Virus Corona
Hacker Jual Data Pasien Covid-19 di Indonesia, dari Nama hingga Alamat Rumah, Dihargai Rp 4,2 Juta
Seorang hacker mengklaim telah berhasil membobol data pasien Covid-19 di Indonesia dan menjualnya secara ilegal di internet.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Seorang hacker atau peretas mengklaim telah berhasil membobol dan memiliki data 230 ribu pasien Virus Corona (Covid-19) di Indonesia.
Data-data tersebut mengandung informasi sensitif warga, mulai dari nama hingga alamat rumah.
Informasi pribadi itu lalu dijual oleh akun bernama 'Database Shopping' yang ia klaim diretas pada 20 Mei lalu.

• Hacker asal Yogyakarta Ditangkap setelah Meretas Server Sebuah Perusahaan di AS, Keuntungan Rp 31 M
• 8 Ciri Ponsel Dibajak Hacker yang Mengambil Data Pribadi, Anda Harus Waspada
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.tv, Sabtu (20/6/2020), data-data pribadi itu kemudian dijual oleh peretas di situs Raid Forums.
Raid Forums merupakan situs yang merupakan bagian dari dark web.
Dark web sendiri telah sering menjadi tempat bagi orang-orang untuk melakukan jual beli barang dan jasa ilegal atau melanggar hukum.
Sebelumnya data pengguna 'Tokopedia' juga sempat dibobol dan dijual di dark web.
Data-data yang berhasil dikumpulkan oleh hacker tersebut semuanya mengandung informasi yang sifatnya privasi dan sensitif.
Isi data tersebut di antaranya adalah nama, nomor telepon, alamat, hasil tes PCR, dan lokasi tempat pasien dirawat.
Untuk meyakinkan calon pembeli data, hacker itu menyertakan sampel data yang mereka bobol.
Sampel itu menunjukkan tujuh nama WNI dan tiga nama WNA yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di Provinsi Bali.
Ketika dihubungi oleh wartawan dari Kompas.id, peretas mengaku memiliki data yang ia miliki tidak hanya dari Bali.
"Seperti Jakarta, Bandung, dan lainnya," klaim peretas dalam e-mail saat coba dihubungi Kompas.id, Jumat (19/6/2020).
Ratusan ribu data itu dihargai sebesar 300 dolar AS atau setara sekitar Rp 4,2 juta.
Seorang ahli menilai bocornya informasi itu dapat membawa risiko besar terhadap warga yang bersangkutan, terutama karena data alamat rumah ikut terbongkar.