Virus Corona
Lihat Gaya Baru Ojol Bersiap Sambut Era New Normal, Pakai Partisi Penangkal Virus Corona
Bersiap beroperasi di era new normal, para pengemudi ojek online menerapkan cara untuk meningkatkan keamanan dari bahaya Covid-19 memakai sekat.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Bersiap menyongsong era new normal atau tatanan kelaziman baru, para pengemudi ojek online (ojol) telah bersiap kembali beroperasi mengangkut penumpang.
Berdasarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Ojol memang tidak diperbolehkan untuk mengangkut penumpang di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19).
Kini menanti selesainya masa PSBB di sejumlah wilayah, para pengemudi Ojol mulai kreatif memasang partisi atau pembatas antara pengemudi dan penumpang untuk meminimalisir potensi penyebaran Covid-19.

• Kesiapan Transportasi Umum Dipertanyakan Jelang Penerapan New Normal
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (31/5/2020), ide unik tersebut mulai diterapkan oleh para pengemudi Ojol yang tergabung dalam Gabungan Aksi Roda Dua Indonesia (Garda Indonesia).
Ketua Presidium Nasional Garda Indonesia Igun Wicaksono menjelaskan bahwa ide itu datang untuk menjaga keamanan baik pengemudi maupun pengendara Ojol.
"Intinya kita ingin sama-sama saling menjaga, jadi penumpang merasa nyaman dan pengendaranya juga demikian," kata Igun saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/5/2020).
Dikutip dari akun Instagram dramaojol.id, Kamis (28/5/2020), Nampak sebuah contoh partisi yang digunakan oleh pengemudi Ojol Grab seperti terbuat dari arkilik bening.
Alat penyekat tersebut cara penggunaannya mirip dengan tas ransel yang berada di punggung pengemudi.
Sedangkan contoh alat partisi lain nampak seperti terbentuk dari plastik berwarna hijau dengan sebuah kotak kecil yang diberi mika berwarna bening untuk melihat kepala pengemudi.
Sedangkan di bagian tengah terdapat sebuah tali yang ternyata dapat digunakan untuk berpegangan oleh penumpang.
Igun mengatakan alat tersebut dibuat dengan memerhatikan aspek fleksibilitas dan sengaja dibuat tidak permanen.
"Partisi atau sekat yang kami buat fleksibel dan tidak permanen, jadi bisa dilepas pasang oleh pengendara," terangnya.
Karena sifatnya inisiatif dari para pengemudi Ojol, belum ada harga pasti berapa rupiah partisi atau penyekat tersebut dihargai.
"Ini kan sifatnya kami inisiatif, tidak ada yang menyediakan baik pemerintah apalagi dari aplikator. Sekatnya dirancang dan bikin sendiri, jadi kalau rekan ojol ada yang mau tinggal pesan baru produksi," tandasnya.
• Blak-blakan Ungkap Kesalahan Pemerintah, Pakar Epidemiologi UI Kritik New Normal: Harusnya Ada Jubir
Partisi Menyulitkan Driver Ojol
Sedangkan di sisi lain, Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) memberikan pandangan berbeda terhadap penggunaan partisi pada Ojol.
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (30/5/2020), Sony menilai penggunaan partisi justru akan menyulitkan pengemudi Ojol.
“Menurut saya penggunaan partisi akan menambah tahanan angin, keseimbangan motor bisa lebih berat,” ujar Sony, kepada Kompas.com (30/5/2020).
Sony menjelaskan bahwa penggunaan masker beserta helm dan jaket dirasa sudah cukup untuk membatasi penyebaran Covid-19.
“Sebenarnya masker, helm dan jaket sudah membatasi penyebaran virus. Apalagi (partisi) tidak sampai ke area muka drivernya juga,” katanya.
“Bicara physical distancing itu benar, tapi kurang smart. Jadi dari sisi safety akan mengganggu walaupun dari sisi kesehatan terlihat baik,” sambung Sony.
• Persiapan New Normal, Anies Baswedan: Menjelang Masa Transisi yang Harus Dicek Fasilitas Kesehatan
4 Arahan Jokowi soal New Normal
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan 4 arahan soal pelaksanaan protokol tatanan new normal atau normal baru yang produktif dan aman Covid-19.
Hal disampaikan Jokowi dalam Rapat Terbatas (Ratas) melalui Video Teleconference mengenai Persiapan Pelaksanaan Protokol Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19, Rabu, (27/5/2020).
Pertama, Jokowi mengatakan pihaknya sudah memulai gelar pasukan, aparat dari TNI dan Polri yang telah diterjunkan ke lapangan, ke titik-titik keramaian di 4 provinsi serta 25 kabupaten dan kota pada Selasa (26/5/2020).
Hal itu dilakukan, kata Jokowi, dalam rangka persiapan pelaksanaan tatanan normal baru yang akan dilihat dari angka-angka dan fakta-fakta di lapangan.
“Dan apabila ini nanti efektif, kita akan gelar, kita perluas lagi, kita lebarkan lagi ke provinsi yang lain, ke kabupaten/kota yang lain,” kata Jokowi seperti dikutip TribunWow.com dari laman setkab.go.id.
Kedua, Jokowi meminta protokol beradaptasi dengan tatanan normal baru ini yang sudah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan ini disosialisasikan secara masif kepada masyarakat.
“Sehingga masyarakat tahu apa yang harus dikerjakan, baik mengenai jaga jarak, mengenai pakai masker, mengenai cuci tangan, mengenai dilarang berkerumun dalam jumlah yang banyak,” lanjut Jokowi.

• Pakar UI Anggap Keputusan Jokowi soal New Normal Bisa Berbahaya: Masyarakat Sakit Siapa yang Kerja?
Menurutnya, kalau sosialisasi ini betul-betul bisa dilakukan secara masif, maka kurva R0 dan Rt betul-betul bisa diturunkan.
“Dan ini sudah kita lihat di beberapa provinsi bisa kita kerjakan,” ujar Jokowi.
Ketiga, kata Jokowi, tatanan baru ini akan dicoba di beberapa provinsi, kabupaten, dan kota yang memiliki R0 yang sudah di bawah 1.
Tak hanya itu, tatanan normal juga akan dicoba pada sektor-sektor tertentu yang dilihat di lapangan bisa melakukan dan mengikuti tatanan normal baru yang ingin dikerjakan.
Keempat, Jokowi meminta ada pengecekan pada tingkat kesiapan setiap daerah dalam mengendalikan Virus Corona.
“Untuk daerah-daerah yang masih tinggi, yang kurvanya masih naik, saya kemarin juga sudah perintahkan kepada Gugus Tugas, kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk di Jawa Timur misalnya untuk kita tambah bantuan pasukan, aparat di sana agar bisa menekan kurvanya agar tidak naik lagi,” kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi meminta untuk memasifkan pengujian sampel, pelacakan yang agresif terhadap yang PDP (Pasien Dalam Pengawasan) maupun ODP (Orang Dalam Pengawasan) dan melakukan isolasi yang ketat.
“Ini kita lakukan pada provinsi-provinsi yang masih kurvanya masih naik,” pungkas Jokowi.
Simak videonya:
(TribunWow.com/Anung/Vintoko)
Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Siap Bawa Penumpang, Begini Partisi Ojol Saat New Normal" dan "Ada Wacana Ojol Pakai Sekat Partisi, Amankah buat Berkendara?"