Virus Corona
Apa Itu Kalung "Ajaib" yang Diklaim Kementan Antivirus Corona hingga akan Diproduksi Massal?
Fadjri Djufry mengungkapkan kalung antivirus Corona sudah melewati penelitian dan uji klinis di laboratorium Kementan.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) telah mendaftarkan hak paten kalung antivirus Corona (Covid-19), dan berencana memproduksi massal.
Apa itu kalung antivirus Corona yang diklaim Kementan ampuh mematikan virus Covid-19?
Kalung tersebut dibuat dari tanaman eucalyptus.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan, Fadjri Djufry, mengungkapkan kalung 'ajaib' tersebut sudah melewati penelitian dan uji klinis di laboratorium Kementan.
"Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas, secara laboratorium, secara ilmiah kita bisa buktikan," kata Fadjri dalam keterangan resminya, Minggu (5/7/2020), dikutip dari Kompas.com.

• Dokter di Makassar Rawat 190 Pasien Virus Corona Seorang Diri, Ngaku Insentif Belum Dibayar
Fadjri Djufry mengatakan peneliti Balitbangtan juga berupaya berkontribusi menanggulangi pandemi lewat penelitian obat Covid-19.
"Minyak eucalyptus ini juga sudah turun menurun digunakan orang dan sampai sekarang tidak ada masalah, sudah puluhan tahun lalu orang mengenal eucalyptus atau minyak kayu putih, meskipun berbeda sebenarnya, tetapi masih satu famili hanya beda genus di taksonomi," kata dia.
Berdasarkan uji molecular docking dan uji vitro di Kementan, minyak atsiri eucalyptus citridora dapat menginaktivasi virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus sehingga mempunyai kemampuan antivirus.
Kementan juga sudah melakukan penelitan sejak 30 tahun lalu dan tak asing dalam menguji golongan virus corona seperti influenza, beta corona dan gamma corona.
"Setelah kita uji ternyata Eucalyptus sp yang kita uji bisa membunuh 80-100 persen virus mulai dari avian influenza hingga virus corona model yang digunakan. Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus," kata dia dikutip dari Antara.
Kementan juga telah mendaftarkan hak paten kalung antivirus Corona dari eucalyptus tersebut.
Untuk produksinya, Kementan menggandeng PT Eagle Indo Pharma yang terkenal sebagai produsen minyak kayu putih Cap Lang.
"Kita sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan swasta dan mereka sepakat untuk memproduksi produk tersebut secara masal," ujar Fadjry.
• Eucalyptus, Produk Antivirus Corona yang Diluncurkan Kementan, Bisa Bunuh Virus Covid-19?
Bahan aktif utamanya, terdapat pada cineol-1,8 yang memiliki manfaat sebagai antimikroba dan antivirus melalui mekanisme M pro.
M pro adalah main protease (3CLPro) dari virus Corona yang menjadi target potensial dalam penghambatan replikasi virus Corona.
Penelitian menunjukkan eucalyptol ini berpotensi mengikat protein M pro sehingga menghambat replikasi virus.
Produk ini diklaim dapat melegakan saluran pernapasan, menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut.
Diberitakan Kontan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, pihaknya akan memproduksi massal kalung dan minyak eucalyptus antivirus Corona pada Agustus 2020.
Kalung dan minyak eucalyptus obat Corona tersebut didapatkan dari hasil penelitian Balai Peneilitan dan Pengembangan Kementerian Pertanian dari tanaman kayu putih.
"Ini antivirus Corona, dari hasil penelitian dari litbang Kementerian Pertanian. Berasal dari pohon kayu putih. Dari 700 jenis pohon kayu putih satu yang bisa mematikan virus Corona."
"Ini hasil laboratorium kita, dan bulan depan akan kami produksi," kata Syahrul.
Syahrul menjelaskan hal itu pada sela-sela jumpa pers seusai bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), di Kantor Kementerian PUPR.
Pernyataan Syahrul ini juga diunggah di akun Youtube Kementerian Pertanian.
Keraguan Klaim Kementan
Dilansir Kompas.com, Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, tak ada relevansi antara kalung antivirus dengan paparan virus Corona.
"Saya tidak melihat relevansi yang kuat antara kalung di leher dengan paparan virus ke mata, mulut, dan hidung," kata Dicky, Sabtu (4/7/2020).
Ia mengatakan, penularan Covid-19 terjadi melalui beberapa mekanisme seperti droplet aerosol yang terhirup hidung atau melalui sentuhan ke mata dan mulut.
Meski eucalyptus diketahui memiliki potensi antiviral, Dicky menyebutkan, riset tersebut dalam bentuk spray dan filter.
Itu pun baru pada jenis virus terbatas yang sudah umum, bukan Covid-19.
Oleh karena itu, dia menganggap produksi produk eucalyptus yang ditujukan untuk mencegah virus Corona terlalu dipaksakan dan berpotensi menimbulkan salah persepsi.
"Belum terbukti secara ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah tentang potensi mencegah virus SARS-CoV-2," jelas dia.
"Sebagai gambaran saja, obat anti-malaria yang salah satu senyawanya berasal dari tumbuhan perlu hampir 20 tahun untuk resmi diakui," lanjut Dicky.
Menurut Dicky, sejumlah negara Asia dan Eropa sebelumnya telah melarang produk antivirus dari Jepang.
Pasalnya, selain dianggap tidak memiliki dasar ilmiah, kalung itu juga dikhawatirkan akan membuat rasa aman palsu yang mengendurkan pencegahan.
Untuk itu, dia meminta agar semua pihak memahami prinsip penularan Covid-19 dengan benar.
Ia juga mengimbau agar pemerintah lebih fokus pada strategi yang sudah sangat jelas terbukti secara ilmiah dan juga fakta terkini, yaitu testing, tracing, dan isolated.
"Adanya kalung apa pun tidak akan berpengaruh saat tangan yang terpapar virus menyentuh hidung, mata, dan mulut," kata Dicky. (Sumber: KOMPAS.com/Yohana Artha Uly, Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor: Erlangga Djumena, Inggried Dwi Wedhaswary)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sederet Klaim Kementan Soal Kalung Ajaib Eucalyptus Anticorona"