Kabinet Jokowi
Minta Para Menterinya Tak Perlu Laporan, Jokowi Kembali Soroti Kinerja Kabinet: Tolong Tidak Usah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meminta para menterinya bekerja keras dalam menangani Virus Corona (Covid-19).
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meminta para menterinya bekerja keras dalam menangani Virus Corona (Covid-19).
Dilansir TribunWow.com, hal itu tampak dalam Ratas Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19 di Istana Merdeka yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (13/7/2020).
Diketahui sebelumnya Jokowi sempat menyampaikan teguran serupa dalam rapat terbatas pada Kamis (18/6/2020) lalu.

• Jokowi Tunjuk Prabowo Jadi Leading Sector Lumbung Pangan, Andi Akmal Sebut Jadi Pertanyaan Besar
Namun dalam rapat kali ini, Jokowi meminta para menterinya tidak perlu menyampaikan laporan seperti yang biasa dilakukan dalam pertemuan.
Ia justru meminta jajaran menteri yang hadir menyampaikan secara singkat langkah apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
"Saya harapkan nanti yang disampaikan adalah bukan laporan. Apa yang harus kita kerjakan, problem lapangannya apa, sudah. Dan pendek-pendek," kata Joko Widodo.
Jokowi juga menyoroti potensi penularan Virus Corona yang kembali melonjak, termasuk di Jakarta.
"Kita ingin segera bergerak di lapangan karena kondisi di Jakarta, laporan terakhir yang saya terima angka positivity rate-nya melonjak dari 4 sampai 5," paparnya.
"Sekarang sudah 10,5 persen," tambah Kepala Negara.
Ia meminta hal ini dapat menjadi fokus penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Tolong betul-betul dijadikan perhatian," tegas Jokowi.
"Sekali lagi, tolong tidak usah memberikan laporan, tapi apa yang tadi saya sampaikan tolong diberikan tanggapan," tambahnya.
Sebelumnya Jokowi menekankan pertumbuhan kasus baru yang mencapai 1.681 per Minggu (12/7/2020).
Selain itu, terdapat lonjakan kasus pada klaster Secapa AD yang mencapai 1.262 orang.
• Unggah Foto Berdua Bareng Jokowi, Prabowo Subianto: Kementerian Pertahanan akan Terus Bersinergi
"Saya ingin menyikapi adanya kenaikan kasus positif yang bertambah. Saya kira yang terbaru ada kasus positif 1.681 yang pada hari Kamis (9/7/2020) lalu berada pada posisi 2.500 karena ada kasus di Secapa," ungkit Jokowi.
Jokowi menyebutkan ada tiga langkah yang harus menjadi perhatian, yaitu tracing, testing, dan treatment.
Ketiga hal ini akan lebih fokus dilakukan di delapan provinsi, yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Papua.
"Saya minta ini diberikan prioritas khusus untuk tracing, testing, dan treatment," tegas Jokowi.
Ia meminta jumlah tes PCR terus ditingkatkan, terutama di daerah-daerah prioritas.
Jokowi menyebutkan hal itu bisa dilakukan dengan menambah jumlah laboratorium di setiap daerah prioritas sehingga target 30 ribu tes dapat tercapai.
"Untuk tes harus ditingkatkan jumlah PCR tes dengan menambah jumlah lab yang ada di daerah plus mobile lab PCR," pesan Jokowi.
"Kita harapkan target sesuai dengan yang saya sampaikan supaya bisa tercapai, 30 ribu," tambahnya.
• Tanggapi Beredarnya Calon Menteri Baru Jokowi, Politikus Hanura: Jangan Ada yang Ge-er, Belum Tentu
Lihat videonya mulai menit 4:30
Kabar Reshuffle Kabinet Jokowi
Beredar kabar sudah adanya reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju.
Seperti yang diketahui, kabar akan adanya reshuffle berhembus kencang menyusul kemarahan sekaligus peringatan tegas Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi mengaku merasa kecewa dengan kinerja dari para menterinya dalam menyikapi krisis dan pandemi Virus Corona.
Kinerja dari para pembantu presiden itu dinilai biasa-biasa saja atau bahkan tidak ada progres yang menjanjikan.
• Sebut Pos-pos Menteri yang Terancam Terkena Reshuffle Jokowi, M Qodari: Waspadalah, Waspadalah!
Kondisi tersebut yang membuat Jokowi memberikan ancaman dengan mengatakan akan melakukan dan mengorbankan apapun, termasuk membubarkan lembaga hingga mereshuffle anak buahnya.
Hal itu disampaikan pada Rapat Kabinet Paripurna di Istana Negara, Kamis (18/6/2020) yang kemudian dipublikasikan pada sepuluh hari setelahnya, yakni Minggu (28/6/2020).
Kini muncul ada tiga menteri yang terkena reshuffle, seperti yang dikutip dari acara Kompas Petang, Kamis (2/7/2020).
Satu di antaranya adalah Menteri Kesehatan yang dijabat oleh Terawan Agus Putranto.

Terawan Agus sebelumnya menjadi sorotan utama lantaran berkaitan langsung dengan kasus Covid-19, yakni di bidang kesehatan.
Apalagi pada rapat kabinet saat itu, Kementerian Kesehatan menjadi contoh buruk yang disampaikan oleh Jokowi, terkait dengan anggaran yang dikeluarkan.
Kemenkes disebut baru mengeluarkan anggaran sebesar 1,53 persen dari total yang dianggarkan sebesar Rp 75 triliun.
Dalam tayangan tersebut memperlihatkan Terawan Agus digantikan oleh Daeng Muhammad Faqih.
Daeng Faqih saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
• M Qodari Sebut Ada 2 Lembaga yang Disinggung Jokowi dan Tak Dimunculkan, Najwa Shihab: BI dan OJK?
Selain Menkes, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama Kusubandio juga digantikan oleh Triawan Munaf.
Triawan Munaf merupakan Kepala Badan Ekonomi Kreatif pada kabinet Jokowi-Jusuf Kalla.
Dan selanjutnya ada dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadiem Makarim.
Melihat dari tayangan tersebut, Nadiem Makarim digantikan oleh Haedar Nashir.
Haedar Nashir merupakan Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Berikut kabar reshuffle yang beredar:
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto digantikan Daeng M Faqih (Ketua Umum IDI)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim diganti Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Meparekref), Wishnutama Kusubandio diganti Triawan Munaf (Kepala Badan Ekonomi Kreatif pada Kabinet Jokowi Jusuf Kalla. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Elfan)