Virus Corona
Anggap Tren Positif, Pakar Epidemiologi Puji Penurunan Kasus Corona di DKI: Masa Paling Kritis
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono memuji terjadinya penurunan kasus Virus Corona di wilayah DKI Jakarta.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono memuji terjadinya penurunan kasus Virus Corona di wilayah DKI Jakarta.
Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono menyebut kondisi DKI Jakarta sudah membaik meski Virus Corona belum sepenuhnya dari Ibu Kota.
Karena itu, ia menganggap pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta menjadi masa kritis.
Lantas, apa maksud pernyataan Pandu Riono itu?

• Blak-blakan Sampaikan Pernyataan Keras soal PSBB Transisi, Wagub DKI: Ini Masa Sangat Berbahaya
• Tips Aman Naik Transportasi Umum dan Ojek Online saat PSBB Transisi di DKI Jakarta
Melalui kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Minggu (7/6/2020), Pandu Riono menyebut masyarakat harus tetap waspada.
Pasalnya, masih ada sejumlah wilayah yang dinyatakan sebagai zona merah Virus Corona.
"Kita itu tetap harus waspada, kita itu tingkat kewaspadaannya harusnya warnanya merah, masih merah," ucap Pandu.
"Jadi kita balik mindset-nya, kalau ada zona-zona, ada kasus baru merah itu kita balik."
Selama masa PSBB transisi, Pandu menyebut terdapat peningkatan besar kasus Virus Corona.
Berdasarkan data, Pandu menyatakan aktivitas penduduk di luar rumah menyebabkan peningkatan kasus Virus Corona.
"Kita harus menggunakan tingkat kewaspadaan, jadi yang merah itu masih merah," jelas Pandu.
"DKI juga masih merah, jadi menurut saya betul kata Pak Wakil Gubernur bahwa kasus hari ini adalah peristiwa dari perilaku yang tidak konsisten seminggu yang lalu."
"Memang kita melihat dari mempelajari data DKI kalau ada penurunan penduduk yang tidak tinggal di rumah itu terjadi peningkatan kasusnya seminggu kemudian," sambungnya.
• Khawatir soal PHK, Risma Ingin PSBB Tak Diperpanjang: Mudah-mudahan Diterima Bu Gubernur
Karena itu, Pandu lantas mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati di masa PSB transisi.
"Ini menurut kita harus hati-hati, waspada harus meningkat," ujar Pandu.
Lebih lanjut, Pandu pun memuji penurunan kasus Virus Corona di wilayah DKI Jakarta.
Meskipun Virus Corona belum sepenuhnya hilang dari Ibu Kota, Pandu menilai penurunan kasus itu memberikan angin segar bagi seluruh masyarakat.
"Memang tren DKI bagus sekali, sudah menurun kasusnya," ungkapnya.
"Walaupun belum sampai titik terendah tapi sudah ada penurunan. Dan pelonggaran ini adalah masa uji coba, transisi, dan hanya diperbolehkan kegiatan-kegiatan yang rendah risiko."
Karena itu, Pandu lantas menyebut PSBB transisi sebagai masa paling kritis.
Ia menyebut pemerintah perlu meningkatkan kedisiplinan masyarakat agar kasus Virus Corona tak melonjak.
"Inipun juga begitu kita melakukan perubahan transisi, tingkat kemerahannya juga makin tinggi."
"Karena ini masa paling kritis, apakah kita akan melanjutkan transisi ini atau kita hentikan."
"Karena ada ketidakpatuhan dari masyarakat, itu yang harus kita pegang sekarang," tukasnya.
Simak video berikut ini menit ke-11.20:
Tanggapan Sandiaga Uno soal PSBB Transisi DKI
Di sisi lain, sebelumnya Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno memberikan tanggapan terkait penerapan PSBB masa transisi di Ibu Kota.
Dilansir TribunWow.com, Sandiaga Uno mengatakan harus benar-benar waspada dalam masa transisi tersebut.
Sandiaga Uno percaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pemerintah pusat sudah mempunyai pertimbangan yang matang.
Hal ini disampaikan Sandiaga Uno dalam acara Hot Indonesia yang tayang di kanal Youtube Talk Show tvOne, Sabtu (6/6/2020).
• Mahfud MD Akui Penerapan New Normal Timbulkan Kontroversi: Tapi Kalau Menunggu Tak Ada Habisnya
"Saya rasa kita harus lebih gunakan strategi yang tepat dalam hal ini, kapan dan bagaimana dari kehidupan keseharian bisa kembali normal," ujar Sandiaga.
Sedangkan untuk pembukaan kembali aktivitas masyarakat dan tempat-tempat umum tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan.
Menurutnya, pembukaan aktivitas masyarakat harus dilakukan dengan melihat dua pertimbangan penting.
Yakni mempunyai tingkat risiko kesehatan publik yang rendah dan tentunya memberikan dampak besar bagi perekonomian atau masyarakat.
"Pastinya bagian yang tingkat risiko kesehatan publik terendah yang memberikan dampak terbesar untuk perekonomian," jelasnya.
Menurut Sandiaga Uno aktivitas yang dimaksud adalah kegiatan yang melibatkan usaha mikro kecil menengah (UMKM), yakni pasar tradisional.
Dirinya mengaku kurang setuju jika yang dibuka adalah mal.
• Seluruh Mal di Jakarta Boleh Beroperasi saat PSBB Transisi Mulai 15 Juni Mendatang
"Yang artinya usaha kecil menengah, pasar tradisional dan bukan mal, tetapi pasar tradisional," kata Sandiaga Uno.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu menjelaskan bahwa lapangan pekerjaan di Indonesia sebagian besar adalah berasal dari UMKM.
Dan dari UMKM tersebutlah menjadi sumber ekonomi negara, yakni mencapai 60 persen.
"Karena SMI menciptakan 97 persen lapangan pekerjaan dan sumber ekonomi sebesar 60 persen," jelasnya.
Meski begitu, kunci utamanya adalah tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Karena penyebaran Virus Corona masih berlangsung dan kemungkinan untuk terpapar tetap ada.
"Selain itu juga kita harus memastikan, bahwa kita harus tetap displin sepanjang masa sulit," pungkasnya. (TribunWow.com)