Breaking News:

Kasus Korupsi

KPK Berhasil Tangkap Nurhadi, Refly Harun Ungkit Keraguan Para Pengamat: Bisa Menarik Napas

Pada awal Firli Bahuri menjabat sebagai Pimpinan KPK, banyak pihak yang meragukan kinerja KPK, ditambah terbentuknya Dewas KPK.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube Refly Harun
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun dalam kanal YouTube Refly Harun, Kamis (4/6/2020). Refly Harun mengungkit soal keraguan para pengamat yang menilai KPK akan melemah karena adanya Dewas. 

TRIBUNWOW.COM - Tertangkapnya Mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Nurhadi Abdurachman merupakan suatu prestasi tersendiri bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pakar hukum tata negara Refly Harun mengakui bahwa penangkapan tersebut setidaknya dapat menjawab keraguan para pengamat yang meragukan kinerja KPK dan dewan pengawas (Dewas) KPK.

Refly mengungkit kembali masa awal dibentuknya dewas dan diangkatnya Firli Bahuri sebagai Pimpinan KPK, banyak pihak yang meragukan apakah KPK masih bisa menunjukkan kinerja yang maksimal.

Mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi (tengah) memakai baju tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (2/6/2020). KPK menangkap Nurhadi dan menantunya, Rezky Herbiyono yang sudah buron selama empat bulan terkait kasus dugaan suap gratifikasi senilai Rp 46 miliar.
Mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi (tengah) memakai baju tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (2/6/2020). KPK menangkap Nurhadi dan menantunya, Rezky Herbiyono yang sudah buron selama empat bulan terkait kasus dugaan suap gratifikasi senilai Rp 46 miliar. (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Selama Nurhadi Jadi Buron KPK, Warga Akui Sering Lihat Mobil Mewah Keluar Masuk Tempat Persembunyian

Dikutip dari YouTube Refly Harun, Kamis (4/6/2020), awalnya ia sempat membahas sekilas soal penangkapan Nurhadi yang sempat buron selama empat bulan.

Ditangkap pada Senin (1/6/2020) malam, Nurhadi ternyata masih berada di Jakarta.

Refly mengatakan KPK kini bisa bernapas lega karena telah membuktikan hasil kerja nyata mereka dengan menangkap Nurhadi.

"Tertangkapnya Nurhadi paling tidak bisa membuat KPK bisa menarik napas," ujar Refly.

Mantan Komisaris Utama Pelindo I itu lalu memaparkan sekilas soal banyaknya suara yang meragukan kinerja KPK di masa-masa awal Firli Bahuri diangkat dan dewas terbentuk.

"Kenapa begitu? Sejak pergantian anggota atau Pimpinan KPK yang sekarang dipimpin oleh Firli Bahuri, masyarakat terutama mereka yang memerhatikan kinerja KPK agak skeptis," terangnya.

Refly menjelaskan kecurigaan tersebut dipicu lantaran adanya lembaga baru yang bertindak mengawasi gerak-gerik KPK yakni Dewas.

"Skeptisisme itu juga dikatikan dengan revisi Undang-undang KPK yang sudah menjadi undang-undang 19 tahun 2019," papar Refly.

"Dimana undang-undang itu menghadirkan lembaga baru yang bernama dewan pengawas untuk mengawasi gerak-gerik Pimpinan KPK."

Refly sendiri mengakui orang-orang yang tergabung di dalam dewas adalah mereka yang memiliki rekam jejak baik.

"Untungnya dewan pengawas yang ditunjuk adalah mereka-mereka yang mempunyai track record baik," ujarnya.

Seperti yang diketahui Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik 5 Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) pada Jumat (20/12/2019).

Tumpak Hatarongan Panggabean ditunjuk sebagai Ketua Dewas KPK merangkap Anggota Dewas KPK.

1. Artidjo Alkostar - Mantan Hakim Mahkamah Agung (Anggota Dewas KPK)

2. Albertina Ho - Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Kupang (Anggota Dewas KPK)

3. Syamsuddin Haris - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Anggota Dewas KPK)

4. Harjono- Mantan Hakim Mahkamah Konstitusi (Anggota Dewas KPK)

5. Tumpak Hatarongan Panggabean - Mantan Wakil Ketua KPK (2003-2007) (Ketua merangkap Anggota Dewas KPK)

Berkaca dari tertangkapnya Nurhadi, Refly menilai baik hubungan antara Dewas dengan Pimpinan KPK.

"Jadi sinergi antara dewan pengawas dan Pimpinan KPK ini kelihatannya lumayan," kata dia.

Refly lanjut menyinggung soal pendekatan Firli yang disebut lebih kepada preventif dibanding penindakan.

Namun dengan adanya penangkapan Nurhadi, Refly menilai hal tersebut dapat menjadi bukti bahwa KPK juga tetap tegas dalam melakukan penindakan.

"Tapi bagaimanapun sosok Firli Bahuri yang lebih mengutamakan pencegahan dalam proses presentasinya di DPR termasuk banyak dikritik," terang dia.

"Tidak terlalu kuat untuk melakukan penindakan."

"Tertangkapnya Nurhadi paling tidak untuk sementara membantah itu," sambung Refly.

Nurhadi Ditangkap KPK, Refly Harun Beberkan Aktivitas sang Eks Sekretaris MA: Buronan Luar Biasa

Haris Azhar Ragu KPK Mau Tangkap Nurhadi

Satu di antara beberapa tokoh yang meragukan kinerja KPK adalah Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Haris Azhar.

Ia menilai bahwa kasus Nurhadi bersinggungan dengan banyak kasus tokoh lain.

"Kalau menurut saya yang sejauh saya amati memang gampang ya kalau masyarakat mau merunut kroni KPK yang penyidiknya memeriksa Nurhadi itu banyak bersinggunggan sekali dengan banyak kasus." dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Senin (12/5/2020)

"Kasus itu kan ada hakim, ada pengacara, ada macam-macam," ujar Haris Azhar.

Sehingga, Haris menegaskan bahwa jika memang ingin menuntaskan banyak kasus di Indonesia maka akan lebih mudah menangkap Nurhadi terlebih dahulu.

Pasalnya, Nurhadi banyak membantu tokoh atau pejabat tertentu.

"Jadi memang Nurhadi ini saya selalu ke banyak orang, kalau mau beresin mafia peradilan di Indonesia, setengahnya itu dengan cara Nurhadi ini."

"Jadi memang dia itu banyak membantu pejabat atau petinggi-petinggi, atau memang konglomerat-konglomerat di negeri ini yang banyak itu," ujar dia.

Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Haris Azhar secara terang-terangan mengungkapkan bahwa banyak permasalahan di balik kasus menghilangnya Nurhadi.
Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Haris Azhar dalam acara AIMAN, Senin (12/5/2020). Ia secara terang-terangan mengungkapkan bahwa banyak permasalahan di balik kasus menghilangnya Nurhadi. (Youtube/KompasTV)

Soal Nurhadi dikabarkan bisa menukar uang hingga miliaran rupiah serta dijaga oleh pengawal dengan barang-barang mewah, Haris menilai itu mudah bagi buron KPK tersebut.

"Kalau cuma dia dikawal pakai motor, di Cimahi itu mah murah, tukar uang Rp 3 M itu receh itu."

"Nah jadi sebetulnya jejaknya banyak," katanya.

Pada kesempatan itu Haris memuji Koordinator Masyarakat Antikorupsi (MAKI), Boyamin Saiman yang telah melacak aktivitas Nurhadi.

"Dan saya cukup menikmati orang yang bisa mendeteksi seperti Bung Boyamin ini," pujinya.

Haris secara gamblang menyebut bahwa Nurhadi tidak kunjung tertangkap lantaran KPK memang sengaja tak menangkapnya.

"Persolannya adalah KPKnya yang tidak mau, mau memangung persepsi secara quantity bahwa tidak ada kasus korupsi."

"Ketiadaannya bukan karena kasus korupsi zero, karena memang engggak ditangani kasusnya, salah satunya Nurhadi yang enggak ditangkap," tegas Haris.

Sebut Novel Baswedan Pimpin Operasi Penangkapan Nurhadi, Bambang Widjojanto: Ini Baru Keren

Simak video berikut ini menit ke-7.50:

(TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)Refly HarunNurhadiKasus KorupsiFirli Bahuri
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved