Breaking News:

Virus Corona

Khofifah Sebut 3 Pemimpin di Surabaya Raya Sebenarnya Sudah Diperingati Para Pakar: Mestinya Sabar 

Surabaya Raya masih berstatus zona merah pekat penyebaran Virus Corona. Meski demikian, PSBB tak diperpanjang.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
channel Youtube tvOneNews
Melalui channel tvOneNews pada Senin (15/6/2020), Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakab bahwa keputusan itu murni keinginan tiga kepala daerah di Surabaya Raya. 

TRIBUNWOW.COM - Surabaya Raya (Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo) masih berstatus zona merah pekat penyebaran Virus Corona.

Meski demikian, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Surabaya Raya tidak diperpanjang.

Dilansir TribunWow.com dari channel tvOneNews pada Senin (15/6/2020), Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa keputusan itu murni keinginan tiga kepala daerah di Surabaya Raya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengomentari mal di Surabaya yang masih buka saat PSBB adalah kewenangan kota, dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Selasa (2/6/2020).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengomentari mal di Surabaya yang masih buka saat PSBB adalah kewenangan kota, dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Selasa (2/6/2020). (Capture YouTube TvOne)

PN Surabaya Ditutup 2 Minggu setelah 2 Pegawainya Meninggal Mendadak, Satu di Antaranya Gagal Napas

Khofifah menjelaskan bahwa sebenarnya tiga kepala daerah di Surabaya Raya sudah mendapatkan imbauan dari para pakar bahwa wilayah tersebut belum aman dari Covid-19.

"Tapi ya itulah akhirnya tanggal 8 kemarin kita mengambil keputusan setelah tanggal tujuhnya perwakilan dari tiga daerah kembali mendapatkan penjelasan dari pada dokter, pakar epidemiologi bahwa ini belum aman," kata Khofifah.

Khofifah menuturkan, para kepala daerah tersebut sebenarnya diminta untuk bersabar terlebih dulu sebelum melaksanakan kebijakan baru.

Namun ketiga kepala daerah di Surabaya Raya, paparnya, ingin tetap bisa mengambil jalan lain selain PSBB.

"Mestinya masih sabar dulu, tapi ketiga tiga kepala daerah ini memang sudah menginginkan mengambil format baru," lanjut Khofifah.

Atas permintaan tersebutlah, Khofifah akhirnya menyetujui agar kepala daerah dapat menentukan aturan yang menurut mereka sesuai dan efektif untuk wilayahnya melakukan penanganan Corona.

"Jadi ya sudah kita memberikan ruang, bagi tiga kepala daerah ini untuk mengambil format yang kira-kira bisa menjamin efektifitas pada saat suasana masih belum aman," kata dia.

Ucapan Duka Khofifah Indar Parawansa untuk Dokter Miftah yang Wafat karena Covid-19 dari Pasiennya

Lihat videonya berikut:

 

Dokter Tirta Sebut Warga Jatim Punya Nyali Besar

Kasus Virus Corona di Jawa Timur (Jatim) terus mengalami lonjakan.

Hal itupun memancing komentar Relawan Covid-19, Dokter Tirta Mandira Hudhi.

Dilansir TribunWow.com, dr Tirta menilai warga Jatim memiliki nyali yang sangat besar.

Menurutnya, banyak warga Jatim yang tak merasa takut dengan bahaya Virus Corona.

Dokter Tirta Mandira Hudhi dalam acara konferensi pers di kantor Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Dokter Tirta menjelaskan maksud new normal.
Dokter Tirta Mandira Hudhi dalam acara konferensi pers di kantor Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Dokter Tirta menjelaskan maksud new normal. (YouTube BNPB Indonesia)

 

 Kisah Satu Keluarga Besar di India yang Terjangkit Virus Corona, Sempat Sangkal Gejala Covid-19

 Marak Jenazah Covid-19 Diambil Paksa Keluarga, Imam Prasodjo Soroti Warga Tak Percaya Corona

Hal itu disampaikannya dalam kanal YouTube Talk Show tvOne, Kamis (11/6/2020).

"Kalau dari pembicaranya Surabaya, kebetulan kolega saya yang sekarang di Wisma Atlet," ucap dr Tirta.

"Beliau kemarin studi di sana untuk membantu penanganan RS darurat yang ada di Surabaya, kalau enggak di Indrapura kalau enggak salah."

Menceritakan pengalaman rekannya di Jatim, dr Tirta menyebut warga sama sekali tak takut menghadapi Virus Cporona.

Bahkan, ia pun menyinggung suporter Persebaya Surabaya, Bonek.

"Ketika Beliau ke sana kaget karena ada tulisan 'Wani Covid'," jelasnya.

"Jadi karena basiknya Jawa Timur itu gini, basic-nya Jawa Timur itu adalah kita terkenal dengan Boneknya ya."

 26 Anggota Keluarga Harus Tes Swab seusai Pasien Corona di Palembang Kabur ke Rumah Mertua

Lantas, ia pun menyebut jiwa pemberani warga Jatim.

Jangankan pada virus yang berukuran sangat kecil, warga Jatim disebutnya berani menghadapi berbagai macam risiko.

"Emang wani perih kalau orang Jawa bilang ," ucapnya.

"Jadi emang mereka itu yang kelihatan aja dilawan apalagi yang 0,1 mikron."

Karena itu, hingga kini dr Tirta menyebut ia bersama sejumlah rekannya masih terus berupaya mengedukasi warga Jatim agar lebih peduli terhadap risiko Virus Corona.

Pasalnya, menurut dia, warga Jatim memiliki nyali yang sangat besar.

"Dari sini kami edukasinya pelan-pelan."

"Oh nyalinya gede banget, saya akui nyalinya gede banget."

"Dan mereka itu lebih berpikir 'Aku ora wedi opo-opo bos', 'Saya enggak takut apapun'," sambungnya.

Karena itu, dr Tirta berpendapat edukasi harus terus diberikan pada warga Jatim.

Ia yakin, hati warga Jatim akan luluh dan akhirnya mau mengikuti imbauan pemerintah untuk menghindari penularan Virus Corona.

"Tapi dari sini kita enggak boleh menyerah karena pasti ada kemungkinan mereka akan mendengarkan," tandasnya.

 Ahli Epidemiologi Ungkap Faktor Penyebab Lonjakan Kasus Corona di Indonesia, Soroti Penerapan PSBB

Simak video berikut ini menit ke-11.43:

 

(TribunWow.com/Mariah Gipty/Jayanti Tri Utami)

Tags:
Khofifah Indar ParawansaTri RismahariniSurabaya
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved