Breaking News:

Virus Corona

Ungkap Ada 2 Ribu Anak Positif Corona, Dokter Anak Puji Sekolah Ditunda Buka: Kalau Ingin New Normal

Satgas Covid-19 IDAI dr Nastiti Kaswandani menyambut baik rencana ditundanya pembukaan sekolah secara fisik.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ILUSTRASI aturan baru di sekolah, di tengah wabah virus corona ---- Siswa sekolah dasar negeri 002 Ranai melakukan aktivitas belajar menggunakan masker di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia, Selasa (4/2/2020). Proses belajar mengajar kembali berlangsung setelah sebelumnya sempat akan diliburkan selama 14 hari terkait lokasi observasi WNI dari Wuhan, China yang berada di Natuna. 

"Saya kira, jangan terlalu terburu-buru yang paling penting," kata Kak Seto Mulyadi, dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Kamis (18/5/2020).

"Artinya koordinasi dengan semua pemangku kepentingan perlindungan anak," lanjutnya.

Menurut Seto, ada masalah kompleks yang harus dipikirkan dalam pembukaan kembali sekolah.

"Ini 'kan suatu bencana dan anak-anak tidak hanya dipikirkan masalah pendidikannya, tapi juga masalah kesehatannya dan keselamatan hidupnya," katanya.

Ia mendorong agar jangan hanya memerhatikan target tetapi tidak memperhitungkan kesehatan anak-anak.

"Jangan sampai hanya sekadar mengejar kurikulum, mengejar target, tapi kemudian banyak korban," jelas Seto.

Ketua LPAI Seto Mulyadi (Kak Seto) meminta tidak terburu-buru membuka sekolah dalam rangka new normal, dalam Kabar Petang, Kamis (28/5/2020).
Ketua LPAI Seto Mulyadi (Kak Seto) meminta tidak terburu-buru membuka sekolah dalam rangka new normal, dalam Kabar Petang, Kamis (28/5/2020). (Capture YouTube TvOne)

 Merespons Agus Pambagio soal New Normal, Ali Ngabalin: Presiden Mengatakan Harus Produktif dan Aman

Menurut Kak Seto, ada sejumlah koordinasi yang harus dilakukan untuk mempersiapkan anak-anak kembali ke sekolah setelah belajar di rumah selama dua bulan lebih.

Pasalnya pembukaan kembali sekolah bukan hanya berkaitan dengan pendidikan siswa, tetapi juga penyesuaian kembali psikologis anak.

"Koordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19, mungkin juga dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia, juga dengan Himpunan Psikologi Indonesia," jelasnya.

"Masalah yang dihadapi anak-anak bukan hanya masalah kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental psikologisnya," papar Seto Mulyadi.

Ia menyebutkan terdapat sejumlah masalah yang dihadapi anak-anak berdasarkan koordinasi dengan lembaga penyuluhan anak di berbagai provinsi.

"Misalnya, munculnya berbagai masalah psikologis, demotivasi, kecemasan, munculnya kekerasan, munculnya fobia pada anak," ungkap pemerhati anak tersebut.

"Ini berpengaruh pada konsentrasi siswa," lanjutnya.

Masalah-masalah tersebut harus menjadi pertimbangan utama sebelum membuka kembali sekolah.

Ia menyarankan sekolah memiliki fasilitas pendampingan psikologi anak.

"Sehingga tentu semua dilakukan dengan pertimbangan yang matang, mempertimbangkan aspek tadi," kata Seto Mulyadi.

"Selain juga sarana fisik, tetapi juga sarana psikolog juga," tambahnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Tags:
Virus CoronaIkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)Sekolah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved