Breaking News:

Virus Corona

Sebut New Normal Didramatisasi, Rocky Gerung: Narasi Baru dari Istana untuk Menutupi Beberapa Soal

Pengamat Politik, Rocky Gerung memberikan tanggapan terkait ramainya penerapan New Normal di tengah pandemi Virus Corona.

YouTube Rocky Gerung Official
Pengamat Politik, Rocky Gerung bersama Hersubeno Arief dalam tayangan Youtube pribadinya Rocky Gerung Official, Senin (1/6/2020). Rocky Gerung memberikan tanggapan terkait ramainya penerapan New Normal di tengah pandemi Virus Corona dengan menyebut sebagai sikap dramatisasi. 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Rocky Gerung memberikan tanggapan terkait ramainya penerapan New Normal di tengah pandemi Virus Corona.

Pemerintah akan mengambil langkah New Normal untuk menyikapi penyebaran Corona yang disebut akan terus berlangsung sebelum vaksinya ditemukan.

Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung menilai wacana New Normal yang akan diambil oleh pemerintah sebagai bentuk dramatisasi.

Hal ini disampaikan Rocky Gerung dalam tayangan Youtube pribadinya Rocky Gerung Official, Senin (1/6/2020).

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim sekaligus Direktur Marketing Pakuwon Group, Sutandi Purnomosidi menunjukkan stiker one way yang tertempel di lantai Tunjungan Plaza, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/5/2020). Tunjungan Plaza menerapkan aturan one way system untuk menghindari pengunjung saling berpapasan satu sama lain dan berharap aturan ini bisa memperkecil angka penularan Covid-19 khususnya di pusat perbelanjaan. Hal tersebut dilakukan jelang pemberlakuan new normal di Kota Surabaya.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim sekaligus Direktur Marketing Pakuwon Group, Sutandi Purnomosidi menunjukkan stiker one way yang tertempel di lantai Tunjungan Plaza, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/5/2020). Tunjungan Plaza menerapkan aturan one way system untuk menghindari pengunjung saling berpapasan satu sama lain dan berharap aturan ini bisa memperkecil angka penularan Covid-19 khususnya di pusat perbelanjaan. Hal tersebut dilakukan jelang pemberlakuan new normal di Kota Surabaya. (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Sebut Negara Bangkrut hingga Rencanakan New Normal, Refly Harun: Wujud Ketidakmampuan Atasi Corona

Menurut Rocky Gerung, frasa New Normal memang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang sebenarnya belum normal.

"Mestinya disebut aja udah normal lagi," sambungnya.

"Jadi istilah New Normal itu kan semacam pleonasme dari mereka yang ingin melihat sesuatu yang dramatis," ujar Rocky.

Rocky Gerung lantas menyebut bahwa New Normal merupakan sikap dramatisasi dari pemerintah dalam menyikapi kasus Corona.

Menurutnya, sikap dramatisasi tersebut bertujuan untuk menutupi beberapa hal yang berkaitan dengan kasus Corona.

Karena di Indonesia sendiri, jumlah maupun penambahan kasus Corona belum mengalami penurunan.

"Di kita itu bukan dramatis soal New Normal, tapi didramatisasi," kata Rocky Gerung.

"Karena didramatisasi orang menganggap New Normal ini adalah sekedar literasi baru, narasi baru dari istana untuk menutupi beberapa soal," sambungnya.

Nilai Wacana New Normal di Depok Mengkhawatirkan, IDI: Apa Memang Harus Dipaksakan?

Lebih lanjut, saking boomingnya New Normal, dikatakan Rocky Gerung sampai terdengar di kalangan pemulung.

Meskipun diakui sebenarnya pemulung tersebut tidak mengetahui apa itu New Normal.

"Karena begitu kata New Normal diucapkan, itu sampai pemulung bicara soal New Normal," ungkapnya.

"Saya bertemu beberapa hari lalu, lewat dan bilang 'Wah Pak Rocky New Normal', buset deh," imbuhnya.

"Saya bilang 'Salam New Normal', jadi semacam ledekan."

Rocky Gerung kemudian menyinggung soal pernyataan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu dengan mengatakan berdamai dengan virus.

Namun pada kenyataannya justru memberikan isyarat untuk waspada.

Terlebih mengingat adanya gelombang kedua dari beberapa negara.

"Dan itu buktinya akhirnya presiden New Normal isinya berdamai tapi presiden beri isyarat bahwa kita sekarang harus waspada lagi."

"Karena ada second wave di beberapa negara," pungkasnya.

Tinjau Masjid Istiqlal Jelang New Normal, Jokowi Sebut akan Dibuka Juli: Siapkan Protokol Kesehatan

Simak videonya mulai menit ke- 1.54

Pihak Istana Ungkap akan Hati-hati dalam Penerapan New Normal

Sebagian wilayah di Indonesia mulai menerapkan tatanan kehidupan baru atau New Normal.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Dany Amrul mengatakan bahwa pemerintah juga belajar dari negara lain dalam menerapkan New Normal.

Hal itu disampaikan Dany Amrul melalui Apa Kabar Indonesia tvOne pda Senin (1/6/2020).

Dany menjelaskan, pemerintah belajar soal penerapan New Normal dari negara-negara tetangga, seperti India hingga Korea Selatan.

"Seperti ke dalam sebuah keadaan New Normal yang terjadi di negara Korea Selatan, di India, kita belajar."

"Kita belajar dari pelonggaran-pelonggaran atau pembukaan-pembukaan sektor-sektor strategis yang ada di Korea Selatan umpamanya, yang ada di India," jelas Dany.

Pemerintah belajar dari Korea Selatan dan India terkiat bagaimana negara tersebut sebelumnya melakukan jaga jarak berskala besar maupun karantina wilayah hingga kemudian menerapkan New Normal.

"Yang telah menetapkan lockdown kemudian dibuka, di Korea juga seperti PSBB kemudian dibuka, kita belajar."

"Kita belajar apa yang sudah dilakukan negara lain lalu kita ambil di mana miss yang terjadi lalu kita belajar supaya tidak terjadi," jelasnya.

 Mal Masih Buka, Khofifah Sindir Kewenangan Pemkot Surabaya: Setahu Saya Memang Tidak Pernah Tutup

Dany mengatakan, pihaknya akan belajar soal pembukaan transportasi umum.

"Termasuk di dalam hal pembukaan transportasi publik yang dilakukan secara kehatian-hatian memperhatikan zoning keluar masuk dan jaga konsistensi," kata dia.

Menurutnya kesuksesan New Normal karena tiga hal.

Pertama adalah pengawasan yang ketat dan kedua adalah kesadaran manusia itu sendiri.

"Jadi dalam keadaan New Normal kuncinya dalam hal pemenangan di dalam New Normal ini adalah, satu, bagaimana ada konsistensi dari pelaksanaan protokol kesehatan dan sub-sub protokol yang ada."

"Kedua, disiplin diri dari manusianya karena ujung-ujungnya pada kesadaran diri."

"Kesadaran insan yang masuk di dalam ekosistem new normal tersebut," terang Dany.

Sementara yang ketiga, jelasnya, adalah komunikasi publik yang mudah dimengerti.

"Dan yang ketiga adalah komunikasi publik dengan narasa yang aplicable, yang mudah dimengerti, dan senantiasa digaungkan terus agar mengikuti konsistensi dari protokol kesehatan sebagai sistem dan juga alur-alur yang sudah ditetapkan," papar Dany.

(TribunWow/Elfan Nugroho/Mariah Gipty)

Tags:
Rocky GerungVirus CoronaNew NormalCovid-19Jokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved