Pilkada Serentak 2020
Sebelumnya Bantah Dinasti, Deddy Sitorus Akui Usung Gibran Ada Faktor Jokowi: Waktu yang Tepat
Politisi PDIP Deddy Sitorus mengungkapkan alasan partainya setuju mendukung Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo 2020.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Politisi PDIP Deddy Sitorus mengungkapkan alasan partainya setuju mendukung Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo 2020.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam acara Dua Arah di Kompas TV, Senin (27/7/2020).
Diketahui sebelumnya Gibran mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo 2020 berdampingan dengan Teguh Prakosa.

• Soal Gibran, Refly Harun Sebut Tak Permasalahkan Dinasti Politik: Kecuali Dibuat dengan Cara Curang
Pencalonan Gibran tersebut menuai kontroversi karena ayahnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat aktif sebagai kepala negara.
Menanggapi hal itu, Deddy Sitorus membantah keras isu dinasti politik yang menyeret Gibran.
Meskipun begitu, ia membenarkan anggota keluarga tokoh politik yang sudah berkuasa dapat menjadi sumber kaderisasi.
"Dalam kasus Gibran, saya sudah katakan pemimpin atau elit adalah salah satu sumber rekrutmen," jelas Deddy Sitorus.
Ia juga mengakui ada pertimbangan latar belakang keluarga Gibran sebagai putra Jokowi dalam keputusan PDIP.
"Gibran datang pada waktu yang tepat. Kita dalam memutuskan calon sudah tentu, bahwa dia anak Jokowi itu salah satu pertimbangan," paparnya.
Mendengar pengakuan Deddy, pengamat komunikasi politik Hendri Satrio segera menyambar.
"Benar 'kan?" potong Hendri Satrio.
Sebelumnya Hendri menilai PDIP kurang kuat dalam mencari kader baru sehingga harus mengandalkan citra Presiden Jokowi dalam diri Gibran.

• Alasan Achmad Purnomo Tak Bersedia Jadi Tim Pemenangan Gibran-Teguh: Tanpa Saya Pasti Menang
"Saya sudah bilang bahwa keluarga elit adalah salah satu sumber rekrutmen dan itu terjadi di seluruh dunia," balas Deddy.
Dalam tayangan yang sama, sebelumnya Hendri mengomentari PDIP kurang siap mencari kader dalam menyambut pilkada.
"Rekrutmen ini juga menarik karena ada lagi definisi yang lain, dikatakan bahwa yang paling besar menyebabkan terjadinya dinasti politik adalah partai politik yang lemah dalam mempersiapkan kader-kadernya," kata Hendri Satrio.