Virus Corona
Rahasia Risma Buat 519 Pasien Corona Sembuh dalam 5 Hari, Walkot: Kita akan Tinggi Terus Kesembuhan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berupaya agar ratusan pasien Virus Corona bisa sembuh dalam lima hari.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Surabaya kini menjadi pusat penyebaran Virus Corona di Jawa Timur (Jatim).
Bahkan, episentrum Virus Corona di Indonesia sudah pindah ke Surabaya setelah sebelumnya DKI Jakarta.
Meski demikian, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berupaya agar ratusan pasien Virus Corona bisa sembuh dalam lima hari.

• Sempat Disebut Zona Hitam, Surabaya Kini Catat 519 Pasien Positif Covid-19 Sembuh Hanya dalam 5 Hari
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Sabtu (6/6/2020), Risma mengungkap faktor angka kesembuhan pasien Covid-19 meningkat.
Tercatat ada 519 pasien yang telah sembuh dari Virus Corona sejak 1-5 Juni 2020.
Pemerintah Kota Surabaya berhasil menyembuhkan ratusan pasien itu dengan metode testing (pengujian), tracing (penelusuran), dan therapy (perawatan).
Selain itu, keberhasilan ini juga didukung dengan peminjaman mobil swab test dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan Badan Intelejen Negara (BIN).
Risma menduga, kesembuhan terus meningkat seiring dengan alat pengujian yang lebih memadai.
Ia menjelaskan, sebelumnya swab test sering tertunda-tunda.
"Nanti kita akan tinggi terus kesembuhan, karena kemarin kan kita nahan enggak punya alat."
"Jadi warga yang mustinya harus swab test yang kedua itu tertunda karena kita enggak punya alat," jelas Risma.
• Ditanya Mengapa Kasus Corona di Surabaya Melonjak bahkan Tertinggi di Jatim, Risma Ungkap Alasannya
Ia berharap dengan swab test kesembuhan akan lebih cepat terjadi.
"Nah dengan alat ini percepatan itu bisa kelihatan bahwa mereka sebetulnya sudah sembuh," kata dia.
Meski demikian, ia mengaku bahwa pasien yang sembuh tetap harus melalui protokol.
Sehingga mereka benar-benar memiliki jaminan bebas dari Covid-19.
"Dan ini masih ada angka-angka yang dari hasil penelusuran kami mustinya mereka memang sudah sembuh."
"Tapi kami memang tetap harus tes, kami tidak bisa melepas mereka tanpa jaminan hasil pemeriksaan medis."
"Jadi harus melalui protokol itu," jelas Risma.
Dengan perpanjangan waktu pinjam mobil swab test, Risma mengatakan akan melakukan pengujian di seluruh wilayah Kota Surabaya.
• Sosok Suami Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Djoko Saptoadji yang Tak Suka Disorot
Lihat videonya sejak menit awal:
Pakar Akui Tak Kaget Episentrum Pindah ke Surabaya
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat, dokter Hermawan Saputra setuju bahwa pusat penyebaran Virus Corona di Indonesia sudah berpindah di Surabaya.
Hal itu diungkapkan dokter Hermawan Saputra di Apa Kabar Indonesia tv One pada Kamis (4/5/2020).
Dokter Hermawan bahkan mengatakan kecenderungan episentrum pindah sejak awal Mei.

• Jelaskan Arti PSBB Sebenarnya, Yurianto: Jangan Digiring Jadi Pembatasan Ekonomi Berskala Besar
"Sejak awal Mei kecenderungan kasus sudah melebar ke luar Pulau Jawa dan juga terutama di Jawa di luar Jabodetabek terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata dokter Hermawan.
Dokter Hermawan menduga, banyaknya kasus di Jawa Timur dipengaruhi oleh aktivitas pelonggaran penerbangan.
"Dan sekarang yang Jawa Timur luar biasa, ada sisi dari analisis para pakar Epedemiologi ada kaitannya dengan aktivitas penerbangan ya, begitu ada pelonggaran dari kebijakan penerbangan segala macam itu karena kalau kita lihat Ini kan penerbangannya antar kota-kota besar."
"Coba kita lihat Sulawesi Selatan, Makassar, Lombok, NTB, Bali, Jawa Timur, Sumatera Selatan Palembang, Sumatera Utara, Medan, Kalimantan Selatan di Banjarmasin," jelas dia.
Dokter Hermawan menduga banyaknya aktivitas penerbangan karena urusan bisnis di tengah pandemi ini.
"Ada beberapa kota yang memang itu destinasi bisnis, wisata itu tinggi, begitu moda transportasi dibuka ada faktor risiko lebih."
"Nah hal-hal inilah yang menyebabkan sedikit banyak tantangan dalam pengelolaan kota yang betul-betul berbasis kota karena lalu lintas bisnis," ucapnya.
Dokter Hermawan menduga banyak masyarakat melakukan aktivitas penerbangan bukan alasan keluarga saat pandemi.
Ada yang lebih penting dilakukan misalnya urusan bisnis.
• Surabaya Jadi Zona Merah Pekat, Khofifah Jelaskan Kronologi Satu Keluarga Bisa Reaktif Virus Corona
"Nah orang naik pesawat terbang ini walaupun kondisi normal menengah ke bawah bisa naik juga pesawat terbang, tapi sejujurnya segmennya kan menengah, segmen menengah ke atas, sehingga orang yang naik pesawat itu orang yang punya kepentingan bisnis."
"Seharusnya dalam situasi seperti ini kan enggak tidak mungkin orang-orang hanya kepentingan keluarga, sekedar jenguk keluarganya," ungkap dia.
Dokter Hermawan mengatakan, episentrum pindah ke Surabaya bukan suatu yang mengagetkan.
"Nah sekarang balik lagi Surabaya, prediksi kita sesuai yah dari awal juga jadi kalau kita lihat record komunikasi kita di TV one seperti yang disampaikan Pak Imam," ungkapnya.
Namun, ia menyarankan agar Kota Surabaya belajar dari Malang yang sudah mulai turun penyebarannya.
• Surabaya Jadi Zona Merah Pekat, Khofifah Sebut Ada Strain Arab Saudi, Amerika, hingga Eropa
"Memang ini bukan suatu yang mengagetkan tapi justru kita berharap dari lesson dari Malang Raya yang disampaikan oleh Ibu Gubernur tadi sebenarnya bisa kita terapkan secara komprehensif di Surabaya, integranted."
"Jadi antar pemerintahnya penguatan layanan, detection, kemudian tracing, kemudian treatment, isolasinya," imbau dokter Hermawan.
Lihat videonya mulai menit ke-3:00:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)