Breaking News:

Terkini Nasional

Yunarto Wijaya Ngaku Sempat Ditawari Jabatan Stafsus hingga Komisaris BUMN: Tapi Gue Tolak

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengaku sempat menolak sejumlah tawaran jabatan di pemerintahan.

Capture Youtube KompasTV
Pengamat Charta Politika, Yunarto Wijaya dalam tayangan KompasTV, Kamis (23/1/12020). Yunarto Wijaya mengaku sempat menolak sejumlah tawaran jabatan di pemerintahan. 

TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengaku sempat menolak sejumlah tawaran jabatan di pemerintahan.

Sebelumnya, sejak Pilpres 2014 hingga 2019, Yunarto Wijaya dikenal sebagai pendukung presiden Joko Widodo (Jokowi), dan ia tak mempermasalahkan anggapan itu.

Dilansir TrinbunWow.com, Yunarto Wijaya lantas menyebut pernah ditawari jabatan sebagai staf khusus (stafsus) hingga komisaris di perusahaan BUMN.

Namun, hingga kini Yunarto Wijaya mengaku enggan menerima jabatan-jabatan tersebut.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya dalam kanal Robert Harianto, Jumat (8/5/2020). Yunarto Wijaya mengaku pernah mendapat ancaman pembunuhan sejak 2014 lalu.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya dalam kanal Robert Harianto, Jumat (8/5/2020). Yunarto Wijaya mengaku pernah menolak sejumlah tawaran jabatan. (YouTube Robert Harianto)

Akui sebagai Pemakai dan Ketergantungan Narkoba setelah Ditangkap, Dwi Sasono: Saya Ingin Sembuh

Yunarto Wijaya Akui Dapat Ancaman hingga Ditabrak Truk seusai Pilpres 2019: Ternyata Seserius Itu

Hal itu disampaikannya melalui kanal YouTube Robert Harianto, Jumat (8/5/2020).

"Ditawarin ada, sempat ada tawaran terkait dengan stafsus ada," ucap Yunarto.

"Dan memang gue nolak, 2014 pun sempat dibahas itu tapi gue nolak."

Menurut Yunarto, dia belum ingin duduk di jabatan pemerintahan.

Bukan karena tak siap, ia mengaku baru memulai karier di bidang politik.

Melanjutkan penjelasannya, Yunarto lantas menyinggung nama mantan Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Simple, karena gue merasa baru memulai karier ini, kenikmatan panggung ini. Kalau gue langsung masuk sistem gue punya tato permanen yang agak sulit untuk dilepasin," kata Yunarto.

"Its like Mas Andi Mallarangeng, Daniel Sparingga, dua orang yang dulu gue idolakan sebagai pengamat politik."

Lebih lanjut, ia menyinggung citranya yang dicap sebagai pendukung Jokowi.

Beri Nilai Kabinet Jokowi 6, Yunarto Wijaya Sindir soal Rangkap Jabatan: Terlalu Banyak Tanda Tanya

Meskipun tak ambil pusing soal julukan itu, Yunarto mengaku hingga kini belum tergiur jabatan di pemerintahan.

"Dan walaupun sekarang gue dicap c*b*ng, gue dicap c*b*ng karena gue berargumentasi, gue ikut proses dialog bukan ketika gue menikmati kekuasaan," jelas Yunarto.

"Bukan artinya gue alergi kekuasaan tapi im too young for that now (untuk saat ini saya masih terlalu muda -red)."

Lantas, Yunarto menyebut pernah mendapat tawaran jabatan komisaris BUMN.

Namun lagi-lagi tawaran jabatan itu ditolaknya.

Tawaran itu ditolaknya karena ia merasa belum memiliki kemampuan yang cukup untuk memimpin perusahaan BUMN.

"2024 jujur ya, gue merasa momen yang lebih tepat untuk masuk ke dalam kekuasaan, kalau mau ambil porsi akan berbeda dibanding sekedar menjadi pengamat," ucap Yunarto.

"Yang kedua kalau komisaris, sempat juga ada yang nawarin cuma mau ngapain."

Bahkan, menurut dia hingga kini tak ada perusahaan BUMN yang membutuhkan keahlian seperti yang dimilikinya.

"Loh itu dia mau ngapain, duit yang sorry ya lo bukan dalam posisi yang paling aktif," kata Yunarto.

"Kalau gue direkrut menjadi direksi karena keahlian gue dan gue dapat tantangan mungkin gue berpikir."

"Tapi gue sadar juga, BUMN bidang apa yang gue punya keahlian tertentu, mungkin bisa enggak ada atau hanya sedikit," tukasnya.

Kembali Ungkit Pilpres 2019, Yunarto Wijaya Singgung Nama Prabowo: Tapi Jujur, Jokowi Lebih Baik

Simak video berikut ini menit ke-12.10:

Ungkit Pilpres 2019

Pada kesempatan itu, sebelumnya Yunarto Wijaya blak-blakan mengungkit kembali soal Pilpres 2019 lalu.

Dilansir TribunWow.com, Yunarto Wijaya bahkan membandingkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Menurut dia, Jokowi lebih baik ketimbang Prabowo untuk menjadi seorang presiden.

Dosen UII Diteror, Hendri Satrio Curigai Pengalihan Isu: Lagi-lagi dari Periode Pertama Pak Jokowi

Pada kesempatan itu, mulanya Yunarto kembali menyinggung soal Pemilu 2019 lalu.

"Kalkulasinya sih satu, kalau bicara sekedar idealisme kan karena gue yakin orang itu lebih bagus," kata Yunarto.

"Gue harus akuin sama lah dengan istilah pemilu itu memilih bagaimana menyingkirkan yang terburuk dari kepemimpinan nasional atau kepemimpinan dalam daerah itu."

Lantas, ia pun menyinggung nama Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Selain Jokowi, ia juga menyebut Ahok adalah sosok terbaik sebagai seorang pemimpin.

"Dan kita enggak bicara Ahok orang yang terbaik, Jokowi orang yang terbaik," ujar Yunarto.

"Tapi jujur kalau lo bandingin Jokowi dengan Prabowo menurut gue Jokowi lebih baik."

Tak hanya itu, ia bahkan juga membandingkan Ahok dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

Wali Kota Risma Beri Sambutan di Perayaan Ulang Tahun Surabaya, Ungkap Pesan dan Harapan untuk Warga

Dari ketiga tokoh itu, Yunarto menilai Ahok lah yang terbaik.

"Ketika lo bicara Anies dengan Agus dengan Ahok, Ahok yang terbaik, as simple as that (sesederhana itu -red)," ucap Yunarto.

"Yang kedua, sebenarnya yang lebih gue lihat juga dalam skema yang lebih besar termasuk mengenai porsi gue sebagai minoritas."

Dalam memilih seorang pemimpin, Yunarto mengaku enggan mendukung sosok yang menjual sentimen ras demi mendapatkan suara publik.

"Simple dong, gue enggak mau misalnya gue bicara kepentingan ego gue sebagai minoritas," ucap dia.

"Ketika kemudian yang berkuasa adalah orang yang menang dengan cara pemilu menjual sentimen ras."

Yunarto melanjutkan, alasannya cukup rasional untuk memilih seorang pemimpin.

"Selain berbahaya buat negara, itu juga berbahaya buat gue dan kalangan-kalangan yang masih distigmakan minoritas, itu kalau bicara egonya ya."

"Menurut gue ini suatu yang sifatnya rasional ketika gue berani mengambil posisi yang cukup tegas di situ," tandasnya. (TribunWow.com)

Tags:
Yunarto WijayaJokowiPilpres 2019
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved