Terkini Nasional
Dekan UGM Diteror, Refly Harun Beberkan Ancaman Buzzer: Lebih Sulit Jadi Pengamat ketimbang Pejabat
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyebut risiko yang dialami pengemat politik di era pemerintahan sekarang.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Karena itu, ia lantas menyinggung polemik batalnya seminar pemecatan presiden yang rencananya digelar mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurutnya, kini pihak UGM justru yang mendapat serangan dari para buzzer.
Terkait hal itu, Refly lantas mengimbau para pengamat politik untuk berhati-hati.
"Hari ini misalnya saya lihat mulai ada serangan terhadap dekan Fakultas Hukum UGM yang memberitakan siapa dia sebenarnya dengan bahasa provokatif."
"Saya kira semua yang hadir di sini, semua pembicara di sini begitu bersuara keras dengan pemerintahan sekarang akan sudah mulai juga, akan hati-hati juga," tukasnya.
Simak video berikut ini menit ke-20.35:
Anggap Keterlaluan Pembatalan Seminar
Di sisi lain, sebelumnya Refly Harun mengaku miris saat membahas soal batalnya seminar yang membahas pemecatan presiden di masa pandemi Virus Corona.
Sebelumnya, seminar mahasiswa Fakultas Hukum UGM dibatalkan karena sejumlah panitia dan narasumber mendapat ancaman pembunuhan.
Terkait hal itu, Refly Harun pun mengungkapkan keprihatinannya.
Melalui kanal YouTube Refly Harun, Senin (1/6/2020), ia menyebut tak ada yang janggal dari seminar yang rencananya digelar mahasiswa UGM itu.
• Seminar Pemakzulan Presiden Dibatalkan, Refly Harun Soroti Kebebasan Berpendapat: Ada Suasana Horor
Refly bahkan mengatakan tema yang diangkat hanya sebatas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan.
"Jadi tidak ada yang aneh sebenarnya, jadi para mahasiswa yang tergabung dalam Constitutional Law Society ini ingin menghubungkan ilmu pengetahuan yang terjadi di kampus dengan situasi pandemi," kata Refly.
"Dengan satu isu yaitu mengenai pemberhentian presiden."
Lantas, Refly mengatakan tak ada alasan yang bisa menghentikan aktivitas mahasiswa yang ingin mendiskusikan soal pemberhentian presiden itu.