Breaking News:

Virus Corona

Ketua PERSI Sebut Covid-19 Masih Bertahan Hidup di Jenazah hingga 72 Jam: Ada Potensi Penularan

Ketua PERSI Kuntjoro Adi Purjanto mengatakan jenazah pasien Virus Corona masih berpotensi menularkan virus hingga 72 jam.

Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
Capture YouTube Kompas TV
Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Kuntjoro Adi Purjanto. 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Kuntjoro Adi Purjanto turut memberikan tanggapan soal maraknya peristiwa pengambilan paksa jenazah yang diduga terinfeksi Virus Corona (Covid-19).

Seperti diketahui, beberapa peristiwa pengambilan paksa jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) atau pasien positif terjadi di sejumlah daerah.

Tidak hanya itu, terdapat beberapa peristiwa keluarga yang menolak jenazah dimakamkan dengan protap penanganan Covid-19.

Pasien Sembuh Covid-19 Diarak Keliling Kampung, Ditandu bak Raja hingga Gunting Pita

Kuntjoro mengatakan pemakaman pasien yang diduga Covid-19 memang diperlakukan berbeda, dan harus berdasarkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Menurutnya, jenazah pasien yang positif Covid-19 masih berpotensi menularkan virus ke orang lain.

"Memang protokolnya (pemakaman) seperti itu, kita mengikuti protokol yang ditentukan oleh pemerintah, oleh satgas, yang merujuk protokol-protokol di declare-kan oleh WHO."

"Karena ada potensi-potensi (penularan) di situ," jelas Kuntjoro.

Kuntjoro menjelaskan Virus Corona dalam jenazah pasien yang positif masih dapat bertahan hingga 3 hari atau 72 jam.

"Jadi kalau lebih jelasnya begini, pasien meninggal itu yang kita anggap Covid-19," ungkapnya.

"Itu sel-selnya yang masih hidup itu, yang di dalam itu, belum ada kematian biologis di jenazah itu masih berpotensi, masih mengeluarkan cairan, mengeluarkan segala sesuatu, itu yang harus ditangani dengan baik."

"Dan paling tidak sekitar 48 sampai 72 jam setelah meninggal itu, Covid-19 itu masih hidup di tubuh itu," imbuh dia.

Dimakamkan Ratusan Pengemudi Ojol Tanpa Protokol Kesehatan, Jenazah Ternyata Pasien Positif Covid-19

Kuntjoro juga menyoroti keluarga yang mengambil paksa jenazah pasien yang diduga positif Covid-19.

"Memang semenjak pasien itu masuk, sudah dilakukan suatu penjelasan komunikasi dengan pasien tersebut, dengan keluarga tersebut, alurnya beda, zoningnya beda, akan diperlakukan berbeda dengan pasien seperti biasanya," kata Kuntjoro.

"Termasuk ketika pasien tersebut masih diduga Covid, masih dalam proses. Biasanya kita berkomunikasi tidak mudah," sambung dia.

Lihat videonya mulai menit 4.00:

Maraknya Aksi Pengambilan Paksa Jenazah Corona

Dikutip dari Tribunnews.com, dalam beberapa hari terakhir, pengambilan paksa jenazah terindikasi Virus Corona ramai terjadi.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, sudah ada 7 kejadian pengambilan paksa jenazah Covid-19 di rumah sakit.

Beberapa rumah sakit yang menjadi tempat pengambilan paksa di antaranya RS Labuang Baji dan RS Stella Maris, Makassar.

Di RS Stella Maris misalnya, ratusan orang memaksa mengambil jenazah PDP Covid-19 dengan menggunakan tandu yang tertutup kain.

Bahkan, aparat gabungan dari TNI dan Polri yang sempat menghalau ratusan massa tersebut kewalahan.

Tak hanya di Makassar, di Rumah Sakit Mekar Sari, Bekasi Timur, puluhan orang pun memaksa membawa jenazah PDP Corona.

Dalam video yang beredar, puluhan warga memaksa petugas medis untuk membuka satu ruangan yang di dalamnya terdapat jenazah PDP Corona.

Marak Jenazah Covid-19 Diambil Paksa Keluarga, Imam Prasodjo Soroti Warga Tak Percaya Corona

Petugas medis pun terpaksa membukakan pintu lantaran kewalahan menghadapi puluhan warga.

Sementara itu, aksi ambil paksa jenazah positif Covid-19 juga terjadi di Surabaya, Jawa Timur.

Diketahui, aksi tersebut dilakukan warga Pegirian, Kecamatan Semampir.

Dalam video yang beredar, keluarga tersebut nekat membawa pulang jenazah beserta ranjang pasien diduga milik rumah
sakit.

Bahkan, saat petugas dan aparat kepolisian datang untuk memakamkan jenazah sesuai protokol kesehatan, mereka mendapati warga telah membuka peti jenazah.

Kebanyakan warga pun mengakui, alasan mengambil paksa jenazah lantaran tidak setuju pasien tersebut dimakamkan sesuai protokol kesehatan di masa pandemi ini. (TribunWow.com)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Psikolog Jelaskan Faktor di Balik Maraknya Aksi Pengambilan Paksa Jenazah Corona: Ketidakpahaman

Sumber: Kompas TV
Tags:
Virus CoronaCovid-19Positif Virus Corona di Indonesia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved