Virus Corona
Akui Data Ribuan Anak PDP Corona, Muhadjir Effendy Sebut Sekolah Buka Belakangan di New Normal
Menko PMK Muhadjir Effendy tak bisa menjawab kapan kegiatan belajar mengajar di sekolah kembali berjalan seperti biasa.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Menteri yang pernah menempati posisi Mendikbud itu mengatakan walaupun tahun ajaran baru sudah ditentukan tapi sekolah memang belum ada kepastian kapan akan dibuka.
"Kalau tahun ajaran baru kelihatannya sudah ada kesepakatan baik Kemendikbud maupun Kementerian Agama bahwa pertengahan Juli sudah dibuka tahun ajaran baru," kata dia.
"Tetapi untuk sekolah belum ada kepastian kapan harus dibuka," ujarnya.
Muhadjir mengatakan memang ada rencana untuk membuka kembali sekolah yang berada di zona hijau.
Namun wacana itu juga masih diperhitungkan bagaimana pelaksanaannya nanti.
"Memang ada wacana untuk wilayah daerah hijau itu akan didahulukan tetapi harus juga dipertimbangkan siapa yang menjamin daerah itu betul-betul hijau," papar dia.
Menteri lulusan Universitas Airlangga itu menekankan kembali bahwa pemerintah akan patuh terhadap arahan presiden untuk menunda dibukanya kembali sekolah-sekolah.
"Karena itu kita pegangan kepada arahan presiden bahwa kita akan betul-betul mengutamakan keamanan siswa, keamanan santri, keamanan murid dari pada buru-buru untuk membuka sekolah atau madrasah atau pondok pesantren," kata Muhadjir.
• Ungkap Ada 2 Ribu Anak Positif Corona, Dokter Anak Puji Sekolah Ditunda Buka: Kalau Ingin New Normal
Lihat videonya mulai menit ke-1.20:
Dokter Anak: 14 Anak Meninggal dari Sekitar 500 Jiwa
Sebelumnya Dokter Spesialis Anak Yeni Rachmania juga telah memaparkan soal anjuran penundaan dibukanya sekolah yang dikeluarkan oleh IDAI.
Diketahui IDAI menyarankan agar sekolah baru dibuka pada bulan Desember 2020 mendatang.
Dikutip dari acara iNews Siang, Senin (1/6/2020), alasan penundaan dibukanya sekolah melihat tren kasus Covid-19 yang masih bertambah.
"Kenapa? Karena dari yang kita tahu angka kejadiannya masih meningkat, yang sakit Covid masih bertambah terus," terangnya.
Kemudian alasan selanjutnya adalah angka kematian anak karena Covid-19 di Indonesia disebut cukup tinggi.