Virus Corona
Surabaya Disebut Masuk Zona Hitam Kasus Virus Corona, Ketua Gugus Tugas Jatim: Engga Ada Itu
Ketua Gugus Kuratif Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyudi memberikan tanggapan terkait Surabaya disebut-sebut masuk status zona hitam.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Ketua Gugus Kuratif Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyudi memberikan tanggapan terkait Surabaya disebut-sebut masuk status zona hitam.
Dilansir TribunWow.com dalam acara Kabar Khusus tvOne, Rabu (3/6/2020), Joni Wahyuhadi mengatakan tidak ada yang namanya zona hitam untuk melabeli status suatu daerah.
Menurutnya, hanya tiga warna untuk menggambarkan kondisi daerah akibat Corona, yakni merah, kuning dan hijau.

• Dengar Jawaban dari Pakar Gugus Tugas, Pandu Riono Minta New Normal untuk Ditunda 2 Minggu
Sedangkan Surabaya sendiri dikatakan Joni Wahyudi masuk sebagai zona merah.
"Enggak ada zona hitam itu, jadikan warnanya ada tiga, merah, kuning dan hijau," ujar Joni Wahyudi.
"Jadi warnanya merah, karena di peta itu kan kecil sehingga mungkin padat begitu," jelasnya.
"Jadi tidak ada warna hitam, zona hitam itu tidak ada, yang ada ya zona merah sesuai dengan aturan yang ada," tegasnya.
Dirinya kemudian mengungkapkan jumlah kasus positif Corona di Surabaya pada Selasa (2/6/2020) mencapai 2.748 kasus.
Namun jumlah tersebut sudah bertambah menjadi 2.803 pada Rabu (3/6/2020) dilansir dari infocovid19.jatimprov.go.id.
"Jadi angka tepatnya tanggal 2 kemarin sore itu terkonfirmasi ada 2.748 yang positif," kata Joni Wahyudi.
Joni Wahyudi mengakui memang kasus Corona di Surabaya sangat tinggi.
• Mardani Minta Pemerintah Tak Jalan Sendiri soal New Normal, Singgung Ganjar hingga Anies Baswedan
Seperti yang diketahui, Surabaya menjadi episentrum penyebaran Virus Corona di Jawa Timur.
Lebih dari setengah kasus Corona di Jawa Timur berada di Kota Pahlawan.
Meski begitu, Joni Wahyudi percaya Pemerintah Kota Surabaya tentunya sudah berjuang maksimal untuk mengatasi penyebaran Virus Corona di wilahnya.
"Jadi ini memang cukup tinggi, tetapi saya kira pemerintah kota sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menangani ini dengan melakukan masif testing kemudian melakukan trasing isolasi dan lain-lain sesuai kaidah yang berjalan," pungkasnya.
Simak videonya:
130 Anak di Jawa Timur Positif Covid-19
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur mengungkapkan anak-anak yang positif terjangkit Virus Corona di wilayahnya mencapai jumlah hingga 130 orang.
Jumlah tersebut berdasarkan dari perhitungan kelompok anak yang berusia mulai dari 0 hingga 9 tahun.
Sementara itu, jumlah anak dibawah lima tahun yang juga teridentifikasi positif berjumlah sebanyak 50 orang.
Lonjakan kasus harian di wilayah tersebut hingga kini masih terus bertambah.
Namun, lonjakan kasus ini bukan berarti penularan di Jawa Timur masif terjadi.
Pasalnya, peningkatan kasus tersebut merupakan hasil upaya dari pemerintah provinsi yang terus menggelar uji tes secara massal.
Sehingga, makin banyak kasus yang terungkap secara faktual mendekati jumlah asli penderita yang terjangkit di lapangan.
• Minta Jangan Asal Tunjuk Wilayah untuk New Normal, Pandu Riono Tanyakan Bukti Assesment Kasus Corona
Dilansir KompasTV, Selasa (2/6/2020), Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi memaparkan rincian jumlah anak yang positif terinfeksi.
Hal ini disampaikannnya dalam sebuah konferensi pers di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, Joni mengungkapkan bahwa total keseluruhan anak dengan kasus positif di Jatim berjumlah 130 orang.
Besaran ini merupakan total dari kasus positif yang diderita anak dengan rentang usia dari 0 hingga 9 tahun di seluruh wilayah Jawa Timur.
Namun Joni mengungkapkan bahwa jumlah terbesar dari total kasus tersebut berada di wilayah Kota Surabaya.
"0 sampai 9 tahun itu jumlah yang sakit 130, itu terdiri dari laki-laki 71, perempuan 59," ungkap Joni.
Ia kemudian menyebutkan rincian banyaknya balita yang terjangkit virus dari total jumlah anak tersebut.
"Kemudian kalau kita kelompokkan pada umur balita maka yang sakit sebanyak laki-laki 22 yang perempuan 28," terangnya.
• Sebut New Normal Perjudian Besar, Pandu Riono Minta Pemerintah Jujur soal Data Corona di Zona Hijau
Joni mengatakan bahwa dari jumlah tersebut, terdapat seorang anak berumur 1,6 tahun yang meninggal dunia.
Diketahui, balita tersebut ternyata memiliki penyakit comorbid atau penyakit perantara saat terjangkit Covid-19.
"Diantaranya itu ada satu yang meninggal, umur 1,6 tahun, tapi itu kebetulan juga ada demam berdarahnya," tutur Joni.
Melalui analisis dari pihak gugus tugas, Joni menyebutkan adanya dua sumber penularan yang membuat anak-anak tersebut terinfeksi.
Sumber penularan terbanyak menurut catatan, berasal dari orangtua sang anak yang terlebih dahulu terjangkit.
Sedangkan sumber penularan lainnya adalah dari lingkungan sekitar seperti misalnya pengasuh sang anak.
"Ketularannya memang paling banyak dari orangtuanya. Tapi ada juga orangtuanya ternyata negatif. Artinya dari pengasuhnya," kata Joni.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
(TribunWow/Elfan Nugroho/Noviana)