Breaking News:

Virus Corona

Reaksi Anies saat Disebut Karni Ilyas Sebenarnya Ingin PSBB Diperpanjang: Ini Bukan Permukaan Air

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkap alasan memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
channel Youtube Indonesia Lawyers Club
Anies Baswedan (kanan) mengungkap alasan memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu disampaikan Anies Baswedan saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (9/6/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkap alasan memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Hal itu disampaikan Anies Baswedan saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (9/6/2020).

Namun, Pembawa Acara ILC, Karni Ilyas mengatakan dirinya sempat merasa bahwa Anies sebenarnya tidak ingin mengakhiri PSBB.

Cabut PSBB saat Covid-19 Masih Tinggi, Risma Ibaratkan Diri Karyawan Kena PHK: Makan untuk Sehari

"Pak Gubernur dari tanggal 4 PSBB sudah dicabut, Jakarta langsung hidup kembali, jalanan ramai, pasar ramai, dan restoran-restoran mulai berisi."

"Jadi kehidupan muncul kembali di Jakarta, tapi pencabutan itu sendiri saya lihat prosesnya tidak semulus itu, malah kesan saya, Pak Gubernur itu mau memperpanjang PSBB," tanya Karni Ilyas.

Lalu, Karni Ilyas juga menyinggung soal pembatalan konferensi pers Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Sampai-sampai acara konferensi pers tanggal 3 itu dua-duanya ditunda, baru besoknya Pak Gubernur mengumumkan bukan PSBB dicabut, tapi diubah masa transisi sampai akhir Juni," lanjut Karni Ilyas.

Menanggapi itu, Anies menjelaskan bahwa pemilihan kebijakan PSBB transisi itu bukan sesuatu yang sederhana.

"Sebenarnya begini kita memantau pergerakan data terus menerus Bang Karni, dan ketika fase penentuan itu sebetulnya bukan di tanggal tiganya, tanggal empatnya."

"Sebenarnya perjalanan selama dua minggu kita sudah tahu trennya, ini kan bukan seperti permukaan air yang dari hari ke hari mengubah secara signifikan," ujar Anies.

Lalu ia mengungkit soal kurva penyebaran Virus Corona di Jakarta.

Menurut Anies, angka penyebaran Covid-19 di Jakarta sebenarnya sudah mulai landai pada pertengahan Mei.

"Jakarta sudah mengalami stabilisasi itu sejak pertengahan Mei kira-kira itu sudah stabil, tidak banyak berubah angka-angkanya," lanjutnya.

Di ILC, Anies Klarifikasi soal Rekor Lonjakan Corona di Jakarta: Bukan Seperti yang Dibayangkan

Ia mengatakan dalam pemilihan kebijakan PSBB itu didasarkan dari tiga aspek.

"Jadi kita itu memantau ada tiga parameter itu, satu adalah parameter epedemiologi, yang kedua adalah kesehatan publik, yang ketiga tentu fasilitas kesehatan."

"Tapi kalau fasilitas kesehatan itu relatif statis, tapi kalau yang dua epedemiologi dan kesehatan publik itu kita pantau terus," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga sering melakukan diskusi dengan Gugus Tugas Nasional terkait hal tersebut.

"Jadi sebenarnya lebih pada timing saja dan semua kita harus informasi kepada semua pihak terutama juga komunikasi dengan Gugus Tugas Nasional."

"Jadi kita bahas sama-sama kita sampaikan pada Gugus Tugas Nasional bahwa Jakarta berencana melakukan transisi," jelas dia.

Akhiri PSBB Surabaya Raya, Khofifah Sudah Peringatkan Tingginya Risiko Covid-19: Di Atas Jakarta

Anies mengatakan, jika PSBB tidak diperpanjang maka tujuannya untuk menghentikan penyebaran Virus Corona akan gagal.

"Dan sempat didiskusikan terminologi transisi sendiri sebelumnya tidak dikenal tapi kita melihat bahwa kalau kita sekedar menghentikan PSBB lalu longgar semua, sementara kita belum masuk fase yang ingin kita capai," imbuhnya.

Lihat videonya sejak menit awal:

Kabar Baik di Tengah Lonjakan Corona

Pemerintah Kota (Pemkot) DKI Jakarta baru saja memutuskan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pada Jumat (5/6/2020).

Namun, grafik data pertambahan kasus Virus Corona justru meningkat pada beberapa hari terakhir.

Meski demikian, Pakar Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Professor Ari Fahrial Syam mengungkapkan kabar baik di tengah PSBB transisi.

Jemaah melaksanakan Salat Jumat di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Jumat (5/6/2020). Masjid Agung Al Azhar kembali menggelar Salat Jumat setelah Jakarta memasuki masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memberikan jarak antar jemaah, memakai masker, dan pemeriksaan suhu tubuh.
Jemaah melaksanakan Salat Jumat di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Jumat (5/6/2020). Masjid Agung Al Azhar kembali menggelar Salat Jumat setelah Jakarta memasuki masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memberikan jarak antar jemaah, memakai masker, dan pemeriksaan suhu tubuh. (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

 Profil Dokter Reisa Broto Asmoro, Mantan Putri Indonesia yang Jadi Jubir Pemerintah untuk Covid-19

Hal itu diungkapkan Professor Ari Fahrial Syam di acara Kabar Petang tvOne pada Senin (7/6/2020).

Mulanya, Ari Fahrial Syam menjelaskan bahwa PSBB transisi baru saja dimulai.

Sehingga dampaknya baru bisa dilihat pada satu hingga dua minggu ke depan.

Meski demikian, Ari menduga tetap akan ada penularan baru karena ada pelonggaran.

"Ya jadi kalau kita bilang masa transisi kan baru mulai beberapa hari jadi kalau mau lihat dampaknya baru seminggu dua minggu lagi," ujar Ari.

"Jadi kalau sekarang okelah, sekarang bebas sih di tengah masyarakat kemungkinan terjadi proses penyebaran infeksi," tambahnya.

Walaupun begitu Ari mengungkapkan kabar yang baik bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit sudah menurun.

"Maka dia masuk ke dalam kita bisa bilang masa inkubasi maka baru bisa lihat nanti kasusnya satu sampai dua minggu ke depan, ini dampak transisi."

"Tapi musti kita lihat juga bahwa sebenarnya, saya bekerja di rumah sakit, saya lihat memang tren pasien rawat itu menurun sebenarnya," ungkapnya.

 Bawa Surat Bebas Covid-19, Dua Penumpang Pesawat Dinyatakan Positif Corona seusai Mendarat

Bahkan, jumlah pasien di rumah sakit darurat juga menurun.

"Seperti di Rumah Sakit Cipto, di Rumah Sakit Persahabatan, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet saya kira menurun, jumlahnya 500."

"Artinya apa bahwa pasien yang memang perlu dirawat menurun," ujarnya.

Terkait pernambahan kasus, Ari menduga karena DKI Jakarta meningkatkan pengujian di zona-zona merah.

"Jadi betul yang disampaikan memang strategi pemerintahan DKI ini cukup benarp-benar di daerah merah tadi bener-bener ditingkatkan survaillance nya."

"Saya tahu memang dilakukan pemeriksaan swab dilakukan rapid test, di situlah karena memang di situ sebagai fokusnya maka terdapat cases-cases baru," ujar Ari.

Lihat videonya mulai menit ke-4:55:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Anies BaswedanKarni IlyasPSBB
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved