Pilkada Serentak 2020
Pertanyakan Kemampuan Gibran Jadi Cawalkot Solo, Refly Harun: Kita Tidak Cari Pemimpin yang Magang
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mempertanyakan kemampuan sekaligus jam terbang dari calon wali kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mempertanyakan kemampuan sekaligus jam terbang dari calon wali kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Dilansir TribunWow.com, Refly Harun menilai Gibran Rakabuming belum mempunyai jam terbang atau pengalaman di dunia pemerintahan.
Terlebih menurutnya, putra sulung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu juga terjun ke dunia politik baru-baru ini.
Hal ini disampaikan dalam tayangan YouTube Refly Harun yang diunggah pada Jumat (24/7/2020).

• Refly Harun Mengaku Tak Sekasar Rocky Gerung Komentari Pilkada Solo dan Peluang Lawan Kotak Kosong
Dirinya juga menyoroti sikap PDI Perjuangan (PDIP) yang justru memberikan rekomendasi kepada Gibran dibandingkan kepada yang lebih senior dan berpengalaman, Achmad Purnomo.
Pria yang saat ini menjadi Wakil Wali Kota Solo itu menurut Refly Harun lebih pantas mendapat rekomendasi dari PDIP untuk maju ke Pilkada 2020.
"Soalnya adalah dia lebih lama menjadi kader PDIP, kemudian memiliki pengalaman sebagai wakil wali kota, usianya sudah matang, tapi dia tergusur oleh anak presiden," ujar Refly Harun.
"Yang baru masuk partai, yang belum punya pengalaman pemerintahan, yang usianya masih sangat muda dan belia," jelasnya.
Dikatakannya, untuk bisa menjadi pemimpin tidak cukup dengan hanya mengandalkan kesiapan, terlebih yang dipimpin tidak hanya lingkup kelompok atau desa, tetapi sudah level kota.
"Jadi bukan soal bisa atau tidak bisa, tetapi soal kita memilih pemimpin yang benar-benar harus paling siap," katanya.
"Kita tidak mencari pemimpin yang magang sesungguhnya, terlalu mahal bangsa ini kalau pemimpinnya baru magang," jelas Refly Harun.
• Tanggapi Tudingan Dinasti Politik di Pilkada Solo 2020, Gibran: Tidak Diwajibkan Harus Memilih Saya
Meski begitu, Refly Harun menegaskan tidak menyalahkan keputusan Gibran dan tidak bisa juga langsung meremehkannya.
Maka dari itu, dirinya berharap Gibran bisa membuktikan ekspetasi dari masyarakat andai memenangkan Pilkada Solo 2020.
Selain itu, pakar hukum tata negara itu juga tetap berharap pasangan Gibran dan Teguh tidak dipertarungkan dengan kotak kosong, dengan kata lain pasangan Bajo bisa lolos verifikasi, sehingga akan memberikan drama tersendiri.
"Tapi ya kita tidak bisa underestimate dengan kemampuan Gibran, apalagi ada yang menyakini dia adalah sosok yang mandiri, pengusaha sukses. Maka kita akan lihat saja," terangnya.
"Dan mudah-mudahan calon independen ini lolos, walaupun tidak diharapkan menang. Paling tidak ada drama," harap Refly Harun.
"Kita lihat drama itu apakah sebuah tragedi ataukah hanya ketoprak humor saja di Pilkada Kota Solo," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 10.18
Soal Tukang Jahit dan Ketua RW di Pilkada Solo 2020: Bumi dan Langit
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan tanggapannya terkait calon penantang Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo 2020.
Pasangan Gibran Rakabuming dan Teguh Prakosa akan ditantang oleh bakal pasangan calon (bapaslon) Bagyo Wahyono dan FX Suparjo yang menamai sebagai pasangan Bajo.
Pasangan Bajo akan maju di Pilkada Solo 2020 melalui jalur independen atau non partai.
Menariknya, keduanya berasal dari masyarakat kalangan bawah.
Bagyo merupakan seorang tukang jahit, sedangkan pasangannya Suparjo adalah menjabat sebagai ketua RW.

• Tanggapi Tudingan Dinasti Politik di Pilkada Solo 2020, Gibran: Tidak Diwajibkan Harus Memilih Saya
Dilansir TribunWow.com, Refly Harun menilai kondisi tersebut bisa diibaratkan bagiakan bumi dan langit jika dilihat dari latar belakangnya.
Dirinya mengatakan bahwa dukungan untuk Gibran tidak perlu diragukan lagi.
Selain seorang anak dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran juga diusung oleh partai PDI Perjuangan (PDIP) yang notabene merupakan pemilik mayoritas kursi di DPRD dan juga basic dari masyarakat Kota Solo.
"Secara teoritis rasanya tidak mungkin Gibran kalah, ingat on the paper di atas kertas," ujar Refly Harun melalui kanal YouTube pribadinya.
"Karena dia anak Presiden jadi Jokowi Effect, dan juga sokongan dari PDIP. Kita tahu PDIP pemegang mayoritas kursi di Kota Solo," jelasnya.
"Jadi kalau dua kekuatan ini bersatu, saya kira memang sulit mengalahkannya."
Menurut Refly Harun, hal itu tentu akan menjadi pertaruhan besar bagi Jokowi dan juga PDIP jika Gibran justru kalah di Pilkada Solo.
"Dan juga pastinya Presiden Jokowi dan PDIP tidak mau kehilangan muka," ungkapnya.
• Achmad Purnomo Dinyatakan Positif Covid-19, Jokowi dan Gibran Langsung Jalani Tes Swab
Sementara itu terkait munculnya pasangan Bajo yang didukung oleh komunitas Tikus Pithi, Refly Harun menilai justru menjadi fenomena yang luar biasa.
Bagaimana tidak, pasangan yang bisa dikatakan merupakan kalangan bawah itu akan menantang kandidat kuat dan terpandang.
Maka dari itu, menurut Refly Harun, ada anggapan bahwa pasangan Bajo justru seperti 'mengejek' pasangan Gibran dan Teguh.
"Dengan kehadiran Tikus Pithi ini pasangan Bajo kita bisa menggarisbawahi beberapa skenario," kata Refly Harun.
"Skenario satu pasangan ini sengaja dalam tanda kutip mengejek pasangan Gibran-Prakosa karena yang dihadapi adalah anak Presiden tapi yang menghadapi cukup seorang jahit dan ketua RW saja," terangnya.
"Mudah-mudahan ketua RW itu selamat nasibnya, ketika Gibran sudah terpilih."
"Jadi jauh bumi dan langit," pungkasnya.
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)