Breaking News:

Terkini Nasional

Didesak Najwa Alasan Video Jokowi Lama Diunggah, Moeldoko Enggan Jawab: Udah Nggak Usah Dilanjutkan

Kepala Staf Presiden Moeldoko enggan menjelaskan alasan rekaman arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru tayang 10 hari kemudian.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
Capture YouTube Najwa Shihab
Kepala Staf Presiden Moeldoko enggan menjelaskan alasan video rekaman Jokowi baru diunggah 10 hari kemudian, dalam acara Mata Najwa, Rabu (1/7/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Kepala Staf Presiden Moeldoko enggan menjelaskan alasan rekaman arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru tayang 10 hari kemudian.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam acara Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (1/7/2020).

Sebelumnya Jokowi mengecam kinerja menterinya yang dirasa kurang tanggap menangani pandemi Virus Corona (Covid-19) dalam Sidang Kabinet Paripurna pada Kamis (18/6/2020) lalu.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri lebih bekerja keras dalam menangani Covid-19, dalam Sidang Kabinet Paripurna pada Kamis (18/6/2020), ditayangkan Minggu (28/6/2020).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri lebih bekerja keras dalam menangani Covid-19, dalam Sidang Kabinet Paripurna pada Kamis (18/6/2020), ditayangkan Minggu (28/6/2020). (Capture YouTube Sekretariat Presiden)

 

Diminta Komentari Kemarahan Jokowi, Sudjiwo Tedjo Enggan Jawab Akting atau Tulus: Kayaknya Serius

Meskipun begitu, rekaman video tersebut baru diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden 10 hari kemudian pada Minggu (28/6/2020).

Hal itu menjadi pertanyaan presenter Najwa Shihab.

Awalnya, ia mengungkit pernyataan presiden yang menyebutkan masih banyak yang belum satu rasa dalam menghadapi Covid-19.

"Pak, siapa itu yang enggak punya perasaan? 'Apa-apaan itu', saya mengulang Pak Jokowi," kata Najwa Shihab.

"Dalam mengelola negara ini bukan saja dari sisi presiden beserta seluruh jajarannya, tapi juga ada institusi atau lembaga lain yang memiliki kontribusi atas berjalannya sebuah sistem," jelas Moeldoko.

Dari penjelasan Moeldoko, Najwa menyimpulkan Jokowi lebih mengkritik kinerja sebuah lembaga.

"Jadi ini bukan kabinet? Ini lembaga di luar kabinet?" tanya Najwa.

Moeldoko membenarkan.

Najwa lalu menanyakan alasan ada jeda dalam mengunggah rekaman tersebut.

"Pak Moel, ini 'kan kejadian tanggal 18 tapi baru dipublikasikan 10 hari kemudian," ungkit Najwa.

"Kenapa ada jeda waktu sedemikian lama?" tanya presenter tersebut.

Moeldoko menilai fakta tersebut bukan hal yang penting untuk dibahas.

"Itu tidak terlalu signifikan. Enggak perlu dibahas, lah," jawabnya.

Najwa masih mengejar jawaban dari narasumbernya ini.

Anggap Tak Seharusnya Jokowi Kesal, Fahri Hamzah Sebut Jatuhkan Wibawa: Cukup Moeldoko yang Marah

"Kenapa enggak perlu, Pak?" desak Najwa.

Moeldoko kembali menjawab secara singkat.

"Itu bagian dari strategi 'kan begitu," jelasnya.

"Strategi apa?" cecar Najwa kembali.

Moeldoko enggan menjawab dan meminta topik itu tidak perlu dibahas lebih lanjut.

"Udah, enggak usah dilanjutkan itu," kata Moeldoko.

Najwa kemudian menyimpulkan dari jawaban singkat Moeldoko yang enggan menjelaskan.

"Berarti ini kesengajaan dirilisnya 10 hari kemudian, melihat ada situasi tertentu. Kenapa dirasa perlu publik melihat kemarahan itu?" tanya Najwa.

"Kenapa kita perlu tahu Jokowi marah-marah pada anak buahnya?" lanjutnya.

Moeldoko kembali tidak memberi jawaban yang diinginkan Najwa Shihab.

"Yang paling penting adalah bagaimana memahami substansi dari kemarahan itu," paparnya.

"Pak Moel ini seperti politisi, tidak mau menjawab langsung," komentar Najwa.

New Normal saat Kasus Corona Naik-Turun, Moeldoko Beri Contoh China: Jangan Sampai Dikata Plin-plan

Lihat videonya mulai menit 7.00:

Analisis Pakar Komunikasi tentang Makna Video Jokowi Lama Diunggah

Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ibnu Hamad mengungkap makna arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diunggah lama setelah disampaikan.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi di TvOne, Senin (29/6/2020).

Sebelumnya Jokowi menyampaikan arahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada Kamis (18/6/2020).

 Pakar Komunikasi Soroti Ekspresi Jokowi saat Marah, Sebut Luar Biasa Serius: Lihat Tekanan Kata

Dalam pidato tersebut, Jokowi mengecam kinerja menterinya yang dinilai belum tanggap menghadapi pandemi Covid-19.

Meskipun begitu, pidato tersebut baru diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).

Ibnu Hamad menyimpulkan ada makna yang dapat ditarik dari fakta tersebut.

Pakar Komunikasi Ibnu Hamad membahas ekspresi Jokowi saat Sidang Kabinet Paripurna, dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Senin (29/6/2020).
Pakar Komunikasi Ibnu Hamad membahas ekspresi Jokowi saat Sidang Kabinet Paripurna, dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Senin (29/6/2020). (Capture YouTube Apa Kabar Indonesia TvOne)

"Tapi yang jadi pertanyaan secara semiotika adalah mengapa dikeluarkan sekarang padahal (disampaikan) 18 Juni? Ada apa artinya?" tanya Ibnu Hamad.

Ia menduga alasan pihak Istana memutuskan untuk merilis rekaman tersebut adalah untuk menegur kembali para menteri yang belum bekerja.

"Berarti 10 hari para menteri yang ditegur itu belum bekerja. Udah, keluarin aja, begitu 'kan," ungkapnya.

Hal itu disampaikan Ibnu mengingat sidang kabinet yang sifatnya internal dan tidak perlu dipublikasikan.

"Coba kalau selama 10 hari udah beres semua. Enggak dikeluarin," kata Ibnu.

"Ngapain internal dikeluarkan? 'Kan udah beres," lanjutnya.

 Soal Jokowi Ancam Reshuffle, Refly Harun Sebut Pernah Prediksi: Menteri Sekarang Sadar Kamera

Ibnu menduga Jokowi melihat masih belum ada perubahan pada kinerja para menterinya.

Maka dari itu pihak Istana mengunggah kembali video setelah lama direkam.

"Berarti 10 hari yang beliau maksud, 'Kok ini enggak ada perubahan? Udah buka aja'," kata profesor tersebut.

"Akhirnya 'ditelanjangi' lah itu para menteri oleh presiden melalui pidatonya di depan publik dengan cara mengeluarkan rekaman pidatonya," lanjutnya.

Menurut Ibnu, jika dalam kurun waktu 10 hari tersebut sudah ada perubahan berarti dari kinerja para menteri, Jokowi tidak akan mengunggah video rekaman itu.

"Coba kalau 10 hari itu sudah selesai? Artinya ada langkah-langkah extraordinary yang dikeluarkan para menterinya," papar Ibnu.

"Mungkin, 'Jangan dikeluarkan, lah, menteri-menteri saya sudah bekerja'. Gitu 'kan," katanya mengandaikan ucapan Jokowi(TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Tags:
Najwa ShihabMoeldokoJokowi
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved