Virus Corona
Soal Ancaman PHK Massal, Ganjar Pranowo: Dirumahkan Jadi Pilihan yang Bagus tapi Tidak di-PHK
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkap cara bagaimana mengatasi dan menyiasati ancaman PHK massal akibat pandemi Covid-19.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
"Dan ada 66.990 yang terkena PHK maka kita dari pemerintah menyiapkan untuk me-resque mereka bagaiman resque-nya," jelas Ganjar.
• Pamor Anies Kalah dari Ganjar dalam Survei Pilpres 2024, Mardani Ali: Enak Tuh, dari Jokowi Langsung
Ganjar menjelaskan, satu di antara menyelamatkan nasib karyawan adalah dengan Kartu Prakerja.
"Bagaimana kondisi masing-masing pengen kerja apa, terus passion-nya di mana, kita bantu mereka masuk ke kartu prakerja dan seterusnya agar mereka bisa bekerja," tuturnya.
Terkait nasib perusahaan, pemerintah juga telah membantu dengan cara penjadwalan ulang hutang hingga penundaan pajak.
"Pada perusahaannya tentu problem-problem yang dihadapi apa kan ada intensif pajak yang diberikan oleh pusat, kemudian terkait dengan utang ada re-scheduling jadi cara-cara itu yang sekarang kita persiapkan," ucapnya.
Lihat videonya sejak menit awal:
Masih Enggan Terapkan New Normal
Sebelumnya, Ganjar mengaku masih enggan memberlakukan new normal di wilayahnya, Jumat (12/6/2020).
Ia mengaku tak ingin terburu-buru dan masih akan menyiapkn aturan-aturan terkait pelonggaran pembatasan sosial tersebut.
Ganjar memperingatkan agar warga turut berpartisipasi aktif untuk menjaga diri sendiri dengan menerapkan protokol kesehatan.

• Tanggapan Ganjar setelah Elektabilitasnya Naik Kalahkan Anies: Tak Etis, Saya Ngurusin yang Ini Saja
Dilansir akun YouTube metrotvnews, Jumat (11/6/2020), Ganjar mengaku masih ada beberapa wilayah di Jawa Tengah yang penyebaran virusnya masih mengkhawatirkan.
Ia menyebutkan Semarang dan Temanggung yang kurva epidemologinya masih cenderung meningkat.
Sementara itu, Ganjar juga mengatakan masih perlu memperhatikan wilayah Wonosobo dan Kudus yang belum stabil tingkat penularannya.
"Kalau kita melihat grafiknya, Semarang malah naik, Temanggung naik, Wonosobo juga naik turun, Kudus juga jadi perhatian kita. Artinya apa, ada bberapa kabupaten/kota yang menjadi perhatian kita" tutur Ganjar.
Oleh sebab itu, pihaknya masih enggan untuk menerapkan tatanan kenormalan baru atau new normal di Jawa Tengah.