Breaking News:

Terkini Daerah

Pembobolan Rekening Bermodal Sampah Struk ATM, Polisi Jawab Dugaan Orang dalam Bank: Mungkin Ada

Dirreskrimum Polda Sumatera Selatan Kombes Hisar Siallagan mengungkapkan dugaan orang dalam bank terlibat dalam pembobolan rekening.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Kompas.com/Fabian Januarius Kuwado
Ilustrasi mesin ATM - Pembobolan mesin ATM bank swasta oleh 12 oknum Satpol PP menghebohkan publik, berikut faktanya. 

TRIBUNWOW.COM - Dirreskrimum Polda Sumatera Selatan Kombes Hisar Siallagan mengungkapkan dugaan orang dalam bank terlibat dalam pembobolan rekening lewat sampah struk ATM.

Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan dalam acara Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Rabu (22/7/2020).

Sebelumnya terjadi pembobolan rekening di tiga bank daerah, yakni Bank Lampung, Bank Sultra di Kendari, dan Bank Sumsel Babel yang dilakukan lima orang tersangka.

Dirreskrimum Polda Sumatera Selatan Kombes Hisar Siallagan menjelaskan modus pembobolan rekening menggunakan sampah struk ATM, dalam Sapa Indonesia Malam, Rabu (22/7/2020).
Dirreskrimum Polda Sumatera Selatan Kombes Hisar Siallagan menjelaskan modus pembobolan rekening menggunakan sampah struk ATM, dalam Sapa Indonesia Malam, Rabu (22/7/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

Modus Pelaku Kuras Uang Ratusan Juta di Rekening 10 Warga Tulungangung, Telepon Bilang Dapat Hadiah

Sejak dilakukan pertama kali pada 2018, total kerugian korban di Bank Lampung mencapai Rp70 juta, Bank Sultra mencapai Rp120 juta, dan Bank Sumsel Babel mencapai Rp116 juta.

Ia membenarkan jika ada dugaan oknum pegawai bank yang terlibat dalam kasus tersebut.

"Dugaan ke sana juga mungkin ada karena kami baru menangkap dua tersangka dari empat tersangka yang kami identifikasi," kata Hisar Siallagan.

Hisar menjelaskan masih ada dua orang pelaku yang masih buron.

"Dua pelaku masih kami kejar, yaitu H dan RO, masih kami (masukkan dalam) daftar pencarian orang. Ini mungkin akan kami buka apabila pelaku lain kita tangkap," ungkapnya.

Sebelumnya ia menjelaskan pelaku mendapat data dari struk ATM tersebut diambil untuk membuat KTP palsu untuk membuat rekening baru.

Modus Baru Pembobolan Rekening Lewat Sampah Struk ATM, Pakar Peringatkan Hal Ini saat Ambil Uang

Hisar menyebutkan para pelaku mengincar struk yang menunjukkan nama dan rekening nasabah.

"Kemudian memeriksa data nama korban nasabah BPD Sumsel. Dia mencari datanya di link KPU," ungkapnya.

"Datanya umur, alamat, dan sebagainya, kemudian dia membuat KTP palsu," lanjut Hisar.

KTP palsu tersebut digunakan untuk membuat rekening baru di bank yang sama dengan milik nasabah asli.

"Dengan KTP palsu, fotonya dengan foto tersangka tapi nama nasabah. Sehingga dia mendatangi kantor Bank Sumsel awalnya membuat rekening baru dan membuat ATM," paparnya.

Setelah itu pelaku akan menelepon bank dan mengaku hendak menarik uang di rekening asli milik nasabah yang dipalsukan.

Pelaku kemudian meminta bank memindahkan isi rekening pertama ke rekening baru miliknya.

"Dengan alasan dia tidak membawa ATM," kata Hisar.

Lihat videonya mulai menit 6:00

Pakar Perbankan Ungkap Modus Pelaku

Pengamat Keamanan Perbankan Pratama Dahlian Persada mengungkapkan modus pembobolan rekening bank melalui sampah struk ATM.

Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan dalam acara Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Rabu (22/7/2020).

 Modus Pelaku Kuras Uang Ratusan Juta di Rekening 10 Warga Tulungangung, Telepon Bilang Dapat Hadiah

Pratama menjelaskan bagaimana modus pembobolan dilakukan.

Dalam struk bukti transfer di ATM, biasanya terdapat keterangan rekening penerima.

"Struk-struk itu ketika dikumpulkan, mendapatkan data nama dan nomor rekening, ini yang diolah pelaku. Kenapa diolah, karena dia membutuhkan data tambahan supaya bisa menguasai rekening tersebut," jelas Pratama.

Ia menjelaskan hal itu disebut dengan social engineering.

Pengamat Keamanan Perbankan Pratama Dahlian Persada mengungkapkan modus pembobolan rekening bank melalui sampah struk ATM, dalam Sapa Indonesia Malam, Rabu (22/7/2020).
Pengamat Keamanan Perbankan Pratama Dahlian Persada mengungkapkan modus pembobolan rekening bank melalui sampah struk ATM, dalam Sapa Indonesia Malam, Rabu (22/7/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

Pratama kemudian mengungkapkan bagaimana pelaku mendapat data nasabah.

"Salah satunya mungkin dia membeli data di internet. Kalau melihat di internet itu banyak sekali data yang dijual, mulai dari data nasabah bank, data pemilik deposito, data pemilik rumah mewah, bahkan data dari anggota klub golf," paparnya.

Pratama membenarkan data pribadi semacam itu bahkan dapat dibeli dari marketplace.

Data-data yang sudah dibeli itu kemudian digunakan untuk identitas palsu pemilik rekening.

"Yang jadi masalah adalah ketika pelaku ini berhasil membuat identitas palsu, kemudian dia datang ke bank, kemudian mengajukan pembukaan nomor rekening baru, pihak bank kok tidak mengecek dengan data punya Dukcapil?" tanya Pratama.

Ia menyinggung ada Nomor Induk Kependudukan (NIK) di KTP yang seharusnya dicocokkan bank saat membuat rekening baru.

Pasalnya meskipun banyak nama yang sama, belum tentu NIK-nya sama.

 Beraksi sejak 2018 dengan Manfaatkan Struk ATM, 2 Pembobol Bank Ratusan Juta Akhirnya Ditangkap

"Artinya bank ini tidak memiliki konektivitas dengan Dukcapil atau bank tidak mempunyai akses dengan benar," komentar Pratama.

Menurut Pratama, pelaku memperoleh nama lengkap dan nomor rekening nasabah dari struk ATM.

"Hanya dua informasi itu yang bisa melakukan crawling lebih dalam lagi di internet sehingga bisa mendapatkan data secara pasti," jelasnya.

Nama lengkap dan nomor rekening nasabah tersebut digunakan untuk mencocokkan dengan data yang dibeli dari internet.

Pratama menyinggung data yang diperoleh dari internet tersebut sangat lengkap, termasuk nama ibu kandung nasabah yang umumnya ditanyakan bank saat verifikasi data.

Menurut dia, keteledoran ada pada pihak bank yang menyetujui pembukaan rekening baru tanpa ada verifikasi data.

Ia menambahkan, nasabah harus dapat lebih waspada saat bertransaksi melalui bank.

"Kita terbiasa tidak aware terhadap informasi yang kita miliki. Contohnya tadi ambil uang, transfer di bank, enggak peduli," jelas Pratama.

"Ambil, (struknya) kita buang. Ternyata data yang anggap sampah menjadi gong bagi kriminal itu," tambahnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Sumber: Kompas TV
Tags:
pembobolanSumatera SelatanPolisiBank
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved