Terkini Daerah
Gelombang Tinggi di Kawah Gunung Ijen yang Tewaskan 1 Orang Disebut Ahli sebagai Tsunami
Ahli menyebut gelombang setinggi 3 meter di kawah Gunung Ijen merupakan tsunami
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Gelombang setinggi tiga meter tercipta di kawah danau Gunung Ijen di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Jumat (29/5/2020).
Selain itu, kawah Ijen juga disebut mengeluarkan gas beracun serta tremor.
Akibatnya, seorang penambang belerang tewas di lokasi.
• Di Tengah Pandemi Virus Corona, Tim Ekspedisi Asal China Tetap Daki Gunung Everest untuk Ukur Tinggi
• Kata Ahli soal Fenomena Keluarnya Cacing di Solo, Mulai dari Transisi Musim hingga Aktivitas Gunung
Dikutip dari Kompas.com, Senin (1/6/2020), ahli tsunami Indonesia, Widjo Kongko memastikan fenomena itu adalah tsunami.
Dia menjelaskan, tsunami adalah gelombang dengan periode relatif panjang.
Tsunami dapat ditimbulkan oleh adanya gangguan di dasar laut, teluk, danau sehingga mengganggu kolom air di atasnya.
"Penyebabnya bisa karena gempa bumi, longsor, dan atau aktivitas gunung api. Fenomena yang terjadi di danau kawah Gunung Ijen, adalah salah satu contoh tsunami," jelas Widjo Kongko.
Fenomena yang terjadi di kawah Gunung Ijen disebut tsunami danau.
Hal ini berdasar pada kategori gelombang yang ditimbulkan.
Gelombang setinggi tiga meter yang terjadi bukan disebabkan oleh angin.
Selain itu, periode gelombang tiga meter itu pun terjadi cukup panjang yakni lebih dari satu menit.
"Ada gelombang atau osilasi air karena goncangan dan disebut dengan istilah lain yaitu 'Seiche'," ungkap Widjo.
• Kisah Siswa di Gunung Kidul Harus Naik Turun Gunung demi Belajar Online: Capek, Apalagi saat Puasa
• Pria Ditemukan Tewas Tergantung di Kaki Gunung Rinjani, Sempat Pamit Berolahraga pada Keluarganya
Gelombang atau osilasi air seperti yang terjadi pada Gunung Ijen terjadi saat danau atau kolam besar mengalami goncangan gempa bumi, tetapi bukan karena runtuhan atau deformasi di dasar danaunya.
Widjo mengingatkan, di Indonesia ada banyak danau yang terbentuk dari proses vulkanik dan tektonik seperti Gunung Ijen.
Di antaranya ada Danau Tondano, Segara Anakan, Kalimutu, Danau Toba, Danau Tolire, Danau Poso, Danau Singkarak, Danau Towuti, Danau Matano, dan sebagainya.
"Sebagian yang disebutkan itu (di atas) masih berproses secara alami dan berpotensi terjadinya tsunami danau," ungkap Widjo.
Menurut Widjo untuk menghindari bencana tsunami seperti di Danau Kawah Gunung Ijen tidak terulang, Pemerintah Daerah atau Badan Bencana Daerah (BPBD) perlu mengidentifikasi dan mengkaji potensi bahaya dan melakukan langkah mitigasi ke depan.
Kajian-kajian berupa sejarah proses geologi terbentuknya danau, aktivitas saat ini, sensor muka air laut dan sistem peringatan dini, dan kajian model (komputer-laboratorium) diperlukan untuk mengetahui tingkat ancaman dan susun tata ruang atau batas daerah bahaya.
"Setiap pemanfaatan Danau (wisata dan pembangunan lainnya), mesti memenuhi tata ruang berbasis kajian risiko bencana di atas," tegas Widjo. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ahli Pastikan Gelombang Setinggi 3 Meter di Gunung Ijen adalah Tsunami