dalam majunya Gibran Rakabuming Raka dalam Pilkada 2020, dalam acara Rosi, Kamis (23/7/2020).
Ketua Projo Budi Arie Setiadi membantah Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlibat dalam majunya Gibran Rakabuming Raka dalam Pilkada 2020, dalam acara Rosi, Kamis (23/7/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

Budi menjelaskan hal itu sudah disampaikan kepada Jokowi sendiri.

"Memang awal-awal Gibran mau maju satu tahun lalu, sudah saya sampaikan ke Pak Presiden," kata Wakil Menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi itu.

Budi mengaku sudah mengingatkan presiden tentang kemungkinan ada tudingan miring terkait dinasti.

"Pak, kita ini sudah bicara soal bapak tidak membangun dinasti politik dan ekonomi," ungkapnya.

Namun, Jokowi menyebutkan Gibran sendiri yang ingin terjun dalam politik.

 Pilkada Solo Potensi Calon Tunggal, Refly Harun Singgung Makassar: Kalau Gibran Rasanya Tak Mungkin

"Akhirnya saya dapat penjelasan dari presiden, Pak Jokowi, ini bukan mau dia. Bukan mau ibunya," kata Budi.

"Maunya Gibran, maunya anaknya," tuturnya.

Presenter Rosiana Silalahi kemudian menyoroti sikap Budi yang membantah stigma dinasti politik pada keluarga presiden.

Ia menilai sikap itu terkait posisi Budi sebagai ketua organisasi yang mendukung presiden.

"Ketika orang lain, Anda bilang itu dinasti politik. Tapi ketika itu tentang seseorang yang kita kagumi, itu bukan dinasti politik," komentar Rosi.

Budi segera membantah.

"Bukan, kita lihat apakah Pak Jokowi yang mau Gibran menjadi wali kota? Enggak," sanggahnya.

Ia menambahkan, Gibran tidak dapat disalahkan hanya karena terlahir sebagai anak presiden.

"Paling tidak saya lihat Gibran itu juga maunya Gibran. Menurut hemat kami, politik lahiriah enggak bisa divonis, dong," tegas Budi.

"Siapa sih yang minta jadi anak presiden? Ini 'kan politik lahiriah," tambahnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Tags:
Pilkada Serentak 2020Deddy SitorusJokowiGibran Rakabuming RakaSoloPDIP
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved