Terkini Nasional
Pakar Komunikasi Effendi Gazali Tebak-tebakan Menteri yang akan Direshuffle Jokowi, Singgung Menkes
Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali buka suara terkait kemarahan dari Presiden Jokowi hingga mengancam untuk melakukan reshuffle pada menterinya.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Terlebih juga sudah disinggung dan diperingatkan oleh Jokowi pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Kamis (18/6/2020) lalu.
"Selebihnya saya tidak melihat secara langsung menunjuk kepada menteri apa," kata Effendi.
"Jadi kalau ini misalnya diarahkan kepada reshuffle, saya mau mengatakan bunyi pidatonya memang harusnya diikuti secara logis dengan reshuffle," terangnya.
"Tetapi apakah ini tertuju kepada satu kementerian saja, kita tidak melihat maksudnya tidak produktifnya itu tidak terlihat kepada kementerian apa selain itu," ungkap Effendi.
"Ini menarik kita jadi tebak-tebakan. Tapi kita tahu persis yang dituju siapa."
"Walaupun kita semua bisa menebak-nebak ya, anda mau maksudkan siapa, Kementerian Sosial? atau kementerian apa lagi gitu," pungkasnya.
• Kata Moeldoko soal Kemarahan Jokowi, Sebut Sudah Beberapa Kali Terjadi: Sekarang Jauh Lebih Keras
Simak videonya mulai menit ke- 4.27
Yunarto Wijaya Sebut Ada 3 Kemungkinan terkait Reshuffle
Pengamat Politik Charta Politika, Yunarto Wijaya memberikan tanggapan terkait kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dikabarkan sebelumnya, Jokowi menunjukkan sikap marahnya terjadap jajaran kabinet kerjanya saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Kamis (18/6/2020).
Kemarahan dari Jokowi tersebut lantaran merasa kecewa dengan kinerja para menterinya di tengah masa krisis akibat pandemi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Yunarto mengatakan ada tiga kemungkinan terkait sikap marahnya Jokowi terhadap anak buahnya.
Dikutip dari Youtube KompasTV, Senin (29/6/2020), Yunarto mengungkapkan bahwa kemungkinan pertama adalah hanya untuk sekadar syok terapi kepada para menteri.
Setelah dipermalukan di publik, harapannya tentu adalah supaya para menteri bisa menjadi evaluasi untuk memperbaiki kinerjanya.
"Hal yang moderat adalah sekedar memberikan syok terapi kepada para menteri, tanda kutip menampar para menteri di hadapan publik yang kemudian bisa menilai langsung kinerja langsung mereka," kata Yunarto.