Terkini Nasional
Terawan Kembali Tak Mau Hadir ke Mata Najwa di Tengah Ancaman Reshuffle, Najwa Shihab Berikan Pesan
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menjadi sosok yang paling disorot terkait kemungkinan terkena reshuffle atau perombakan kabinet.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menjadi sosok yang paling disorot terkait kemungkinan terkena reshuffle atau perombakan kabinet.
Hal itu menyusul sikap marah yang ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) lantaran merasa kecewa dengan kinerja para menterinya pada beberapa waktu lalu.
Dilansir TribunWow.com, presenter Mata Najwa mengaku sudah menghubungi dan mengundang Terawan Agus untuk bisa menyempatkan waktunya untuk datang ke acara diskusi Mata Najwa.

• M Qodari Sebut Ada 2 Lembaga yang Disinggung Jokowi dan Tak Dimunculkan, Najwa Shihab: BI dan OJK?
Namun dikatakan Najwa Shihab, bahwa Terawan Agus kembali menolak dan tidak mau menyanggupi undangan tersebut.
Najwa Shihab menduga bahwa Terawan Agus juga kembali menyaksikan acara Mata Najwa yang mengambil tema 'Di Balik Jengkelnya Jokowi'.
Meski begitu, dirinya mengaku tidak akan bosan untuk terus berupaya mendatangkan Menteri Kesehatan tersebut.
"Pak Terawan berkali-kali sudah diundang ke Mata Najwa, halo Pak Terawan," ujar Najwa Shihab.
"Mungkin malam ini juga nonton lagi, tidak bosan-bosannya saya mengundang bapak untuk hadir ke Mata Najwa surat undangan kami sudah kirimkan berkali-kali," jelasnya.
Selain itu, Najwa Shihab mengatakan akan kembali mengundang mantan Dokter Militer tersebut pada kesempatan selanjutnya.
Ia hanya berpesan bahwa undangannya untuk minggu depan bisa diterima dan mau berdiskusi di meja Mata Najwa.
"Mungkin minggu depan ya pak, saya akan kirimkan undangannya lagi, selamat malam Pak Terawan," pungkasnya.
• M Qodari Curiga Negara Tidak Punya Uang untuk Atasi Corona, Moeldoko: Anggaran Mengalirnya Ada Dua
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer, Qodari juga sudah menyinggung dan meminta Najwa Shihab menghadirkan narasumber Terawan agar dapat memberikan keterangan langsungnya.
Ia kemudian menyinggung Najwa Shihab yang justru mengundang Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB), Tjahjo Kumolo dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar.
Menurutnya, yang tepat berada di situ adalah Terawan Agus, bukan Tjahjo Kumolo dan Abdul Halim.
Qodari lantas mengatakan dan menyakini bahwa keduanya masih aman untuk bisa tetap duduk di kursi kabinet.
"Sebetulnya paling bagus acara ini kalau bisa menghadirkan Pak Terawan. Jangan Pak Abdul Halim dan Pak Tjahjo Kumolo, itu dua menteri extraordinary, enggak akan diganti," ucap Qodari.
"Yang satu kakaknya Ketua Umum PKB, yang satu mantan sekjennya Bu Mega. Tidak akan diganti itu," jelasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 3.28
Jokowi Kembali Tegur Menkes Terawan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyoroti kinerja Kementerian Kesehatan yang dipimpin Menteri Terawan Agus Putranto.
Ia meminta supaya proses insentif tenaga kesehatan dan klaim pembayaran rumah sakit diringkas.
Jokowi menilai seharusnya prosedur di Kemenkes dapat dibuat lebih sederhana melalui Peraturan Menteri (Permen).
• Jokowi Ancam Reshuffle, Pengamat Politik Prediksi Menteri Ekonomi Diganti: Kalau Menkes dari Dulu
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Jokowi dalam Rapat Terbatas Percepatan Penanganan Covid-19.
"Saya minta agar pembayaran deposito untuk pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan Covid ini dipercepat pencairannya," kata Joko Widodo, dikutip dari Breaking News di Metro TV, Senin (19/6/2020).
"Jangan sampai ada keluhan," tegasnya.
Ia menyinggung biaya santunan bagi tenaga kesehatan yang meninggal saat menangani kasus Covid-19.
Diketahui tingkat kematian tenaga medis di Indonesia mencapai yang tertinggi di Asia Tenggara, bahkan dunia.
Jumlah tenaga kesehatan yang meninggal akibat tertular Virus Corona mencapai 5-6 persen dari seluruh total pasien Covid-19.
Jokowi menegaskan mereka seharusnya mereka segera mendapat bantuan santunan.
"Misal ada yang meninggal ini segera bantuan santunan harus ada. Mestinya begitu meninggal, langsung bantuan santunan harus harus keluar," tegas Kepala Negara.
Ia lalu meminta agar prosedur di Kemenkes dapat diringkas.
Jokowi menyinggung prosedur yang ada saat ini terlalu berbelit-belit.
• Yunarto Wijaya Sebut Ada 3 Kemungkinan dari Kemarahan Jokowi pada Menterinya dan Terkait Reshuffle
"Prosedurnya di Kementerian Kesehatan harus betul-betul bisa dipotong, jangan sampai bertele-tele," papar Jokowi.
Menurut dia, prosedur yang ada dapat disederhanakan melalui Permen yang dikeluarkan Menteri Terawan.
"Kalau aturan di Permen terlalu berbelit-belit, ya disederhanakan," kata Jokowi.
Tidak hanya itu, Jokowi juga menyoroti proses pembayaran klaim rumah sakit dan insentif untuk tenaga medis.
"Pembayaran klaim rumah sakit secepatnya. Insentif tenaga medis secepatnya," ujar mantan Wali Kota Solo ini.
"Insentif untuk petugas lab secepatnya," tambahnya.
Diketahui pemerintah mengucurkan anggaran sebesar Rp 75 triliun untuk penanganan Covid-19.
Sebelumnya Jokowi sempat menyinggung dana itu baru dimanfaatkan sebesar 1,53 persen.
"Kita nunggu apa lagi? Anggarannya sudah ada," kata Jokowi.
(TribunWow/Elfan Nugroho/Brigita)