Virus Corona
Kasus Positif Covid-19 di Amerika Terus Melonjak, Anthony Fauci: Kita Masih dalam Gelombang Pertama
Berita di Amerika Serikat (AS) didominasi oleh protes anti-rasisme selama beberapa minggu terakhir, tetapi pandemi Covid-19 kembali diperbincangkan.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Berita di Amerika Serikat (AS) telah didominasi oleh protes anti-rasisme selama beberapa minggu terakhir, tetapi pandemi Covid-19 kini kembali menjadi perbincangan.
Sejumlah pihak telah melihat catatan jumlah kasus dalam beberapa hari terakhir, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa negara tersebut sedang mengalami gelombang infeksi kedua.
Namun Wakil Presiden Mike Pence mengatakan ketakutan itu "berlebihan" dan menuduh media menggunakan "prediksi suram" untuk menakuti rakyat Amerika.

• BPOM Amerika Cabut Izin Penggundaan Obat Darurat Anti Malaria Hidroksiklorokuin untuk Pasien Corona
Dilansir bbc.com, Jumat (19/6/2020), dengan lebih dari dua juta kasus Virus Corona, AS memiliki jumlah infeksi terkonfirmasi tertinggi di dunia, yakni sekitar seperempat dari total kasus secara global.
Tercatat, kondisi pandemi memburuk pada akhir Maret tetapi pada bulan Mei, kasus-kasus menurun.
Sehingga, sebagian besar negara bagian mulai melonggarkan pembatasan untuk menghentikan penyebaran virus tersebut.
Jumlah kasus baru jarang turun di bawah 20.000, karena karena beberapa negara bagian mengendalikan wabahnya, yang lain baru saja mulai mengalami gejolak.
Karena alasan ini, pejabat tinggi kesehatan AS untuk penyakit menular, Anthony Fauci, melihat situasi sekarang sebagai kelanjutan dari wabah awal.
"Orang-orang terus berbicara tentang gelombang kedua,"ujar Fauci.
"Kita masih dalam gelombang pertama," imbuhnya.
Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit juga meningkat di sejumlah negara bagian, termasuk Texas, di mana beberapa bar dan restoran yang baru dibuka kembali menutup pintu mereka.
• Yaman Jadi Negara Paling Parah Terdampak Pandemi, Sistem Kesehatan Runtuh hingga Krisis Kemanusiaan
Dihadapkan dengan meningkatnya jumlah kasus dan ekonomi yang sangat membutuhkan untuk pergi lagi, banyak pejabat publik mencari masker untuk membantu memperlambat penyebaran virus.
California, North Carolina dan beberapa kota di AS mengeluarkan mandat atau mendesak penggunaan masker minggu lalu.
Namun masker menjadi semakin dipolitisasi dalam beberapa minggu terakhir, karena Presiden AS, Donald Trump mengatakan beberapa orang yang memakainya bertujuan untuk menunjukkan perlawanan pada dirinya.
Sementara itu, pada Wall Street Journal, Trump juga sempat mengatakan bahwa pengujian sampel Covid-19 terlalu berlebihan.
"Dalam beberapa cara, itu (uji sampel Covid-19) membuat kita terlihat buruk," sebut Trump.
Dengan meningkatnya jumlah kasus, disinyalir akan ada tekanan bagi para gubernur untuk memberlakukan kembali pembatasan.
Akan tetapi, Fauci tidak menyetujui gagasan tersebut, ia tidak berpikir pemerintah akan kembali memberlakukan lockdown.
"Saya tidak berpikir kita akan berbicara tentang kembali ke lockdown," ujar Fauci.
"Saya pikir kita akan berbicara tentang mencoba untuk lebih mengontrol daerah-daerah di negara (bagian) yang tampaknya mengalami lonjakan kasus," tambahnya.
Sejauh ini, AS telah mencatat sekitar 120.000 kematian akibat Virus Corona yang merupakan jumlah kematian tertinggi di dunia.
Tetapi satu model prediksi yang dijalankan oleh para ahli di Universitas Washington, yang telah dikutip oleh Gedung Putih, memperkirakan jumlah itu akan melewati 200.000 pada bulan Oktober, sebulan sebelum pemilihan presiden. (TribunWow.com)