Breaking News:

Terkini Internasional

Dari Citra Satelit, Terungkap Pergerakan Tentara China di Perbatasan India, Diduga Bendung Sungai

Citra satelit menunjukkan adanya pergerakan pasukan dari pihak China sebelum bentrokan besar terjadi di perbatasan India dan China.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
defensnews/AFP
Parade militer China. China menempatkan 10.000 pasukannya di perbatasan India. 

TRIBUNWOW.COM - Citra satelit menunjukkan adanya pergerakan pasukan dari pihak China sebelum bentrokan besar terjadi di perbatasan India dan China.

Dalam rekaman gambar satelit tersebut, terlihat pihak China membawa sejumlah peralatan militer melalui jalan di sekitar wilayah pegunugan Himalaya.

Selain itu, pasukan China juga diduga melakukan pembendungan air di sebuah sungai.

Perbatasan negara India dan China, di dekat sektor Naku La di Sikkim, lebih dari 5.000 meter di atas permukaan laut di kawasan Himalaya. Pada Sabtu 9 Mei 2020 terjadi ketegangan hingga terjadi baku hantam antara tentara India dan China.
Perbatasan negara India dan China, di dekat sektor Naku La di Sikkim, lebih dari 5.000 meter di atas permukaan laut di kawasan Himalaya. Pada Sabtu 9 Mei 2020 terjadi ketegangan hingga terjadi baku hantam antara tentara India dan China. (AFP)

Bentrok Bersenjatakan Kayu dan Batu, Berikut Alasan Tentara India dan China Tak Pakai Alat Militer

Dilansir Reuters.com, Jumat (19/6/2020), gambar tersebut diambil pada Selasa sehari setelah kedua pasukan terlibat bentrokan tanpa senjata di lembah Galwan.

Dari rekam satelit, terlihat adanya peningkatan aktivitas dari pihak China sejak beberapa minggu terakhir.

Foto-foto satelit tersebut diperoleh Reuters dari perusahaan pencitraan Bumi, Planets Labs.

Dalam gambaran tersebut diperlihatkan adanya tanda-tanda perubahan lanskap melalui jalur pelebaran, pergerakan tanah dan penyeberangan sungai.

Gambar tersebut juga menunjukkan adanya mesin-mesin yang berada di sepanjang Sungai Galwan.

Direktur East Asia Nonproliferation Program di Institut Studi Internasional Middleburi California, Jeffrey Lewis, mengungkapkan gambaran yang tampah dari citra satelit tersebut.

"Berdasarkan (gambar) dari Planet, terlihat China tengah melakukan konstruksi jalan di lembah dan kemungkinan melakukan pembendungan sungai," ujar Lewis.

"Ada banyak kendaraan di kedua bagian perbatasan, meskipun terlihat lebih banyak di bagian wilayah China. Saya menghitung adanya 30 - 40 kendaraan India dan ada sekitar 100 kendaraan di sisi wilayah China," imbuhnya.

\

Protes Anti-China Pecah di India, Masyarakat Memboikot hingga Lempar TV Buatan China dari Balkon

Di sisi lain, pihak India mengklaim 20 tentaranya telah meninggal dunia akibat serangan yang disebutnya sudah direncanakan oleh pihak Tiongkok tersebut Senin, (15/6/2020) malam.

Padahal kedua pihak sudah sepakat untuk meredam perseteruan yang telah berlangsung bertahun-tahun melalui penandatangan kesepakatan Garis Kontrol Aktual (LAC).

Sementara itu, pihak China menolak tudingan tersebut dan mengatakan bahwa tentara India sengaja memprovokasi pasukannya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan pihaknya tidak mengetahui secara spesifik kondisi di lapangan.

Namun ia berani menegaskan bahwa tentara India telah berani menyeberang ke wilayah China dalam beberapa hari terakhir sehingga mereka harus mundur.

Diketahui, konflik tersebut pecah di kawasan pegunungan Ladakh yang memiliki ketinggian 14.000 kaki (4.300 meter) di daerah Himalaya barat.

Perbatasan antara India dan China terbentang sepanjang 4.056 km dan mencangkup gletser, gurun salju, dan sungai di barat hingga pergunungan berhutan lebat di timur.

Sementara itu, Lembah Galwan yang merupakan tempat para prajurit dikerahkan tersebut merupakan lokasi yang gersang.

Namun tempat tersebut dianggap penting karena mengarah ke dataran tinggi Aksai Chin yang diklaim oleh India namun dikendalikan China.

Bentrokan Tidak Menggunakan Senjata Militer

Bentrokan pecah antara tentara India dan China di kawasan pegunungan Himalaya tempat kedua negara berbatasan.

Bentrokan tersebut bukan pertama kalinya terjadi akibat sengketa tanah perbatasan yang belum jelas sejak bertahun-tahun lalu.

Namun, konflik kali ini menjadi yang terbesar terjadi sejak 1967 dengan korban jiwa sedikitnya 20 orang.

Meskipun tidak menyerang menggunakan senjata, para tentara tersebut saling beradu dengan memanfaatkan benda di sekitar seperti batu, besi dan sebagainya.

Dilansir Kompas.com, Kamis (18/6/2020), sebuah sumber dari pihak pemerintah India menyebutkan bahwa kedua pihak yang berseteru tidak mengunakan senjata militer.

Pakar kebijakan China di UNSW Canberra, Associate Profesor Jian Zhang menyebutkan bahwa para tentara tersebut menggunakan alat seadanya untuk mencegah potensi perseteruan tersebut berkembang menjadi perang militer.

Namun, ia mengatakan bahwa konflik antar dua negara tersebut telah mencapai tahap yang dinilai serius.

Selain itu, pada tahun 1966 India dan China telah menandatangani Gari Kontrol Aktual (LAC) dimana ada disebutkan bahwa kedua pihak sepakat untuk tidak menggunakan senjata militer jika terjadi bentrok di perbatasan.

Oleh sebab itu, kedua pasukan antar negara saling bentrok dengan menggunakan tangan kosong, batu, dan kayu yang dipasangi paku atau kawat berduri.

Sebuah sumber dari pihak India yang enggan disebutkan namanya memberikan kesaksian terkait bentrokan tersebut.

"Mereka menyerang dengan batangan besi, perwira komandan mengalami cedera serius dan jatuh, dan ketika terjadi, lebih banyak tentara tiba di lokasi kejadian dan diserang dengan batu," ujar sumber tersebut.

Diketahui, sejak awal Mei, ketegangan di antara kedua belah pihak telah mulai memuncak.

Indian mengatakan bahwa China telah melakukan pembangunan di lokasi perbatasan seperti menggali parit perlindungan, mendirikan tenda dan memindahkan peralatan militer ke dekat wilayah India.

Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan bahwa India dengan sengaja memasuki wilayah China.

Mereka dikatakan telah memprovokasi dan menyerang tentara China sehingga mengakibatkan bentrok secara fisik yang cukup serius.

Adapun pergerakan militer China ke perbatasan tersebut dipicu oleh tindakan India yang melakukan pembangunan jalan ke arah pangkalan udara di ketinggian.

Pangkalan udara tersebut juga diketahui telah diaktifkan kembali sejak 2008 sehingga dinilai akan meningkatkan kekuatan militer India bila terjadi perang. (TribunWow.com)

Tags:
ChinaIndia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved