Virus Corona
GBK Ramai Dikunjungi saat PSBB Masa Transisi, Pandu Riono: Presiden Jokowi saja Olahraga
Pakar Epidemiologi UI Pandu Riono memaklumi banyaknya orang yang semangat berolah raga di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono memaklumi banyaknya orang yang semangat berolahraga di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
Ia menyinggung bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga ikut berolahraga di stadion tersebut.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam masa transisi.

• Blak-blakan Sampaikan Pernyataan Keras soal PSBB Transisi, Wagub DKI: Ini Masa Sangat Berbahaya
Beberapa sektor industri dan tempat umum sudah mulai dibuka kembali, termasuk GBK.
Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono menilai wajar saja jika banyak orang kembali bersemangat untuk olah raga di GBK.
Sebelumnya kegiatan di ruang publik memang dibatasi untuk mencegah penularan Virus Corona (Covid-19).
"Kalau kita antisipasi, masyarakat memang butuh exercise, olahraga," kata Pandu Riono, dalam tayangan iNews, Minggu (7/6/2020).
"Biasanya hari Minggu ada car free day dan mereka mencari tempat berolah raga," lanjutnya.
Ia menyinggung Jokowi pun sudah mulai tampak berolahraga dengan didampingi ajudannya.
"Pak Presiden saja berolahraga, tapi olahraganya hanya dengan dua temannya," komentar Pandu.
Dalam pembukaannya, pengelola GBK menerapkan protokol kesehatan khusus seperti wajib menggunakan masker.
Pandu Riono menyebutkan langkah tersebut perlu untuk mengantisipasi penularan virus.
"Tapi kalau di tempat publik seperti di GBK, sudah diantisipasi," paparnya.
• Soroti Euforia Masyarakat saat Pelonggaran PSBB, Pakar Epidemiologi: Kita Bermain dengan Risiko
"Dalam artian dibuat jarak, dibuat garis-garis untuk jalan atau lari. Biasa 'kan mereka keliling GBK lari," tambah Pandu.
Ia lalu mengomentari beberapa orang yang bandel membuka maskernya ketika sudah mulai berolah raga.
Menanggapi hal itu, Pandu menegaskan masker tetap perlu dipakai demi antisipasi.
"Sebaiknya tetap menggunakan masker. Kita 'kan bukan berkompetisi, jadi larinya bukan lari cepat tapi lari pelan," imbau Pandu.
"Harus tetap menggunakan masker dan menjaga jarak," tegasnya.
Ia menambahkan sebaiknya tidak perlu melakukan olahraga berat saat berada di GBK, bahkan sampai melakukan balap lari.
"Kalau balapan itu butuh oksigen yang cukup, sehingga masker itu mengganggu," jelas Pandu.
"Jadi sifat olahraganya adalah olahraga ringan, bukan olahraga berat kalau di tempat terbuka seperti itu," paparnya.
Ia mengakui protokol kesehatan yang diterapkan tempat publik seperti GBK belum tentu menjamin akan mencegah penyebaran virus.
Meskipun begitu, protokol tersebut dapat menurunkan risiko penularan.
"Sebenarnya bukan tidak ada jaminan 100 persen, tapi dengan menggunakan masker dan menjaga jarak kita menurunkan risiko penularan," kata Pandu.
"Jadi risiko tetap ada, tapi risikonya ringan," jelasnya.
• Jakarta Longgarkan PSBB, Pakar Epidemiologi Ungkap Situasi Belum Aman: Dalam Seminggu akan Meledak
Lihat videonya mulai menit 3:30
Riza Patria Ingatkan Masih Ada Bahaya
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menyebut masa transisi di Ibu Kota merupakan saat yang paling berbahaya.
Dilansir TribunWow.com, Riza Patria menegaskan akan memberikan sanksi pada siapapun yang melanggar aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Pasalnya, menurut dia peluang penularan Virus Corona begitu besar selama masa transisi.
• Tanggapi PSBB Transisi di DKI Jakarta, Sandiaga Uno Tak Setuju Pembukaan Mal: Usaha Kecil Menengah
Hal itu disampaikan melalui kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Minggu (7/6/2020).
"Jadi yang pertama, sebagaimana sering kami sampaikan di masa transisi bukan masa bebas ya," ujar Riza.
"Justru di masa transisi adalah masa yang lebih sulit, masa yang sangat dimungkinkan terjadinya penularan."
Lantas, Riza mengungkap istilah keras hingga menyebut masa transisi adalah saat paling bahaya.
Ia pun menyinggung tindakan warga yang justru keluar rumah selama masa transisi.

"Bahkan saya ada bahasa yang mungkin terlalu keras ya, saya bilang ini masa yang sangat berbahaya," ungkap Riza.
"Kenapa begitu? Karena kan kami melakukan pelonggaran, itu artinya potensi orang bertemu bertambah, jumlah orang keluar bertambah."
"Semuanya bertambah, itu artinya potensi penimbulan penyebarannya bertambah," sambungnya.
Karena itu, Riza menilai penting dilakukan sosialiasi untuk mengedukasi warga.
• Prediksi Puncak Corona pada Juni Ini, Hermawan Dukung Perpanjangan PSBB DKI: Pak Gubernur Bijak Ya
Ia pun mengimbau warga untuk tetap berada di dalam rumah.
"Untuk itu, apa yang harus dilakukan? Pertama, kita terus melakukan sosialisasi di berbagai kesempatan," jelas Riza.
"Kedua, kami minta tadi disampaikan apapun sebaik mungkin tempat yang paling baik adalah berada di rumah."
Meskipun begitu, Riza tak seutuhnya melarang warga untuk beraktivitas di luar rumah.
Asalkan, warga tetap menjalankan protokol kesehatan.
"Boleh keluar? Boleh, dengan protokol Covid yang ketat, masker, jaga jarak, cuci tangan, tidak di kerumunan dan lain sebagainya," tuturnya.
"Kemudian yang ketiga kami terus melakukan sosialisasi." (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Jayanti)