Breaking News:

Virus Corona

UPDATE Virus Corona di Indonesia Kamis 4 Juni 2020: Bertambah 585, Jumlah Kasus Positif Capai 28.818

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto membeberkan perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia per Kamis (4/6/2020).

Dok. BNPB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah kembali mengumumkan perkembangan penanganan Corona (Covid-19) di Indonesia.

Menurut data yang dihimpun pemerintah, kasus positif Covid-19 di Indonesia kini totalnya berjumlah 28.818 kasus.

Jumlah tersebut meningkat 585 kasus per Kamis (4/6/2020) pukul 12.00 WIB.

Bukan Jakarta, Jokowi Minta Gugus Tugas Fokus pada 3 Provinsi dengan Angka Penyebaran Corona Tinggi

Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Kamis sore.

Sementara itu, Yuri menambahkan, dari total kasus positif tersebut, terdapat tambahan 23 pasien positif Corona yang meninggal dunia.

Total kasus kematian akibat Covid-19 kini telah mencapai 1.721 pasien.

Kabar baiknya, terdapat 486 pasien dinyatakan sembuh.

Sehingga, total pasien sembuh bertambah menjadi 8.892 orang.

Sebelumnya, total kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 28.233 per 3 Juni 2020.

Sementara itu, total terdapat 8.406 pasien yang dinyatakan sembuh dan 1.698 pasien meninggal dunia.

Bahas Corona, Gus Miftah: Tolong Ikut Pendapat Ahli, Jangan Ikut-ikutan Orang yang Ahli Berpendapat

Imbauan Pemerintah Menjelang New Normal

Sebelumnya, Yuri mengatakan, sebentar lagi sejumlah daerah akan mulai mengimplementasikan kebiasaan baru atau new normal.

Menurut Yuri, penerapan new normal tersebut ke depannya akan dilakukan oleh banyak daerah sejalan dengan aktifnya kembali aktivitas produktif masyarakat untuk mempertahankan kinerja keseluruhan.

Kendati demikian, Yuri menegaskan, hal itu bukanlah euforia yang kemudian diekspresikan masyarakat dengan merasa bebas melakukan apapun dan mengabaikan protokol kesehatan.

"Beberapa saat yang akan datang,banyak daerah secara bertahap akan mulai mengimplementasikan kebiasaan baru ini sejalan dengan mulai dijalankannya kembali aktivitas-aktivitas produktif dalam rangka mempertahankan kinerja keseluruhan kita."

"Oleh karena itu, ini bukan sebuah euforia yang kemudian diekspresikan dengan merasa bebas untuk melakukan apapun, bertindak apapun, bebas untuk siapapun dengan mengabaikan protokol kesehatan, mengabaikan kebiasaan-kebiasaan baru yang harus dibentuk," tegas Yuri dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB, Selasa (2/6/2020).

Yuri pun mengimbau pada setiap keluarga agar betul-betul melindungi seluruh keluarganya dari ancaman Covid-19.

Ia pun berpesan supaya masyarakat tidak berbondong-bondong memenuhi pusat perbelanjaan ketika sudah kembali dibuka.

Terlebih, Yuri menambahkan, apabila membawa orang-orang yang sangat rentan terserang Covid-19.

"Apabila kemudian ada beberapa pusat perbelanjaan yang mulai dibuka, bukan berarti kemudian kita memiliki kebebasan dengan membawa orang tua kita, membawa orang-orang yang memiliki komorbid, hipertensi, sakit ginjal, kencing manis, untuk kemudian berbondong-bondong ke pusat perbelanjaan," kata Yuri.

"Atau pun membawa anak-anak kita, balita kita ke tempat-tempat itu. Risiko ini akan menjadi semakin besar," sambungnya.

Oleh karena itu, Yuri menambahkan, kebiasaan baru yang mengedepankan protokol kesehatan harus mulai ditanamkan pada keluarga mulai saat ini.

Di Mata Najwa, Guru Besar UI Ungkit Kebiasaan Warga sebelum Corona: Kesombongan Harus Diturunkan

Adaptasi Kebiasaan Baru Mutlak Harus Dijalankan

Yuri juga menyampaikan bahwa adaptasi kebiasaan baru merupakan hal yang mutlak untuk dijalankan.

"Adaptasi kebiasaan baru ini mutlak harus kita jalankan," ujarnya.

Menurut Yuri, basis perubahan ini terletak pada edukasi terus-menerus di dalam keluarga.

Oleh karena itu, pemerintah pun berharap keluarga dapat mengambil peran dalam perubahan adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19 ini.

"Basis perubahan ini tentunya ada pada edukasi terus-menurus oleh keluarga."

"Oleh karena itu, kita sangat berharap peran keluarga dalam perubahan adaptasi kebiasaan baru ini menjadi sesuatu yang harus dilaksanakan bersama-sama," kata Yuri.

Yuri juga mengingatkan, anak-anak dalam keluarga kita rentan dengan penyakit ini.

Meskipun anak selalu berada di rumah, Yuri menambahkan, anak tersebut bisa berisiko tertular dari orang-orang dewasa di sekitarnya yang banyak berkegiatan di luar rumah.

"Kita tahu anak-anak kita termasuk rentan dengan penyakit ini."

"Mungkin dia seharian di rumah tapi orang tuanya atau saudara yang lain, dewasa yang aktif berada di luar, bisa saja tidak menyadari membawa penyakit ini ke rumah.

Yuri menyampaikan, sejumlah orang yang terinfeksi Virus Corona dengan gejala ringan ataupun tanpa gejala mungkin saja berada di sekitar kita.

Apabila orang-orang tersebut tidak melakukan karantina diri secara ketat maka bisa menjadi sumber penularan di tengah masyarakat.

Manakala adaptasi kebiasaan baru tidak dilakukan, Yuri mengatakan, akan besar kemungkinan menularkan ataupun tertular.

"Apabila kemudian bertemu dengan orang yang rentan, entah itu orang dewasa muda dengan imunitas bagus, orang tua dengan penyakit komorbid, atau mungkin dengan anak-anak atau balita, manakala tidak terlindungi dengan adaptasi kebiasaan baru tadi maka sangat besar kemungkinannya untuk menular atau tertular," ungkap Yuri.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BREAKING NEWS Update Corona Indonesia, 4 Juni: Bertambah 585 Pasien, Total 28.818 Kasus Positif

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Covid-19Virus CoronaAchmad Yurianto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved